By Christie Damayanti
Aku yakin, tidak semua orang suka dengan binatang, walau pun binatang2 yang lucu, sekalipun. Termasuk binatang kucing. Bahkan, aku pernah meradang dalam amarah, ketika salah satu ‘friends’ ku di Facebook, memposting ‘kejahatannya’ menembak kepala anak kucing dan anak kucing itu mati dengagn darah berceceran, dan ‘friend’ ku itu tertawa terbahak2, berbahagia!
Amarahku memuncak dan kutuliskan kemarahanku lewat Kompasiana, dan ‘friend’ ku langsung aku delete dan block, setelah kunasehati dengan sedikit makian!
Lihat tulisanku :
Dia Menembak Seekor Kucing dengan Sekali Tembak, dan Dia Bangga sambil Tertawa.... Astaga!
Aku aku sendiri, denan kedua anak2ku, adalah penyayang binatang. Dulu, aku punya 16 ekor anjing (diantaranya anjing Collie, Siberian Husky, Pekingese, Peking Jepang dan beberapa ekor anjing local), 5 ekor kucing (semuanya local), belasan ekor kelinci, puluhan ekor tikus putih, pluhan ekor burung (diantaranya Cucak Rawa, Parket, Burung Puyuh, merpati dan beberapa ekor burung yang aku lupa namanya), 3 ekor kura2 (sampai sekarang masih ada dan bertambah besar), dan puluhan ikan emas di kolam taman (sekarang ada bertambah dengan akuarium besar).
Jelas kan, aku cinta binatang ……
Jadi, ketika di sebuah TV bercerita tentang café dengan belasan ekor kucing, aku langsung sangat tertarik untuk mengunjunginya, bersama anak2ku.
Jadilan, minggu lalu aku bersama Michelle mengunjungi café itu di Kemang. NamanyaThe Cat Cabin.
Jadilah aku dan Michelle kesana, dihari kerja karena menurut informasi kalau weekend, sangat penuh dan sampai waiting list. Masalahnya lagi, café tersebut hanya memuat 1 meja makan dan beberapa sofa, dengan luas ruangan sekitar 4 meter x 20 meter, selebar ruko dan berada di lantai 2. Pastilah, dalam 1 ruangan trsebut paling tidak hanya 2 keluarga untuk 1x kundungan 1 jam.