Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

'Kawah Meteorit' di Tengah Bebatuan Merah Rocky Mountain

23 Januari 2017   17:08 Diperbarui: 26 Januari 2017   09:26 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semakin lama, semakin dekat ……

Rocky Mountain, terlihat sangat cantik di musim dingin, terutama di negara bagian Colorado sampai Canada, tetapi semakin ke selatan sampai New Mexico, semakin terlihat kecil, sampai seperti gunung tau perbukitan, bebatuan dan berwarna merah.Dan perbukitan bebatuan bagian dari Rocky Mountain ini lah yang kami nikmati selama dalam perjalanan dari Dallas ke Los Angeles, sebagai perbukitan merah ……

Dokumentasi pribadi.
Dokumentasi pribadi.
Dokumentasi pribadi.
Dokumentasi pribadi.
Awal mulai mulai dengan Rocky Mountain, dengan perbukitan merah nya …..

Kecantikkan perbukitan merah ini lah yang aku selalu abadikan lewat kameraku dan aku share ke medsosku. Mulai dari awal mataku menangkapnya sewaktu masuk ke New Mexico, sampai ke Arizona yang akhirnya perbukitan merah ini semakin dekat, sampai mobil kami bisa ‘menyentuh’ nya, karena benar2 dekat dari jalan raya.

Dokumentasi pribadi.
Dokumentasi pribadi.
Semakin lama, semakin dekat ……
Semakin lama, semakin dekat ……
Pegunungan ‘batuan merah’ (bagia dari Rocky Mountain), yang di beberapa titik berlubang, yang ddimanfaatkan sebagai ‘ruang’untuk beberapa kegiatan …..
Pegunungan ‘batuan merah’ (bagia dari Rocky Mountain), yang di beberapa titik berlubang, yang ddimanfaatkan sebagai ‘ruang’untuk beberapa kegiatan …..

Beberapa titik di bebatuan merah ini, sepertinya ‘keropos’, dan akhirnya seperti batu apung, berlubang2. Mungkin di dalam lubang2 itu terdapat rumah hewan. Ular, misalnya. Atau serangga2 lokal……

Bebatuan merah tersebut semakin dekat dan terlihat sama sekali tidak mempunyai ‘tanah’ sebagai tempat tumbuhnya rerumputan. Memang, seperti yang aku tuliskan dari awal link perjalanan kami beberapa hari lalu, dari Dallas sampai Los Angeles, termasuk “Route 66” benar2 daerah tandus. Daerah padang pasir dengagn rermputan atau daerah rerumputan yang banyak terdapat pasir2 luas.

Di puncak bebatuan merah, terlihat ‘tepee’ (kemah Indian, rumah tradisional Indian). Entah benar2 ada Ibdian yang bermukim disana, atau hanya sekedar sebagai ‘monumen’ bahwa disinilah salah satu populasi Indian bermukim ……

Ketika ada sebuah tempat peristirahatan, dimana biasanya ada tempat ‘restroom’ (toilet) dan untuk sekedar berfoto2, kami pun berhenti. Sekalian untuk pipis, bebatuan merah itu semakin membuat aku berada dialam mimpi.

Mengapa?

Waktu kami ‘masuk’ ke pegunungan batu merah, adalah pagi hari. Langit biru dan matahari bersinar cerah. Warna merah itu sangat cerah dan selama mata memandang, benar2 membuat kita merasa di awang2 …. Di alam mimpi.

Lalu selama perjalanan dari pagi sampai sore, sinar matahari semakin memudar dan senja menerawang. Matahari senja mengubah warna merah cerah, menjadi sebagian merah gelap, membuat lebih dramatis …..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun