Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika "Menerjang Badai" (Bagian 1) : San Francisco Diramalkan Akan Terjadi Badai Besar!

17 Januari 2017   16:36 Diperbarui: 18 Januari 2017   10:55 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

If you Have anybody Living in San Francisco California Be Prepared for the Major Storm on Sunday January 8, 2017. Take Care and Stay Safe and Don't Get Caught in the Major Storm Stay Dry and Be Safe.

Ketika menerjang badai

Kami sudah tahu dari ‘forecast’ di televisi bahwa sekitar weekend, cuaca di seluruh Amerika akan drop, dan semakin drop sampai bulan Februari 2017, termasuk Dallas tentunya. Pikiranku sedikit ‘penuh’. Hmmmm, badai? Bagaimana rencana kepulangan kami ke Indonesia? Karena pesawat kami pulang, pas di hari minggu 8 Januari 2017.

Tetapi, adikku berkata, belum tentu juga. Namanya ‘forecast’, jadi tetap tidak tentu. Dan aku sedikit tenang.

Hari itu Minggu pagi yang tenang. Matahari bersinr cerah ceria, walau suhu memang drop. Sekitar 27 derajat Fahrenheit, serarti lebih rendah dari titik minus, sekitar -2 (minus) derajat Celcius. Salju yang memang sudah turun sejak beberapa hari lalu, tetap mengeras, tidak mencair, yang menyebabakan jalanan licin tidak karuan.

Bayangkan, jika kita berjalan di atas es batu, itulah yang terjadi. Licin sekali. Ketika salju turun dan berhari2 suhu dibawah 0 derajat, membuat jalanan licin dan tidak sedikit mobil2 kecelakaan karena rem tidak bisa mengendalihan mobil itu.

Setelah pulsng dari Gereja, kami bersiap ‘packing’ untuk ke airport sekitar jam 1 siang. Pesawat kami jam 4 sore waktu setempat. Diluar, kulihat matahari masih bersinar cerh, dan hatiku tenang. Pikiran tentang badai beberapa hari lalu, hilang lenyap tak berbekas.

“Ah … perjalanan kami pulang, tidak akan membuat kami stress”, begitu kata hatiku.

4 kopor bagasi kami, 3 kopor cabin serta 2 kursi roda, sudak siap di dalam mobil adikku. Kami beriga, aku, mamaku dan anakku, diantar keluarga adikku 4 orang. Jadi kami beriringan dengan 2 mobil.

Sedikit sedih, memang. Selama 1 bulan kami berkumpul bersama dengan keluarga adikku yang dari Bali, berlibr bersama di west Coast dan di rumah adikku di Irving, Dallas. Entah kapan lagi kami bisa berkumpul bersama. Sekitar 7 tahun lalu, kami berkumpul juga di Amerika, ketika aku masih sehat dan papa masih ada. Justru di tahun itu, tahun 2010 aku terserang stroke di San Francisco.

20 menit kami sampai di Dallas Fort Worth International Airport. Kami tidak cek in dan berangkat pulang.Sedikit berfoto terakhir, sebelum kami masuk ke area pemeriksaan TSA, dan kami saling melambai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun