Tetapi justru para wisatawan lebih memilih trem yang benar2 untuk penduduk local, karena memang lebih natural, termasuk kami waktu itu. Berlarian mengejar trem, berdesak2an, dan berbaris melompat turun sambil mengejar trem berikutnya untuk menuju titik2 tertentu ….
***
Naik-turunnya di perbukitan kota San Francisco, merupakan ‘berkat’ tersendiri. Ketika kami berjalan menyusuri pedestrian yang nyaman kota San Francisco, dengagn kemiringan tajam, membuat kami ngos2an, bahkan bisa2 kami hanrus berhenti dahulu, sebelum bisa melanjutkan lagi perjalanan kami. Udara yang dingin di musim dingin itu (aku belum pernah di musim panas, mrngunjungi Amerika. Selalu di musim dingin), tetap membuat tubuh kami bersimbah keringat dan kakiku ….. astagaaaa ….. betisku semakin membesar! Hihihihihi ……
Ketika kami menaiki trem yang ‘lebih muda’, dan sepertinya masih ‘sehat’, kami tidak merasa ketakutan. Tetapi ketika kami mendapatkan trem yang tua dan sepertinya sudah lapuk, waduh …… aku sedikit deg2an, karena sudut kemiingan yang luar biasa, bisa2 tidak terjangkau trem ini untuk mendakinya!
Atau ketika justru turunan yang curam, hatiku berdesr keras ketika trem tua itu meluncur cepat, dan tiba2 mendadak mengerem dan remnya berdecit!
Tetapi, sampai sekarang aku belum pernah mendengar ada trem yang kecelakaan karena tuanya dan tidak bisa mngendalikannya ……
***
Trem khas San Francisco ini, mulai beroperasi di tahun 1880-an. Sekarang, dibandrul dengan harga US$10.00 untuk bisa kita naik trem ini ke sebuah titik. Dan walaupun trem ini sebenarnya merupakan kendaraan missal bagi penduduk kota, tetapi trem ini tetap dilengkapi oleh peta untuk para wisatawan, yang bisa diambil di dalam kendaraan ini.
Kendaraan ini memang tidak banyak, apalagi semakin kesini, kota San Francisco semakin sibuk sebagai kota metropolitan dunia, apalagi jia trem diperbanyak!