By Christie Damayanti
Sekitar 200 orang yang mengikuti 'ngobrol santai' tentang Jakarta, ssetelah peluncuran Buku "The Series : Jakarta Puzzle"
"Sampai kapan, perbaikan kota Jakarta ini?"
Kujawab,
"Kita bicara tentang 'generasi yang hilang'. Karena pada kenyataannya, Indonesia khususnya Jakarta, sangat membutuhkan masyarakat yang terbuka untuk sadar bahwa Jakarta ini harus diperbaiki. Kalianlah generasi2 penerus yang bisa membantu perbaikan Jakarta, ya. Harus selesai.Bla bla bla."
***
Salah satu pertanyaan yang menarik dari seorang mahasiswa ini, yang terus berdengung di pikiranku, yaitu dia mempertanyakan tentang waktu. "Sampai kapan perbaikan kota Jakarta". Hmmmm ..... berarti dia sudah berpikir, bahwa Jakarta benar2 sudah amburadul dan harus diperbaiki. Tetapi, sampai kapan?
Ok. Jawabanku jelan yaitu bicara tentang sebuah generasi yang hilang. Ini yang ada di salah satu titik reformasi Jakarta dari sekian banyak titik reformasi yang aku tuliskan. Yaitu Reformasi Jakarta? Mulailah dengan "Reformasi Mental Warga"
 Dari depan mataku saja, minimal ada 1 generasi yang hilang di Indonesia. Ketika prtama kali aku diajak orang tuaku ke Bangkok Thailand, aku berpikir bahwa "lebih enak di Jakarta", karena Bangkok sangat semrawut, fully macet dan bertumpuk2. Jakarta masih sangat lebih baik dari pada Bangkok.Â
Tetapi tahun 2000an, ketika Bangkok sudah menyerupai Singapore dengan fasilitas2 perkotaannya bertumbuh sangat luar biasa! Dan Jakarta masih begini-bgini saja! Minimal, 1 generasi Indonesia yang hilang, ketika Jakarta bukannya melesat seperti Bangkok, bahkan konsep2 metropolitan Jakarta pun agak terhambat dengan warga kota yang masih saling menghujat, dibanding untuk memikirkan masalah2 perkotaan.