Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Akhir dari Sebuah Perjalanan

22 November 2016   11:06 Diperbarui: 22 November 2016   11:31 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hotel King, Sistine Rue, Rome, tempat kami bermalam selama di kota Roma|www.fisheyes.ltd

Restoran Hotel King, cukup romatis,di lantai atap (lantai 5)| Dokumentasi pribadi
Restoran Hotel King, cukup romatis,di lantai atap (lantai 5)| Dokumentasi pribadi
Setelah makan padi dengan canda ‘quality time’ antara ibu dan anak-anaknya, kami malas untuk timggal di kamar saja, sehingga kami duduk di lobby hotel. Hmmm, cukup nyaman, karena lobby hotelya berada di lantai 2, dan jendela bisa dibuka, sehingga kami bisa menikmati suasa pagi di Sistine Rue Roma, dari lantai atas.

Sebenarnya di Sistine rue itu sangat menarik untuk belanja belanji, walau tidak terlalu banyak toko. Beberapa toko souvenir, menyediakan souvenir, seperti kartupos, kaos, tas dan sebagainya. Harganya standard souvenir dan ini yang disukai anak-anakku. Mereka akan membeli berbagai pernak pernik souvenir yang mereka kehendaki. Aku sendiri tidak akan kubatasi dengan keinginan mereka, dan mereka tahu diri untuk hanya membeli yang mereka suka. Seperti kaos atau sweter.

Di depan Hotel King, ada butik Valentino. Merk terkenal, bahkan di Jakarta. Harganya menengah untuk di Roma, tetapi berharga tinggi untuk di Jakarta!. Aku sempat masuk ke butik Valentino, sebagian besar adalah barang-barang kulit gres dan kualitas prima! Baju-baju kulit, tas kulit, sepatu kulit serta jam tangan dengan kelang kulit. Keren dan cantik! Harganya memang tidak murah, walau aku tahu barang-barang ini tidak masuk ke Indonesia, tetapi aku tidak akan membelinya …..

Ada butik “Valentino” dengan barang2 cantik dan beberapa butik local untuk wisatawan berantong menengah. Sistine Rue, Rome, sekitar Hotel King| Dokumentasi pribadi
Ada butik “Valentino” dengan barang2 cantik dan beberapa butik local untuk wisatawan berantong menengah. Sistine Rue, Rome, sekitar Hotel King| Dokumentasi pribadi
Di beberapa toko menjual berbagai jenis baju fashion serta barang-barang kulit berharga ‘miring’, dari perancang lokal, pasarnya menembak wisatawan kelas menengah yang tidak sempat untuk berbelanja di tempat tulis. Karena di Sistine Rue, terdapat beberapa hotel sekelas Hotel King, yangkami tempati.

Ada juga beberapa cafe-cafe yang dibuka setelah magrib, dan beberapa restoran local menyajikan aneka pizza lokal bagi wisatawan. Seperti restoran favorit kami, tepat di sebelah Hotel King, La Botte Italian Restorante.

“La Botte Italian Restorante”, tepat di sebelah Hotel ing, makanan favorite kami selama di Roma| Dokumentasi pribadi
“La Botte Italian Restorante”, tepat di sebelah Hotel ing, makanan favorite kami selama di Roma| Dokumentasi pribadi
Anak-anakku sudah sibuk dengan pikirannya. Dennis tidur di sofa empuk, dan Michelle sudah sibuk dengan handphone nya, karena ada wifi. Sibuk dengan gme dan komik Jepangnya. Dan aku terus mengamati serta berkeliling hotel. Untung hotel sepi karena para wisatawan yang lain sudah keluar untuk berwisata, hanya kami disini.

Dannis tidur di sofa empuk dan Michelle sibuk dengagn game dan komikJepang online nya| DOkuemntasi pribadi
Dannis tidur di sofa empuk dan Michelle sibuk dengagn game dan komikJepang online nya| DOkuemntasi pribadi
Jam 12.00, kami cek out. Mengambil barang-barang kami untuk kamar kami ditutup bagi wisatawan baru. Karena kami baru dijemput jam 14.00, maka kami masih memiliki waktu untuk sekedar bersantai atau makan siang. Tapi karena kami sarapan cukup banyak, kami memutuskan tidak makan siang di hotel. Kupikir, kami akan makan di airport saja.

***

Tepat jam 14.00, sebuah taxi van datang. Disupiri oleh seorang Italy, bernama Roberto Coppola. Dia adalah seorang supir taksi yang mengantar kami dari Airport waktu baru datang dari Paris. Dan Roberto yang menawari kami untuk menjemput di hotel, menuju airport lagi, jika mau pulang. Tentu saja aku tidak menampik tawaran ini, karena aku tahu tidak mudah mendapatkan ‘teman’ di negara lain, apalagi ini Italy, yang sebagian besar penduduk local tidak bisa berbahasa Inggris.

Begitu juga Roberto. Dia benar-benar penduduk lokal, dan ketika aku  mengajak dia ngobrol waktu perjalanan dari airport menuju hotel waktu baru datang dari Paris, Roberto tertawa. Sambil ‘bicara’ bahasa isyarat dengan tangannya, bahwa dia menggeleng dan terbata2 berkata “tidak bisa berbahasa Inggris” …..

Tapi, begitulah aku. Walau aku tahu dia tidak bisa bahasa Inggris, aku pun nekad untuk “ngobrol” dengan nya. Dan kami menjalin komunikasi cukup baik, terbukti walau mungkin kami masing2 tidak mengerti, tapi kami bisa tertawa bersama sambil berbahasa isyarat dengan tangan, bahkan anak2pun ngibrol bersama sambil tertawa. Karena dari airport Leonardo da Vinci ke Roma tepatnya di Hotel King di Sistine Rue, memakan waktu sekitar 1,5 jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun