Pesawatku delay hampir 8 jam, aku bisa membayangkan, sudah puluhan pesawat yang ‘mengambil’ tempat didepan pesawatku! Jadi, sia2lah kami menggerutu tidak punya tiket. Hanya pasrah dan berserah saja, yang bisa kami lakukan …..
Aku menolak dengan tegas, ketika kami diminta untuk terbang ke Seattle sebelum ke Asia! Untung aku sempat googling dan melihat ‘forecast’. Bahwa semakin ke utara, adalah semakin badai mengamuk. Seattle adalah masih jauh sebelah utara San Francisco, bahkan akan semakin jauh juga menuju Tanah Air. Jadi, penolakanku kepada petugas bandara pun sangat dimengerti. Dan dia berusaha untuk mencari tiket yang lain menuju Singapore sebelum ke Jakarta …..
Setelah itu, ada kesempatan untuk tiket langsung ke Honk Kong. Aku bersorak. Senangnya jika langsung ke Hong Kong. Petugas itu berusaha mengebooked tiket untuk kami, ternyata … gagal lagi ….
Terus akhirnya setelah Seattle aku benar2 menolak dengagn keras ( katanya memang ke Seattle yang lowong dan setelah itu ada pesawat yang langsung ke Beijing terus ke Singapore sebelum sampai Jakarta). Aku menolaknya karena, jika kami ke Seattle lagi, berarti aku akan menempuh perjalanan dalam badai yang kedua, yang mungkin akan lebih dasyat lagi!
Akhirnya, setela lebih dari 2 jam kami menunggu, petugas itu menyerahkan 3 buah boarding pass yang akan membawa kami bertiga menuju Osaka, Jepang dengagn menumpang pesawat United Airline juga. Selanjutnya, dari Osaka kami akan diantar ke Singapore, dan akhirnya dengan menumpang Garuda indonesia kami bisa kembali ke Jakarta …..
Tetapi, kami pun harus siap menunggu sampai pesawat terbang, sekitar 8 jam! Jadi, dari mendarat kami sudah 14,5 jam, menunggu boarding pass 2,5 jam menjadi 17 jam, sebelum kami bertolak lagi. Setelah itu kami harus menunggu 8 jam lagi, dimana pesawat kami akan terbang sekitar jam 11 siang, jika tidak terlambt lagi …..
Jangan lupa, badai masih mengancam kami di San Francisco …..
Sekarang sudah jam 3.30 dini hari. Kami diberi voucher hotel dan makanan. Semua gratis. Tetapi hotel transit kami berada di luar bandara. Tida jauh, memang, Hanya sekitar 5 miles, tetapi itu jam 3.30 dini hari, huan lebat serta dingin sekali. Kutanyakan, suhu sekitar 20F, berarti belasan strip dibawah nol Celcius! Astaga! Beku, kami jika kami harus naik shuttle bus kesana, dan tidak mudah untuk kami yang berkursi roda dengan membawa 3 koper cabin!
Alhasil, aku putuskan untuk bermalam saja di bandara. Dengan kesadaran bahwa ini lebih baik daripada harus berhujan2 dan berdingin2, walau mamaku pasti sudah sangat kelelahan ….
Catatan :
Ketika aku masih muda, sebelum terserang stroke, aku sering tugas keluar negeri sendirian. Jika aku benar2 sendirian, aku lebih memilih tinggal di bandara jika transit, ketimbang harus tinggal di hotel sendirian.