Seperti di apartemen anakku di Funabashi Hoten dengan dimensi sekitar 3,5 meter x 8 meter saja, sudah termasuk toilet, dapur, lsundry dan penyimpanan. Jika di Funabashi Hoten harga sewanya sekitar 6 sampai 7 juta per-bulan ttidak termasuk listrik, air dan gas, di Tokyo atau semakin mendekati kota besar, apalag Tokyo sebagai ibukota Jepang, harga sewanya bisa sampai 20 atau 30 juta per-bulan!
Pengamatan ku ini sebagai arsitek, bahwa Jepang menganut 'keadilan yang sebenar2nya'. Bahwa dari semua pemukiman dan fasilitas perkotaan, punya dimensi dan kualitas ya sama ..... Dengan material bangunan yang setara, pun apartemen pemerintah atau swasta semua tanpa furniture, denan konsep 'tatami', khas jepang. Sehingga jika butuh ranjang biasa serta kursi dan meja, kita harus membelinya sendiri. Temasuk peralatannya. Jika mau full furnish, harga sewanya semakin mahal .....
Sebagai kota yang cukup besar, Funabashi pun dipenuhi gedung2 tinggi puluhan lantai. Kota ini memang bukan kota yang terlalu modern, juga bukan yang tradisional. Desain dan langgam bangunannya, khas Jepang. Modern minimalis. Dengn material yg fungsionalis. Warna2 netral standard tetapi di penuhi tulisan2 cacing berwarna warni. Inilah Jepang, hampir sama dengan Hongkong.
 Di sisi barat, dengan bangunan tinggi untuk perkantoran dan pertokoan, full dengan tulisan kanjinya
Â
Tetapi di kota manapun, baik kota kecil apalagi kota besar, fasilitas disabled sangat diperhatikan. Negara Jepang dan negara2 modern dan maju di dunia manapun, memang sudah sampai di titik "ramah disabilitas".
Â