THIS IS MY DAY ……
Itulah yang aku rasakan hari Sabtu, 23 Juli 2016 kemarin. Itu adalah hariku. Sebuah hari “H”, yang sudah membuat banyak dari panitia stress atau excited …..
Siapalah aku?
Aku hanya seorang perempuan biasa, setengah tua dengan 2 anak beranjak dewasa, seorang ‘single parent’, seorang insane asca stroke (IPS) sejak 6,5 tahun lalu, dengan keadaan yang sangat terbatas karena lumpuh separuh tubuh sebelah kanan. ‘Iam just ordinary disabled woman, coz of stroke’ ……
Ketika buku ku ke-7 tentang konsep Jakarta ini selesai, mimpiku adalah me-launching buku ini di ‘rumah Jakarta’. Ya ….. dimana lagi? Balaikota DKI Jakarta. Tetapi aku tahu, untuk mewujudkan mimpiku ini sangat tidak mudah.
Aku tidak mempunyai teman apalagi ‘channel’ di Pemprov DKI. Jika papa almarhum masih ada, pasti beliau akan membantu karena beliau adalah salah satu pensiunan pemda DKI sejak tahun 1070an. Modalku adalah menulis surat kepada Pemrov DKI Jakarta yang berujung pada penolakan ……
Sampai aku merasa harus langsung bertemu dengan Bp Ahok, untuk meminta ijin melaunching buku ku di perkenalkan kepada khalayak supaya bisa terbaca yang peduli dengan Jakarta, seperti yang aku tuliskan di Testimoni tentang Gubernur Ahok, suatu Hari …..
Ketika aku hanya ingin sekedar me-launching buku ku ini di Balaikota dengan sedikit penunjang lewar Pameran Filateli Kreatif tentang Jakarta, ternyata Tuhan memberikan sebuah ‘previlege’ untukku lewat Bp Ahok yang menepati janjinya dan melakukan yang terbaik untukku! Puji Tuhan …..
6x rapat dengan semua dinas2 terkait, membuat aku benar2 tersanjung. Tidap rapat, minimal 5 dinas terkait datang. Dan di rapat terakhir, belasan dinas ada dan mendengarkan paparan kami untuk hari “H” nya, sesuai dengan konsep2 yang sudah disetujui oleh Bp ahok, sebagai tuan rumah penyelenggara even ini. Bp Ahok menghargai kami sangat luar biasa! ‘Previlege’ yang membuat kami sadar bahwa sebagai warga kota Jakarta, tentu harus mempunyai ‘rumah’ (Balaikota) dan mempunyai ‘keluarga dan orang tua’, yaitu Gubernur serta jajarannya. Dan mereka semua menyediakan suasana rumah serta fasilitas2 yang terbaik untuk ‘anak2nya’ (warga kota) ……
Terima kasih, Tuhan …… dan terima kasih Bp Ahok serta jajarannya …..
Rapat terakhir (Rpat ke-6) sebelum hari "H"
Aku sudah mempunyai Sambutan Tertulis dari Bp Ahok dengan tanda tangannya, dan aku langsung mencetknya. Masalah baru, karena untuk mencetak dan mengirimnya butuh waktu 2 minggu, padahal waktu itu hanya tinggal 10 hari saja! Sehingga kami harus bernegoisasi untuk mendapatkan buku2 itu sesuai dengan jadwal launchingnya.
Beberapa kali rapat di Balaikota, beberapa kali lagi di Badan Perpustakaan dan Asset Daerah, karena even ini berhubungan dengan sebuah buku tentang Jakarta. Dimana sejak awal aku sudah memberikan buku ini kepada Bp Ahok, lalu kepada staff nya untuk dibaca. Kemudia, dibaca juga oleh Ibu Tinia Kepala Dinas BPAD sampai aku direkomendasikan untuk ke-7 buku2ku untuk di jual di Web resmi Pemprov DKI Jakarta, berupa E-Book. Sekali lagi, Puji Tuhan ……
Catatan :
Mengenai E-Book buku2ku ini aka aku informasikan segera, jika sudah siap di launching …..
Panitia event ini adalah teman2 filatelis dan penulis. Aku membuka kesempatan kepada teman2ku di FB, jika berkenan untuk membantuku lewat koordinasi panitia, dan terbentuk 17 orang panitia dengan Valentino sebagai coordinator. Panitia kecil ini yang membantuku, termasuk nanti untuk memasng materi pameran Filateli Kreatif tentang Jakarta.
Puji Tuhan …… panitia ini bukan hanya dari Jakarta saja, tetapi termasuk dari Semarang dan Malang, sahabat2ku filatelis. Mba Novi yang selalu membantuku disaat beberapa kali event pameran, datang ke Jakarta untuk membantuku. Dan mba Yesi yang belum pernah bertemu dengan ku tetapi sudah haha hihi di inbox FB.
Siapalah aku?
Animo teman2 dan sahabat2ku sangat antusias untuk membantuku. Bergerak cepat dan mensukseskan event luar biasa ini! Seorang Christie yang sebenarnya tidak mampu apa2 jika hanya sendirian, tetapi berkat Tuhan membuat aku selalu percaya bahwa jika ada kemauan, disitu ada jalan ……
Koordinasi terus menerus antar panitia selalu ada di grup WA. Pembagian tugas disana secara detail, sampai membuat kartu panitia yang kusiapkan. Beberapa kali sedikit ‘clash’ tetapi itu bukan karena saling membenci. Hanya tingkat stress semakin tinggi karena hari “H” semakin dekat …..
