Doaku tidak berhenti. Yang terbaik untukku. Aku pun meminta supaya aku bisa tertidur pulas. Jika aku tertidur, dan jika pesawat kami jatuh, aku dan mamaku serta anakku akan bersama tertidur dengan nyaman, sampai ke Rumah Bapa ….. itu doaku ….. Tidak harus  melihat kengerian2 yang (akan) berada disekelilingku, ketika aku terlempar keluar dari pesawat …..
Sampai pada akhirnya, tiba2 hempasan2 itu berhenti! Pesawat kami tenang kembali. Mungkin sudah capai. Badaipun sudah capai …..
Sekitar 2 jam kami terhempas badai. Dengan suara2 mesin pesawat yang menggerung2, serta pengumuman2 yang tidak henti2, dan suara2 penumpang yang gelisah, juga tangisan2 anak2 yang ketakutan. ‘Aura kematian’ sangat terasa di atas sana …..
Pesawat mulai menukik turun, sepertinya mulai meninggalkan pusaran2 angin dan hujan lebat. Tetapi angin yang berada pada kisi2 badai pun tetap membuat pesawat terhempas2 lagi, walau tidak sebesar sebelumnya. Dan pesawat kami semakin ,enuruni langit, menuju bumi …..
Kedinginan, ketakutan serta kegelisahan yang awalnya melandaku, semakin tidak berarti apa2, ketika justru aku berada di bawah hempasan2 pesawat. Gonjang ganjing serta anjloknya berkali2 pesawat itu, justru membuat aku semakin percaya, bahwa KUASA TUHAN lah YANG AKAN TERJADI!
Jika KUASA TUHAN TERJADI, SIAPA YANG DAPAT MELAWAN???
Dan itu membuat aku semakin tegar, walau ‘aura kematian’ itu masih berlanjut. Karena pesawat pun tidak bisa atau belum bisa mendarat. Traffic penerbangan memang menjadi sangat kacau. Berkali2 pesawatku harus berptar lagi, karena angin dan hujan yang masih kencang, dan tidak bisa mendarat karena beberapa pesawat di depan kami harus lebih dahulu mendarat.
Sehingga, ‘badai’ itu belum berlalu. Karena terus menerus berputar2 lagi sebelum mendarat, pesawat tetap merasakan  sedikit hempasan2 lagi. Aku hanya takut bahan bakar pesawat habis karena berputar2, yang pastinya semakin habis.
Badai memang ‘jahat’. Memporak-porandakan semuanya. Secara fisik, jelas terlihat. Pohon2 tumbang. Mobil2 terhempas bahkan rumah2pun ikut terlempar. Banjir melanda karena sungai bergolak, bahkan air lautpun menghempat mobil2 disepanjang Golden Gate. Jembatan tersohor di dunia itu memang sering dilanda badai.
Pantai2 San Francisco, mengikis derita. Itu secara fisik. Secara psikis, pasti meninggalkan kesedihan bahkan ‘kemarahan’. Mereka kehilangan tempat tinggal, mobil atau harta bendanya. Keterpurukkan akibat badai, sering membuat negara2 yang sering dilanda badai, mempunyai kelompok2 pendukungan, membantu mengatasi pemulihan psikis.
Belum lgi trauma2 yang pasti akan terus dirasakan ….