Standard manusia dewasa untuk naik turun jembatan dengagn tangga2 terjal setinggi foto diatas setiap hari, apakah harus demikian?
Dan berhubungagn dengan kaum disabilitas, BAGAIMANA MEREKA MAMPU UNTUK MEMAKAI FASILITAS TRANS JAKARTA dengan keadaan yang seperti ini?
Ada seorang teman disabilitas pemakai Trans Jakarta berkata,
"Mba Christie, ada koq ramp nya untuk naik turun jembatan penyeberangan".
Ok, tetapi dia pun berkata bahwa tidak semua stasiun Trans Jakarta memberikan aksesibilitas ke jembatannya tidak di semua stasiun. Lalu aku tanya,
"Bagaimana jika memang kamu harus ke stasiun itu?"
Jawabanya sederhana,
"Ya sudah. Aku tidak kesana dan aku harus mencari stasiun yang akses dengan ramp"
Hmmmmmm ...... kasihan mereka .....
***
"Rute aksesibel" inilah yang harus dicermati bagi pemerintah kota. Jika warga sehat dan kuat saja cukup sengsara, bagaimana kaum disabilitas yang juga mempunyai hak yang sama?