“Bagaimana ya, untuk membangunannya lagi?”
Karena reruntuhan itu seperti Lego ….. dan seorang arsitek, pasti ‘gila’ Lego …..
Tetapi karena Foro Romano ini berada di sebuah Lembah Palatine, dimana untuk masuk kedalam sana, kami harus menapaki ratusan anak tangga dan dibawah sama pun, tidak ada permukaan jalan yang rata untuk kursi rodaku. Persi seperti bangunan yang belum jadi.
Sehingga, dengan sedih dan sungguh kecewa aku hanya bisa melihat dari atas saja, berpegang dengan railing2 yang disediakan oleh pemerintah kota Roma, untuk pengamanannya.
***
Banyak sekali bangunan2 kuno yang penting di area Foro Romano. Kuil tempat pemujaan dewa2 mereka, yang paling awal dari Kekaisaran Romawi kuno, atau kuil2 kecil disekelilingnya, sebelah tenggaranya. Juga bekas rumah2 kepala2 pemerintahan seperti Regia (abad ke-8 Sebelum Masehi), atau Temple of Vesta (abad ke-7 Sebelum Masehi), dimana kuili2 ini dibangun kembali setelah munculnya Kekaisaran Roma.
Untuk kuil2 sebelah Barat Laut, ada Temple of Urbis dan Vulcanal. Dan dari sinilah, belasan kantor2 pemerintahan, pengadilan, kuil2, patung2 atau yang lainnya, bertahap di bangun jaman Kekaisaran Romawi kuno.
Untuk mulai menjelajahi Fooro Romano, ada beberapa pintu masuk. Tetapi yang benar untuk memulai melakukan jelajah Forum, adalah dari sepanjang Via (jalan) dei Fori Imperiali, antara Colosseum dan Piazza Venezia, dari sebuah gerbang. Masuk kesana tetap harus membayar, dan harus antri dan sesuai dengan peraturan2 yang ada. Yang jelas kita tidak boleh sama sekali memindahkan material apaun disana! Peraturan pemerintah kota Roma tentang kota tua mereka sangat ketat!
Harga tiket regular tanpa guide sebesar Euro 16.00 (sekitar 260 ribu Rupiah) dan dengan tour guide sebesar Euro 26.00 (sekitar 420 ribu Rupiah) untuk 1 hari. Memang tidak mahal, karena Fooro Romano cukup luas, dan mungkin tidak bisa menjelajahi dalam 1 hari …..
Dam sejak jaman itupun, kota Roma sudah selalu memakai batuan alam yang sangat banyak di Italy, seperti marmer, granit dan travertine.