Lalu tahun 1982, aku sudah menulis ke banyak tokoh dunia untuk mendapatkan balasannya, berupa foto dan tanda tangan mereka. Ketika teman2 sebayaku masih bermain layangan atau bermain sepeda2an, waktu itu aku sudah mempunyai sahabtavpena dari seluruh penjuru dunia, bahkan berteman dengan tokoh2 dunia ….
Jadi, ketika aku melihat kesusahan anak2 itu untuk mengeluarkan pendapatnya tentang Jakarta, aku mulai berpikir keras, apa yang salah dalam pendidikan kita? Bahkan jaman aku SD pun, pelajaran mengarang dari Bahasa Indonesia pun  merupakan salah satu pelajaran favorite, karena untuk melatih otak berkomunikasi lewat MENULIS ……
Tapi dimana2,anak2 itu adalah makhluk yang lucu2. Posis2 mreka menulis memang aneh2 bahan sambil ‘nungging’ pun mereka lakukan, demi kenyamanannya. Hahaha …… sungguh ucu …..
Waktu untuk menulis singkat kepada Bp Ahok memang sangat cepat. Hanya 15 sampai 20 menit saja, karena mereka harus pulang, sudah dijemput bus sekolahnya. Sehingga teman2 panitia segera mengumpulkan kartupos2 dari anak2 tersebut untuk Bp Ahok.
Anak2 itu pun riang dan semangat ketika kami berkata bahwa Bp Ahok akan membalas surat2 mereka. Tetapi hanya 100 balasan ya. Entah apakah mereka mengerti atau tidak peduli bahwwa hanya 100 anak yang mendapat balasan. Karena mereka semua lebih dari 120 anak.
Selesai edukasi, kami panitia dan aku mulai membereskan barang2 kami untuk sekedar beristirahat. Sabtu dan Minggu adalah acara ‘Wisata Balaikota’ secara gratis, dimana sampa jam 6.00 sore akan tetap banyak warga yang datang ke Balaikota. Dan benar saja, sampai kami pulang karena kecapean sekitar jam 4.00 sore, pengunjung pun tetap berdatangan walau tidak terlalu banyak seperti di pagi hari …..
Bersambung ……
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H