Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika "Menerjang Badai" (Bagian 2): Mungkinkah Penerbangan Ditunda, Karena Badai Menggila?

18 Januari 2017   12:00 Diperbarui: 18 Januari 2017   14:49 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin benar, tetapi jika ‘forecast’ atau ramalan cuaca mengatakan bahwa cuaca semakin memburuk sampai sebulan kedepan, tidak mungkin penerbangan ditunda2 sampai 1 bulan kedepan, bukan? Yang ada, semua nya bisa hancur.

Dilema pun selalu ada bagi penerbangan2, juga bagi penumpang2 yang mungkin takut untuk menerjang badai. Dan akhirnya, memang kuasa Tuhan lah yang menentukan!

Aku mampu mengendalikn emosiku. Aku mampu kembali lagi, sangat ercaya pada Kehendak NYA, ketika sebelumnya aku sempat sangat gelisah dan semakin ketakutan. Dan akhirnya juga, aku sangat mampu bergantung pada Kehendak Tuhan. Bahwa, jika aku mati karena badai ini, itu lah yang terjadi, dan inilah yang terbaik bagiku, dan bagi setiap orang yang percaya.

***

Ketika kami siap dan pesawat pun siap terbang, ssebuah pengumuman mengejutkan kembali terdengar.

Kapten pilot pesawat kami, mengumumkan bahwa penerbangan kami ditunda lagi, selama 1 jam, karena badai di San Franisco ‘menggila’. Bahkan aku terbayang, bahwa bandara internasional di San Fracisco harus tutup sementara, sampai badai mereda.

Mamaku yang sudah kecapean, hanya bertanya, kenapa delay lagi? Aku hanya menjawab ringan2 saja dan beliau siap tidur karena tubuh renta nya. Bahkan Michelle pun, sangat santai menghadapi ini, walau aku tidak tahu, apa yang ada dihatinya. Seorang gadis remaja yang merentang masa depan ceria, pasti punya pemikiran yang berbeda dalam optimism.

Penumpang kecewa. Keluh kesah dan gelisah mewarnai hampir semua penumpang. Tetapi, justru aku tersenyum. Paling tidak, kapten pilot itu tahu, bahwa bahaya badai harus kita perhatikan. Dan aku pun merasa sedikit lega bahwa keterlambatan ini memundurkan waktu ku, jika memang aku harus ‘pergi’ dari dunia karena badai.

Kami delay selama sekitar 1,5 jam, dan berada di dalam pesawat yang akan membawa kami menerjang badai menuju San Francisco.

Bersambung .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun