Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika "Menerjang Badai" (Bagian 3) : Pesawat Terus Terhempas dalam Badai!

18 Januari 2017   15:21 Diperbarui: 18 Januari 2017   17:23 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika penumpang yang tertidur karena kecapean, seperti mamaku dan anakku sih, mereka nyaman2 saja dan tidak tahu betapa suasana semakin genting. Pesawat mulai bergoyang, naik turus sampai, sungguh, aku sudah pasrah jika pesawat itu jatih terhempas badai …..

Ya ….. sepertinya pesawat sudah masuk ke dalam pusaran angin kencang dan hujan lebat! Pesawat sudah berada di perut badai! Mungkin bukan perutnya. Mungkin baru ‘menuju perut’nya. Karena kupikir, pesawat akan berusaha untuk tidak masuk ke perut badai.

Ah … entahlah … aku hanya membayangkan saja, karena aku harus mengenyahkan bayangan2 mengerikan yang semakin menumpuk di kepalaku!

Oleng nya pesawatku membuat beberapa penumpang terbangun. Ada beberapa penumpang membawa anak2, yang terbangun dan menjerit. Sehingga semakin gaduhlah suasana tengah malam disana. Tetapi Puji Tuhan … mamaku dan anakku tetap tidur pulas. Aku tersenyum dan berpikir, jika pesawat benar2 jatuh, orang2 yang kucintai akan tetap tertidur sampai di sisi Bapa, wedangkan aku yang akan menyaksikan suasana mengerikan, sesuai dengan bayangan2 ketakutanku …..

Berkali2 pesawat anjlok, terhempas angin kencang. Pengumuman2 dari kapten pilot juga terus menerus terdengar sampai aku tidak mampu mengartikannya lagi, karena suaranya semakin cepat. Mungkin, dia menerangkan dengan jelas tentang keadaan ini, untuk menenangkan penumpang. Tetapi ketika aku semakin tidak mengerti arti pengumumannya, aku semakin percaya bahwa Rencana Tuhan sedang terjadi ……

Ya ….. inilah Rencana Tuhan ini. Jika DIA berkehendak pesawat jatuh terhempas badai di sekitar San Francisco, terhempaslah! Danitulah yang terbaik untuk kita semua …..

Doaku adalah yang terbaik. Pasrah. Berserah. Tidak ada yang bisa kita perbuat. Kapten pilot pesawat pun memang terus berusaha mengendalikan pesawat ini. Tetapi, jika Tuhan berkehendak, siapa yang dapat melawan?

Pesawat terus oleng. Terhempas kesana kemari. Beberapa kali anjlok, seakan kekuatan besar sekali muncul dari atas pesawat …..

Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tetapi di benakku, diluar sana, awan hitam karena malam, penuh dengan uap air yang memberatkan awan itu, membuat pesawat terus terhempas karena angin yang kencang. Juga kemudian hujan lebat, pasti membuat hempasan2 lebih menggila!

Aku juga tidak tahu tentang badai. Tetapi yang aku dengar, angin La Nina (?) itu terus bergeser dari waktu ke waktu, menghempaskan semuanya di semua negeri …… dan saat itu angin dasyat itu sedang berada di sekeliling hidupku, berada di dekat2 pesawat yang menerbangkanku ……

Lampu interior pesawat juga mati nyala terus menerus. Entah apa maksudnya. Anak2 yang menangis semakin sayup terdengar. Pasti mereka sudah capai. Kegelisahan melanda, bagi yang tidak tidur. Tetapi tidak bagi yang tertidur, termasuk mamaku dan anakku … Puji Tuhan …..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun