Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Menjaga Indonesia" Cara Kaum Disabilitas

12 Mei 2017   11:10 Diperbarui: 12 Mei 2017   12:34 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

www.slbnkotagajah.sch.id

Awal mula aku menjadi seorang disabilitas, mungkin sudah banyak yang tahu. Ketika aku terserang stroke berat awal tahun 2010 di San Francisco, yang menyebabkan aku umpuh ½ tubuh sebelah kanan, dan aku hidup dengan tubuh sebelah kiri saja. Dan aku tidak mau mengulang2 cerita ini,karena bisa dibaca di artikel2ku tentang ini.

Tetapi yang aku mau tuliskan di artikel ini adalah tentang sebuah kenyataan tentang kaum disabilitas, yang berada di dunia ini pada umumnya, yang sepertinya sudah sebagian besar bisa menerima mereka. Tetapi bagaimana dengagn kaum disabilitas di Indonesia,khususnya di Jakarta?

Indonesia adalah sebuah negara yang cantik, kaya dan luar biasa! Aku mendapat berkat Tuhan yang luar biasa, ketika aku dilahirkan di Indonesia 48 tahun lalu, dan aku hidup di Indonesia selama 48 tahun minus 2 tahun untuk belajar di negaga asing. Dan aku sangat bersyukur untuk ini, serta aku sangat mencintai Indonesia.

“Menjaga Indonesia”, itu adalah perintah Tuhan lewat Firman NYA. Ketika aku dilhirkan di Indonesia, itu berarti Tuhan ingin aku menjadi wrga negara Indonesia dari keturunan Indonesia, dan yang jekas Tuhan mau aku “menjaga Indonesia”. Itu sangat aku yakini, seperti warga negara yang lain, diseluruh dunia. Itulah Rencana Tuhan.

Setiap warga negara, wajib untuk menjaga negara dan bangsannya masing2, lewat banyak hal. Dan Tuhan menginginkan sebuah profesionalitas, integritas, kesetiaan, kepedulian atau apapun yang kita miliki, dan komitmen sebagai pegangan kita bagi Indonesia!

Ketika kita dalam “menjaga Indonesia”, pastilah akan terjadi proses, dari kita kecil sampai sekarang ini. Dan dalam proses ini, pasti juga kita akan mengalami pro-kontra, dimana kita akan diuji untuk ‘apakah kita tetap setia mengjaga negara kita ini, ataukah kita mulai melenceng dan berbalik menyerang negara ini, lewat banyak hal?’. Kta diuji dan kita membutuhkan ketegasan diri kita pribadi untuk memilih …..

Ketika pemimpin2 kita sekarang ini, dengan ketegasan yang luar biasa, misalnya pemutusan hubungan mitra keuangan dengan JP Morgan Chase Bank, atau sewaktu kapal2 pencuri ikan di bom yang pastinya akan ‘merusak’ hubungan dengan negara pemilik kapal tersebut walau ini memang tentang pencurian ikan, itu merupakan ketegasan yang luar biasa! Indonesia akan menjadi sebuah negara yang tegar dan tegas, untuk kemandiian kita semua.

Dan pada kenyataannya, kita semua sebagai warna negara yang mencintai Indonesia, kuta bisa melakukan hal2 seperti ini, walau dalam lingkup yang lebih kecil. Apalagi aku, sebagai warga negara kaum disabled, apa yang aku bisa lakukan untuk negara dan bangsa Indoesia yang aku cintai ini?

Kaum disabled mempunyai arti penting dimata dunia, khususnya Indonesia.

Mengapa?

Karena kaum disabilitas pun merupakan warga negara Indonesia, dimana kita tetap mempunyai hak dan kewajiban sebagai warga negara. Kaum disabilitas, termasuk aku, pun punya profesionalitas, integritas, kesetiaan, kepedulian atau apapun yang kita miliki, dan komitmen.Bedanya adalah, kami kaum disabilitas mempunyai keterbatasan2 secara fisik maupun emosionil.

Tuhan menciptakan manusia adalah seseuai dengan Rencana NYA. Tuhan menciptakan manusia pasti mempunyai maksud2 tertentu. Masing2 manusia diciptakan seturut dengan Kuasa NYA dan sesuai dengan tujuannya masing2. Sehingga, ketika ita terlahir cacat atau kita menjadi cacat setelah anak atau dewasa karena suatu sebab, itu pn adalah Rencana Tuhan.

