By Christie Damayanti
Stasiun Kota Funabashi, di Chiba. Dengan lift walau hanya 1 lantai saja dan di exterior bangunan, membat kota ini benar2 nyaman bagi warga dan kaum disabilitas
***
Seperti kota Nishi Funabashi atau semua kota di Jepang, stasiun kereta Funabashi pun merupakan pusat keramaian. Dari artikelku sebelumnya, aku menulis tentang ini juga.
Stasiun kereta Fubabashi memang stasiun besar tapi bukan stasiun sebagai stasiun "penyebar" perlintasan kereta. Hanya ada 2 perlintasan kereta saja, yaitu JR East Sobu Main Line dan Tobu Urban Park Line. Tetapi warga bisa transfer ke Kensei Main Line.Dan kota Funabashi juga bukan kota transit.
Stasiun di Jepang merupakan stasiun yang komprehensif. Selalu saling berhubungan. Kereta, bus, taxi bahkan sepeda. Sehingga konsep komprehensif seperti ini lah yang membuat stasiun di Jepang menjadi pusat keramaian. Semua ada disana, dan karena orang2 datang dari arah stasiun, maka pusat bisnis dan perdagangan sepertinya juga berada di sekitar stasiun.
***
Ketika kita turun di kota ini dari kereta, ada 2 arah pintu keluar. Sebelah barat atau timur. Di sebelah barat merupakan daerah fasilitas perkotaan. Perkantoran, pertokoan. Atau hotel. Dan di sebelah timur adalah pemukiman Funabashi. Sebagian besar adalah apartemen, dan sebagian kecil merupakan perumahan warga lokal.
Yang aku mulai pahami tentang konsep perkotaan Tokyo khususnya, adalah hampir sama dengan konsep perkotaan di kota2 di dunia. Bahwa semakin ketengah kota, pemukimannya berupa apartemen dan pemukiman perumahan terpinggirkan ke kota2 pendukung di sekitarnya. Karena tanah di perkotaan sangat mahal,disbanding dengan tanah di kota2 pendukung (kota2 kecil). Apalagi ibukota.
Bedanya adalah baik pemukiman aoartemen di perkotaan sampai di kota2 kecil, termasuk apartemen anakku di Funabashi Hoten, konsep dimensinya sama! Luas ruangnya hampir sama. Sangat kecil! Terlalu kecil untukku, dan material bangunannya yang setara setara. Hampir sama!