Kemudian, bagaimana mereka berinteraksi dengan teman2nya dilingkungagn atau ruangan tempat dia bekerja.
Bagaimana mereka mampu berinteraksi dengan atasan mereka karena terhambat dengan keterbatasan fisik mereka.
Setelah itu, barulah mereka masuk di dunia pekerjaan mereka, yang pastinya pun mungkin akan sedikit sulit untuk mereka, apalagi untuk pekerja (disabilitas atau non-disabilitas) jika mereka benar2 baru bekerja, atau fresh graduate …..
Belum lagi, adanya diskriminasi di lingkungan kecil pekerjaan nya. Orang2 yang melecehkan dan sirik kepada mereka. Dan itu sungguh sebuah masalah besar, jika pekerja disabilitas belum matang dalam menyikapi emosi sebagai manusia yang memang terbatas ……
Mungkin aku salah, tetapi menurutku, minimal ada 5 tahap bagi pekerja disabilitas dalam memulai hidupnya di dunia pekerjaan, di sebuah perusahaan yang notebene adalah sebuah lokasi yang sebagian besar adalah masyarakat pekerja pada umumnya ……
***
Seperti aku, 7,5 tahun lalu, ketika aku terserang stroke dan mendaatka diriku cacat, lumpuh ½ tubuh bagian kanan, dan 7 tahun llu aku mulai menapaki dunia pekerjaanku, aku pun menapakinya dengan langkah2 perlahan.
Sampai aku akhirnya mampu matang untuk mengerti bahwa dunia pekerjaan bagi aku, sebagai pekerja disabilitas, memang sangat ‘keras’. Karena tidak semua oang mengerti dan tidak semua orang mau menyambutku. Sebagian dari mereka justru memusuhiku dan sebagian lagi, pu semakin membenciku.
Sehingga dalam kurun waktu yang Tuhan berikan padaku, aku sudah berdamai dengan keadaanku. Bahwa realitas it uterus mencambukku untuk tetap tegar dan bergumul untuk mendapatkan hak2ku sebagai penyandang disabilitas …..
Dan ketika pekerja disabilitas mamp menapaki step-step dalam dunia pekerjaan itu, aku sangat yakin, pekerja disabilitas itu sudah matang untuk menyambut dunia mereka, masa depan mereka dan menuju mimpi2 mereka yang cerah.
Karena, kami pun mempunyai mimpi yang sama …..