Itu adalah yang aku percaya! Bahwa ketika aku menjadi cacat dalam usiaku 39 tahun, dan aku masih hidup, berarti Tuhan masi mempunyai rencana untukku. Baik untuk aku pribadi, ataupun untuk lingkungan dan keluargaku. Dan itu yang harus kita imani, supaya kita semua, mempunyai penerimaan diri, dan mampu untuk “menjaga stabilitas” hidup kita …..

Bagaimana kita sebagai kaum minoritas, kaum disabilitas di dunia, khususnya di Indonesia mampu “menjaga” negara dan bangsa kita yang kita cintai ini?

Memang tidak mudah! Untuk bergerak secara fisik, ang cacat fisik pun, sangat berat, apalagi membela Indonesia! Juga kaum disabilitas emosionil yang berhubungagn dengan syaraf, tentu tidak mudah, karena untuk kehidpan sendiri pun mungkin tidak mengerti artinya. Misalnya, bagi kaum tuna grahita, down syndrome atau autisme.

Yang aku yakini,

Ketika kita sebagai kaum disabilitas, mampu mandiri dengan berusaha untuk tidak menyusahkan orang lain, itulah yang bisa kita lakukan untuk “menjaga Indonesia!”

Bisa dibayangkan, ketika kami, kaum disabilitas, bisa bergerak leluasa untuk berkarya serta menjalankan kewajiban kita di dunia ini dengan tanpa bantuan orang lain atau hanya sedikit saja bantuan2 itu ada, itu adalah karya anak bangsa, dan itu merupakan kemandirian yang luar biasa untuk sebuah kredibilitas bagi penjagaan bngsa dan negara, khususnya Indonesia …..

Lebay??

No!! TIDAK !!!

Menjaga Indonesia memang harus kita bersama2, saling mendukung. Bersatu dan saling menghormati.  Semua pasti setuju, bahwa kaum disabilitas adalah sama sebagai wrga negara dengagn hak dan kewajibannya. Tetapi kaum disabilitas memang berbeda. YA! Kami, termasuk aku, MEMANG BERBEDA!

Kami akan bisa melakukan karya2 kami bagi banmgsa dan negara kita, lewat banyak hal dengagn CARA YANG BERBEDA! Sehingga, dalam menuju cara kami berkarya yang berbeda ini, harus mempunyai fasilitas2 khusus untuk kami, YANG MEMANG BERBEDA!

Dan kita semualah, sebagai bangsa dan negara untuk menjaga stabilitas dan kredibilitas warga negaranya, harus saling mendukung, untuk memberikan akses serta fasilitas2 yang mumpuni, sehingga kaum disabilitas mampu mandiri,tanpa mengganggu orang lain.

Tetapi, itu jika akses dan fasilitas2 untuk kami sudah ada dan kami akan mampu berkarya dengan leluasa …… Karena, Tuhan memang menganugerahkan manusia sebagai makhluk social, sehingga kita semua memang harus saling membantu, menolong, dan terus bisa bersosialisasi, walau tanpa harus saling mengganggu …..

Kaum disabilitas, sekarang ini memang sebuah fenomena. Kepedulian dunia bagi kaum disabilitas, sekarang menyeruak keras. Termasuk tulisan2ku tentang disabilitas pun, ternyata mampu menarik minat untuk sebuah kepedulian.

Jika Tuhan masih memberikan kemampuan untukku, bisa berkarya bagi Indonesia, termasuk bisa melayani kaum disabilitas Indoensia, itu adalah KARYA TUHAN! Karena jika ada yang tahu kehidupanku hanya dalam ½ tubuh sebelah kiri saja, secara manusia, aku akan mengalami kesulitan besar sekali! Jangankan melayani sesame! Menolong diri sendir saja, aku panti tidak mampu! Jadi, ketika aku masih dimampukan untuk berkaya bagi sesame serta bagi indonesia, Karya Tuhan itulah yang selalu berada disisiku …..

Dan ketika aku bersama teman2 kaum disabilitas, berusaha untuk mejalankan kewajiban kita sebagai warga negara, walau di Indonesia masih sedikit akses dan fasilitas2 bagi kami, pun kami akan terus berkarya. Dan ami tetap tidak pernah putus asa! Karena kami, terutama aku, yakin dengan Kuasa Tuhan diatas segalanya!

“Menjaga Indonesia” akan menjadi tugasku, sebagai warga negara, lewat karya2 kami bagi negara dan bangsa kita, walau sesedikit apapun. Dan kau bersama kaum disabilitas Indonesia, akan terus menjaga bangsa dan negara kita, lewat banyak hal, termasuk mungkin kita tidak barada lagi di Indonesia …..

Berkat Tuhan selalu bagi kita semua, termasuk Indonesia ……

#PrayForIndonesia

#PrayForDisabled

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun