By Christie Damayanti
Berwisata dimanapun apalagi ke luar negeri, bukan hanya menikmati tempat2 wisata2 yang terkenal saja.Berwisata juga harus mencari tahu tentang budayanya, makanannya bahkan wisata belanjanya.
Untukku sendiri, berwisata dimanapun merupakan caraku untuk me-refresh otakku setelah sekian lama bekerja dan menghadapi banyak permasalah2an. Berwisata juga belajar untuk menabung, bersabar serta menunggu untuk mendapatkan ‘award’ lewat akhir dari wisatanya itu sendiri.
Misalnya, bentuk wisata itu apa? Ke Eropa waktu itu adalah aku ingin membuka wawasan pemikiran anak2ku supaya pemikiran mereka terbuka lebar untuk melihat dunia. Dan bagiku, wisata ke Eropa lebih kepada pengamatan tentang arsitektur klasik Eropa serta konsep2 perkotaan untuk membuka pemikiranku bagi bagian dari risetku.
Walau untuk kami bertiga, jika berwisata kami tidak ingin banyak berbelanja (palingan wisata belanja kami memilih membeli beberapa souvenir saja, bukan berbelanja fashion dengan barang2 mahal), aku tetap ingin tahu bagaimana keadaan daerah wisata belanja. Apalagi tempat2 belanja di kota dunia. Termasuk Roma, sebuah kota dunia yang berdekatan dengan Milan, salah satu pusat fashion dunia.
Bertanya2 di sudut hotel ku tentang pusat belanja kota Roma, justru aku diberikan tempat2 beanja fashion yang katanya murah dengan harga ‘miring’, untuk wisatawan2 asing. Jadilah aku berkutat googling ke tempat2 tersebut, dan minta diantarkan kesana, hanya sekedar melihat2, tanpa membeli apa2 …..
Maklum, Roma adalah kota terakhir yang kami kunjungi sebelum kembali ke Indonesia. Berarti dana untuk belanja sudah habis dan benar2 habis dengan Euro cash nya! Jadi, wisata belanja kali ini benar2 hanya melihat2 tanpa membli apa2 ….. hihihi …..
Beberapa wisata belanja ‘murah’ di kota Roma :
Via Condotti & the Spanish Steps
Spanish Steps adalah tangga2 menuju Gereja Trinita dei Monti. Jika aku meliat tempat itu memang terlihat banyak toko2 cantik. Butik kecil catik serta cafe2 kecil untuk meleoas dahaga setelah berbelanja.
Via Condotti, adalah sebuah jalan yang banyak terdapat lebih butik2 terkenal dunia, seperti Prada, Armani, Hermes atau Gucci …..
Hehehe, untukku sih butik2 di Via Condotti bukan tempat belanja, tetapi benar2 wisata untuk melihat2 wisatawan2 kaya berbelanja disana. Di musim panas itu, mereka yang berbelanja disana memakai baju2 rancangan desainer2 terkenal dunia. Bukan seperti kami, wisatawan kere dan hanya bisa berlagak kaya, dengan berjalan2 di Via Condotti ….. hihihi ……
Via Cola di Rienzo
Jalan (via) Cola di Rienzo, adalah sebuah jalan tepat di belakang Castel Sant’Angelo, bangunan bulat yang melegenda dengan kamp penyiksaannya di dalam makam seorang kaisar Romawi kuno.
Lihat tulisanku :
Keunikan Nama dan ‘Bangunan Bulat’ Castel Saint’Angelo
“Kamp Penyiksaan” di Sebuah Makam Kaisar Romawi Kuno
‘Shoping street’ disini menyerupai Klaaverstraat, sebuah shoping street di Amsterdam. Toko2nya adalah butik2 kecil dengan pasar menegah, banyak orang2 muda dan band2 lokal. Cukup menarik untuk bisa berbelanja. Mencari barang2 unik dan fashion khas local Roma, bgi ku lebih kepada belajar tentang budayanya.
Banyak juga cafe2 selera local dengan makanan2 lokal, justru sangat menarik! Ada kacang panggang, ada roti bakar dengan selai kacang ….. hmmmmmm, yummy ketika bau roti panggang dengan selai kacang ‘berselancar’ di hidungku ….. hihihi …..
Harganya pun tidak mahal. Setangkup roti diisi selai kacang dan ditaburi keju local, berharga Euro 1,5 sampa 2,5 jika ditambahi beberapa topping segar. Cukup mengenyangkan dan rasanya sungguh asik!
Lihat tulisanku‘Kalverstraat’ : Shopping Area dengan Pedestrian yang nyaman
Via del Corso
Di jalan ini cukup lebar tetap tempat ini tepat di jantung kota Roma. Bisa berjalan kaki ke arah Piazza Venezia, atau berjalan singkat kea rah Pantheon dan Trevi Fountain. Dengan tempat yang strategis di jantung kota Roma dan bisa dengan mudah ke tempat2 wisata Roma, bisa dibyangkan, toko2 disana akan membuka harga yang tidak murah!
Walau toko2 nya bukan butik2 mahal, tetapi bukan murah juga dengan brand2 dunia sekelas menegah, seperti Mango, H&M, Diesel, Levis dan Zara. Semua merek ini ada di Jakarta, dan di beberapa kota dunia. Di beberapa merek, mereka mencantumkan harga lebih murah dari di Jakarta, tetapi ada juga harga yang jauh lebih mahal dari harga di Jakarta!
Porto Portese Flea Market
Naahhh …… namanya juga ‘flea market’, tukang loak! Hihi ….. diadakan setiap hari Minggu pagi (seperti di semua kota dunia, pasti memounyai ‘flea market yang dibuka setiap hari Minggu pagi). Ini adalah pasar terbesar di kota Roma dan belanja disini tetap harus tawar menawar.
Dan di pasar ini pasti terdapat wisata kuliner local. Sangat menarik, karena mereka akan membuka kedai dipinggir jalan, dan bisa menjadikan suasana belanja seperti pasar tradisional.
EurRoma2 & Castel Romano Outlet
EurRoma2 adalah pusat perbelanjaan kelas atas dan bukan ‘shoping street’. Bertempat di gedung modern 3 lantai dan mempunyai konsep seperti mall dengan butik2 terkenal dunia.
Hmmmmm, ga banget deh untuk kami! Banyak mall2 seperti ini, terasuk di Jakarta ….. hihihi ……
Castle Romano adalah sebuah tempat berlebel khusus dengan namanya, seorang perancang busana Italy. Di tempat ini, adalah factory outlet, berkolaborasi dengan beberapa brand terkenal seperti Burberry, Calvin Klein, Dolce & Gabanna serta Roberto Cavalli.
Hihihi ….. ini juga bukan untuk kami! Aku hanya ingin tahu, seperti apa tempat itu, bukan berbelanja.
Castle Romano, di Roma
***
Konsep belanja yang dipadukan dengan ‘kota tua Rmawi kuno, sebenarnya tidak terlalu nyaman dengan pusat2 perbelanjaan modern seperti EurRome2 atau Castle Romano. Lebih bersahaja dengan konseo ‘shoping street’. Karena jaman itu pun tidak mempunyai perbelanjaan dalam bangunan besar.
Konsep ‘shoping street’ di roma inilah yang justru bisa mengispirasi. Bahwa sebuah kota kuno, yang searang justru sedang ‘naik daun’ sebagai situs dunia, mampu berkolaborasi dengan ‘dunia modern’.
Karena BELANJA merupakan dunia modern. Ketika awal kota2 kuno Eropa, belanja identik dengan belanja bahan makanan di pasar. Dan lama kelamaan, juga belanja pakaian atau kebutuhan bukan makanan, juga di pasar.
Dan akhirnya, konsep belanja modern bisa diterapkan lewat konsep ‘shoping street’ untuk kota2 tua di Eropa. Tetapi tetap tidak sesuai dengan konsep belanja super modern dalam bangunan2 mall modern …..
Dan konsep ‘shoping street’ , tetapi ‘juara’ bagi Kota2 tua Eropa ……
Sebelumnya :
Trinita dei Monti, Gereja akhir Renaissace yang “Tidak Ramah” bagi Umat Berkebutuhan Khusus
Antara ‘Kota Tua’ Eropa dan Kaum Disabilitas
Benteng Pertahanan ‘Porta San Paolo’, Penjaga Romawi Kuno bagian Salatan
“Piramide di Caio Cestio”, Fungsi Makam Nubia Jaman Romawi Kuno
Hari Minggu, Ibadah dan Wisatawan di Eropa
Arti Para Martir “Tanpa Wajah”, Jam Pasir dan Basilica St Maria dei Angeli di Roma
Basilica St Maria dei Angeli di Roma, Sebuah Gereja “Tanpa Wajah”
Oculus, Sebuah “Mata” Menuju Angkasa bagi Pantheon
Romantisme ‘Trevi Fountain’, Menghasilkan 3000 Euro atau 49 Juta Rupiah Setiap Hari!
“Kamp Penyiksaan” di Sebuah Makam Kaisar Romawi Kuno
Keunikan Nama dan ‘Bangunan Bulat’ Castel Saint’Angelo
Dan ‘Circus Maximus’ pun Tetap Diam Seribu Bahasa …..
Suasana Magis dan Erotis “Circus Maximus” di Kota Roma
Dentang Lonceng di ‘Basilica Santa Maria Maggiore’
“L’Arco di Constantino”, Sebuah Gerbang Saksi Sejarah Besar
Romantisme ‘Teatro di Marcello’
‘Tampio di Vesta’ : Kuil Pemujaan di Roma Modern
Sejarah Terkelam bagi Arsitektur Dunia lewat ‘Colosseum’
“Setan” itu Berjubah Rakyat Romawi di abad Sebelum Masehi
‘Catacombe’ Jaman Kekaisaran Roma : Lorong Bawah Tanah Tempat Jenazah yang ( Katanya ) Teraniaya
Ketika Singa-Singa itu Mencabik-cabik Mereka, dan Gladiator itu ‘Menghabisi’ Lawannya …..
Cerita Roh-Roh Bergentayangan di Seputar Colosseum
Konsep Tata Kota Roma, ‘The Ancient City’, dalam Arstektur Klasik dengan Special Lightingnya
“Basilica St.Pieters” : Gereja Terbesar dalam Sebuah Negara Terkecil di Dunia
Selamat Datang di ‘Vatican City’
Fontana del Tritone : Dewa Luat ‘Menguasai’ Kota Roma
Piazza Barberini, Hotel Bernini, dengan Segala Fasilitas Arsitekturnya
“La Botte Rome”, Italiano Restorante
Mengeksplore Roma, Mulai dari ‘Sistina Rue’
Bandara Dunia, ‘Leonardo da Vinci’, Aku dan Kaum Disabilitas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H