Tugas sudah dibagikan, rapat terakhir terjadi, beberapa masalah baru timbul. Kurangnya koordinasi antar internal berbagai instansi, membuat beberapa hari menjelang hari “H” benar2 krusial! Chaos atau apapun namanya, semakin membuat masing2 dari kami stress tingkat tinggi.
2 hari sebelum hari “H”
Masih belum ada keputusan tentang tanda tangan Bp Ahok, karena Pemprov merasa tidak menyetujui desain Sampul Peringatannya. Aku yn stress, karena ketika Bp Ahok sampai tidak dapat datang, kami tetap bisa mendapatkan tanda tangannya, seperti prosesi pejabat2 Kementerian Kominfo yang pasti datang.
Bahkan di malam terakhir sebelum hari “H”, ketika teman2ku sudah datang ke Balai Agung yang mewah dan megah di Balaikota untuk mempersiapkan semuanya, aku masih berkutat menunggu Bp Ahok keluar dari kantornya, untuk mendapatkan tanda tangan beliau.
Satu hal yang aku ingat nasehat teman di pemerintahan, bahwa walau pejabat itu sudah berjanji akan datang di suatu acara, itu belum tentu datang mengingat kesibukan mereka dan bisa tiba2 dipanggil Presiden atau tiba2 ada tugas lain yang lebih penting! Sehingga, semua harus dipersiapkan sedetail2nya!
***
Di pendopo Balaikota, kantor Bp Ahok, jam 18.30 sudah ulai gelap. Beberapa lamu belum dinyalakan sehingga menambah keremangan cahaya. Aku duduk sendiri, karena teman2ku dalam panitia mempersiapkan Balai Agung dilantai atas. Petugas dan beberapa staff Gubernur, bolak balik bertanya kepadaku,
“Bu Christie, ada perlu apa bertemu dengan Bp Ahok?”
Dan aku tidak bosan menerangkan kebutuhanku untuk mendapatkan tanda tangan beliau. Semuanya adalah untuk kelancaran acaraku. Sampai mereka juga tidak bosan menerangkan kepadaku bahwa desainnya belum disetujui karena berhubungan dengagn fotoku bersama dengan Bp Ahok ketika aku pertama kali berjumpa di pendopo ini.
Tetapi aku pun terus ngotot. Ini memang yang aku bisa, ngotot untuk mendapatkan yang terbaik. Kupikir, jia memang beliau tidak setuju, paling tidak aku harus berbicara sendiri dulu, bukan menyerah kalah sebelum bertempur …..
Akhirnya petugas2 itu menyerah karena kera kepalaku. Sampai Bp Ahok keluar dari dalam, dan petugas itu tetap ngotot menerangkan kepada Bp Ahok sambil berjalan, aku hanya berdoa dalam hatiku,
“Tuhan, terjadilah apa yang terbaik untukku …..”
Saat itu juga ketika petigas itu masih ngotot bahwa desainnya belum disetuui, dengan santainya Bp Ahok mengibaskan tangannya kearah petugas itu, sambil langsung duduk di depanku. Meminta bolpoin, mencoret tanda tangan khasnya dengan tulisan “Ahok”, sambil ersenyum terus kepadaku. Beliau seperti mengesankan bahwa ‘itu hanya masalah kecil yang tidak usah perperjanjang. Toh niatku baik dan tidak ingin bertindak aneh2’.
Dan Tuhan, sekali lagi dalam ribuan kali aku terjepit dalam pergulatan, terus tetap menolongku, dengan cara NYA sendiri …… Puji Tuhan …..
Aku minta dijemput untuk mendorong kursi rodaku ke Balai Agung untuk persiapan terakhir, itu sekitar jam 20.00 lebih. Masalah baru terjadi, pael2 untuk materi pameran belum datang! Ditelpon agak susah karena itu memang jumat malam, walau sudah janji kirim jam 18.00. Terlambat 2 jam lebih.
Masalah demi masalah terjadi, dan berhasil diselesaikan sekitar jam 22.30. Kami harus tidur. Besok pagi hanrus berada disini maksimal jam 8.00 pagi! Karena acara jam 9.00 dengan melibatkan jajaran Kementerian Kominfo, PT Pos Indonesia, Pemprov DKI Jakarta, Media, beberapa komunitas dan ratusan anak2 SD yang akan kami edukasi tentang menulis dan menulis surat ……
Ga di Balaikota, ga di rumahku. Valentino dan mba Novi yang transit di rumahku, tetapi bukannya tidur untuk istrahat, malah melanjutkan tugas2 yang belum selesai. Mengatur tempat duduk, multimedia, serta beberapa tugas lain yang harus benar2 detail untuk menyambut event ini ……
Walau aku sangat berterima kasih kepada mereka, tetapi aku pun kawatir jika mereka menjadikan event ini sebagai awal stress. Jangan2 nanti mereka kapok membantuku, hihihi …..
Ya ampuuunnnnn …….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H