Aku menyetel CD lagu2 Queen kesukaanku, keras2 dan aku ikut menyanyi keras2, sampai biasanya mobil disebelahku akan menoleh kepadaku. Ada yang mengepalkan tangannya, seraya ‘berteriak’ (aku ga dengar sihhh … hihihi …) memakiku, atau ada juga yang meminta aku mengecilan voume CD ku dengagn membuka jendelanya dan meminta aku membuka jendela mobilku. Tetapi ada juga yang itu bernyanyi dan menggoyang2kan kepalanya, sambil bersama2 tertawa terbahak2 ……
Masing2 pengendara berbeda dalam mencari jalan keluarnya. Karena justru banyak yang marah2 sambil memencet klakson terus menerus, dan ini yang membuat kita semua semakin stress …..
Permasalahan kemacetan di Jakarta, tidak lepas dari akar permasalahan transportasi, yang dikarenakan tidak terkendalinya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Jakarta. Seperti yang aku sering katakan,
“Bagaimana sempat, pemerintah membangun jalan Jakarta jika harus berbalapan dengan pertumbuhan jumal kendaraan bermotor?”
Dalam 1 ruas jalan yang dibangun sekitar 1 sampai 2 tahun, dan selama itu juga ribuah kendaraan bermotor tumplek bleg di Jakarta! Jadi, sama saja bohong kan? Jakanan jadi, tetapi sudah terisi dengan mobil2 dan motor2 baru!
Karena menurut data dari Polda Metro Jaya, pertumbuhan kendaraan bermootor di Jakarta sekarang ini sekitar 250 unit per-hari! Itu data beberapa tahun lalu, dan saat ini pertumbuhannya naik 12% per-tahun, dimana pertumbuhan ruas jalan Jakarta hanya 0,01% per-tahun saja!
See?Lihat? Ckckck …..
Kondisi ini terlihat sangat perlu untuk pembatasan jumlah kendaraaan di jalan2 di Jakarta, agar tidak melebihi kapasitas yang mampu menampunya. Dan pemprov DKI Jakaarta selama ini membatasi jumlah kendaraan dengan system ‘3in1’ dan diganti dengan system ganjil-genap. Tetapi sebagian pengendara adalah tidak mau mematuhi peraturan, sehingga yang ada adalah mereka ‘mengakali’ pemprov dengan banyak hal!
Sistem ‘3in1’ diakali dengan menaikkan 1 penumpang yang dibayar, sehingga menjadi permasalahan social, masalah baru untuk Jakarta. Sedangkan ketika system ganjil-genap diberlakukan, beberapa orang membuat plat nomor palsu untuk mengakali petugas setiap pergantian antara ganjil dan genap!
Bagaimana dengan system pembatasan umur kendaraan?
Sepertinya di Jakarta ini cukup sulit, karena selain Jakarta memanjakan warganya dengan sikap hedonism tentang kendaraan bermotor (lihat artikelku di link di atas), sebagian warga Jakarta yang lain memang masih membutuhkan mobil2 tua yang bisa dibeli dengan harga murah, untuk pemenuhan kebutuhannya.