Di Jakarta masih banyak yang menggunakan mobil2 dibawh tahun 1980-an bahkan lebih tua lagi. Bukan karena mereka kolektor, tetapi lebih kepada efisiensi mobil. Jika masih bisa dipakai, kepana harus diganti?Begitu kata sebagian warga …..
Sehingga, kurang manusiawi ketika mobil tua tidak boleh masuk Jakarta, sedangkan mereka masih membutuhkan mobil mereka untuk berkegiatan di Jakarta. Ditambah, bagaimana “menghabisi” mobil2 tua tersebut? Pemerintah harus mempunyai dana lebih untuk “membeli kembali” mobil2 kadaluwars itu, karena kalau tidak, hanya akan merugikan masyaraat dan menimbulkn kekacauan social …..
Pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor di Jakarta pun sudah diterapkan. Dengan cara pajak mobil kedua akan lebih besar daripada pajak mobil pertama. Itupun tidak terlalu bermasalah bagi sebarian warga Jakarta. Beli mobil milyard-an saja mampu, mengapa pajak tiap tahun, tidak mampu?
Lalu, kalau seperti ini, bagaimana Jakarta terhindar dari kemacetan? Belum lagi dengan berlimpahnya promosi kendaraan2 motor baru yang masuk ke Jakarta!
Sistim termodern yang sedang dikaji oleh pemerintah sekarang ini adalah ERP (Electronic Road Pricing), dengagn pungutan. Yang dicobakan di daerah CBD yang strategis, yang tentunya menguntungkan bagi masing2, secara ekonomis. Termasuk dampaknya terhadap lingkungan, social serta kualitas perkotaan, serta bagaimana system mekanisme pengelolaan hasil keuangannya.
***
Ketika system transportasi sebuah perkotaan, khususnya Jakarta ini, diimplementasikan, apapun sistemnya, maka transportasi missal perkotaan juga harus siap untuk melayani warga kota. Setidaknya, dengan kenyamanan dan biaya yang mendekati biaya yang harus ditanggung oleh warga kota jika harus menggunakan kendaraan pribadi. Sistem transportasi public perkotaan ini, harus berjalan mantap, untuk mendukung pembatasan penggunaan kendaraan pribadi. Itu adalah KONSEP yang harus dilakukan!
Aku juga teringat, ketika aku kuliah di kota Perth, Australia Barat, papaku bertanya kepadaku,
“Kamu mau papa belikan mobil untuk kuliahmu?”
Aku menjawab,
“Buat apa, pa? Enakkan naik bus yang nyaman,dan aman. Tepat waktu, lagi. Kalau punya mobil, aku harus merawatnya dan bensina pun mahal!”