Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

'Nishi Funabashi', Kota Kecil Tempat Hatiku Berlabuh

10 Agustus 2017   11:02 Diperbarui: 11 Agustus 2017   21:25 1694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk baca novel berbahasa Inggris saja, aku sudah kepayahan, bagaimana Michlle mampu melakukannya? Apalagi berbahasa Jepang, dengan huruf2 Kanji dan Hiragana-Katakana nya!

Tetapi yang jelas, dia sudah tamat les Bahasa Inggris di LIA di taraf Advance, sementara teman2 se-les nya, adalah anak2 kuliah Bahasa dan Sastra Inggris atau pegawai2 yang dikursuskan oleh perusahaannya. Dan dia lulus terbaik, dari semuanya, tahun 2016 lalu!

Michelle memang pintar sekali, dan Tuhan Yesus memang sangat luar biasa!

Sampai pada akhirnya, dia minta dileskan Bahasa Jepang secara private di rumah, karena harus menghadapi ujian nasional N5 (seperti Toofle), untuk mulai merajut masa depannya di Jepang. Dan ketika dia sudah terbang, dan aku dipanggil sekolahnya untuk menerima tanda kelulusannya di SMAK Penabur 7, aku benar2 terbelalak dengan nilai2nya, dimana waktu ujian SMA dia sama sekali tidak belajar .....

Dengan rata2 kelulusannya 89  dari nilai yang diperebutkan 100, Rencana Tuhan untuk Michelle memang luaaaaarrrrr biasaaaaaa ......

***

Tanggal 25 April 2017, separuh hatiku tercerabut ketika aku melihat Michelle berjalan sendirian, membawa kopernya, masuk, dan akhirnya terbang ke Jepang, jam 23.15. Malam itu, tangis ku pecah. Aku memantau pesawatnya lewat Google, detik demi detik pesawatnya bergerak.

Hatiku sedih luar biasa karena aku hidup dengannya, sehari2. Dia tidur denganku 1 ranjang dan semuanya kita lakukan berdua. Sementara Dennis kakaknya, memang tinggal di apartemen/dormitory/asrama universitas nya.

Jadi, malam itu setelah Michelle terbang, hatiku sampai seakar2nya, seakan ikut terbang bersamanya ....

Esok paginya, setelah 7 jam perjalanannya ke Haneda, Michelle dijemput yang mengurusnya dan temannya dan diajari untuk hidup di apartemen serta kepengurusannya dengan dokumen2nya. Singat kata, Michelle tinggal di sebuah kota kecil, di Chiba, untuk hidup prihatin dengan apartemen kecilnya, dengan seorang teman perempuannya juga dari Jakarta.

Nishi Funabashi, itulah kota kecil itu. Dimana dengan lokasi ini, 20 menit naik kereta ke Tokyo (sekolahnya di distrik Ryogoku Tokyo, sebuah distrik yang terkenal dengan sumo dan tinju 'ala' Jepang nya), biaya sewa apartemennya tidak terlalu mahal, sekitar 32.000 Yen/bulan (anggap 1 Yen = Rp.120), dengan 2 orang (jadi total 64.000 Yen/bulan. Jika di Tokyo, apalagi dekat denan sekolahnya, dia berada di level 100.000 Yen/bulan, dengan kamar2 yang lebih sempit!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun