By Christie Damayanti
Untuk Ulang Tahun Jakarta ke-489
Matahari bersinar cerah, burung2 pun bernyanyi riang …..
Langit pun semakin membiru, desiran angin sepoi bergaut di rambutku …..
Aku terus tersenyum, aku terus tertawa …..
Berkat Tuhan, mimpiku menjadi nyata …..
***
Jika papa masih berada disisiku, aku yakin papa pasti sangat bahagia. Bahkan sekarang inipun aku yakin, beiau tersenyum diatas sana, melihatku berdendang riang, karena Tuhan k uterus mengiringku, mendapatkan semua mimpi2ku ……
Sejak awal than 2016 ini kami mempersiapkan beberapa surap proposal untuk kegiatan2ku berhubungan dengan beberapa rencana pameran Filateli Kreatif dan beberapa launching bubu2ku, di beberapa tempat yang, sungguh aku pun terus merasakan sensasi yang jika Tuhan berkenan, akan menjadi Berkat Tuhan untukku, untuk menjadi berkat!
Beberapa proposal kami disetujui, tetapi ada juga yang ditolak atau ditunda karena bebeapa hal. Kecewa? Pasti, namanya juga manusia. Tetapi aku adalah perempuan, yang walaupun dalam keterbatasan, aku tidak pernah menyerah!
Aku bergulat dengan prmikiran, apa yang bisa aku lakuan lagi, untuk bertemu dan melakukan rencana2ku dalam kegiatanku. Terus berpikir dalam hening. Terus berdoa dan terus semangat. Sampai suatu hari di minggu terakhir bulan Mei 2016, sahabat terdekatku mengajak aku untuk langsung ketempat itu, tanpa memakai surat resmi untuk audiensi …..
Pagi itu, kami datang ke Gubernuran. Ke Balaikota Jakarta. Ya ….. salah satu mimpiku adalah bertemu dengan seorang Ahok, Gubernur DKI Jakarta sekarang ini. Bukan. Bukan karena beliau adalah seorang Ahok yang fenomenal, tetapi den ketegasannya cita2ku untuk perbaikan Jakarta, sedikit demi sedikit mulai berbuah.
Lihat fan-pageku di FB, betapa aku sangat mencintai Jakarta ssejak dulu ketika papa almarhum masih sebagai salah satu pejabat DKI untuk pembangunan dan pengawasan di seluruh Jakarta :
https://www.facebook.com/Jakartakotakita/
Kesaksianku tentang seorang Gubernur yang sungguh peduli dengagn warganya :
Pagi itu, kami adalah salah satu dari puluhan warga Jakarta yang ingin bertemu dengan pak Ahok, untuk banyak hal. Ada yang sekedar untuk bertemu dan berfoto bersama, seperti beberapa ibu2 diujung sana. Ada juga keluarga dari Codet, beserta ank dan cucunya, yang melaporkan masalah tanahnya, tetapi merepa pun ingin bersalaman dengan beliau.
Ada juga seorang petugan ‘orange’, ingin mengundang pak Ahok di Hari Perkawinannya. Dan beberapa permasalahan lain, sebagai warga kota yang mau Gubernurnya peduli kepada mereka.
Begitu juga aku, kami sebagai warga kota Jakarta. Aku membawa buku pertama ku tengan Jakarta dan buku ke-7 ku dari semua buku yang sudah aku terbitkan. Buku “Meneropong Jakarta dari Hari Nurani”, memang sudah aku persiapan jauh hari sebelumnya, dan aku ingin memperkenalkan buku ini di masyarakat luas, di Balaikota bersamaan dengan pameranku tentang Jakarta, di Hari Ulang Tahun Jakarta tanggal 22 Juni, yangke-489 tahun.
Ini adalah salah satu mimpiku untuk Jakarta. Ini adalah hadiahku untuk Jakarta!
Tidak lama kami menunggu dan sedikit ngobrol dengan beberapa warga disana serta dengan seorang petugas Balaikota, pak Ahok datang. Dan karena aku berada di atas kursi roda, sahabatku, Valentino, mendorongku dan berjejer yang terakhir dalam barisan penyambutan. Dan aku sangat excited.
Berdebar2 aku menunggu pak Ahok dan aku sudah persiapkan 1 buah buku ku untuk mendapat tanda tangannya, 1 buah bukuku juga untuk kuberikan kepada pak Ahok, 3 sampul Suratku untuk tanda tangan serta 1 bundel karya tulisan2ku tentang Jakarta, yang belum dijamah oleh beliau dalam pembangunan Jakarta.
EXCITED! SUNGGUH EXCITED!
Dan pak Ahok semakin menuju ku …..
***
Barisan antrian untuk bersalaman dan berfoto dengan Ahok pun kian riuh. Mereka semakin berdesak2an dan semakin tidak beraturan, meninggalkan aku di atas kursi rodaku yang semakin tertutup dari pandangan mata pak Ahok.
Aku semakin kecewa tidak bisa bertemu dengan pak Ahok, karena spertinya warga yang lain sangat antusias. Dan waktu pak Ahok semakin dekat dengan waktu beliau untuk segera rapat dengan institusi yang lain. Dan ketika pak Ahok melihatku …..
Inilah kesaksianku tentang seorang Gubernur yang peduli dengan warga nya …..
Beliau mengahmpiriku, sambil bertanya :
“Ada apa dengan ibu?”
Aku menyambut saannya, dan berjuang mendorong kursi rodaku dengan 1 tangan saja, menguak warga, menuju pakm Ahok. Mataku berseri, pak Ahok sudah menyapaku. Dan aku langsung menjawab sapaannya dengan sedikir bercerita tentang keadaanku. Dan beliau mendengarkan ku dengan seksama. Dan aku memberikan buku kesaksianku tentang sktroke untuk beliau, sambil juga memberikan bukuku tentang Jakarta …..
Setelah pak Ahok masuk ke kantornya, suasana pendopo Gubernuran langsung lengang....
Aku masih berdebar2 dan excited. Aku menelpon supirku untuk menjemputku. Dan pak Mawardi, membawa jajaran yang lain untuk bertukar informasi untuk koordinasi dalam meeting bersama mempersiapkan konsep launching buku dan pameranku ……
ASTAGA …..
Tuhan sungguh sempurna! Ketika selama 6 bulan aku menunggu balasan dan respon dari balaikota dan ditolak lewat surat, tetapi ternyata justru aku mendapatkan jawaban yang lebih luar biasa!
Terima kasih, Tuhan ….
Hari ini, aku diundang meeting dengan tim dan jajaran beliau untuk mempersiapkan yan sudah disetujui oleh pak Ahok untuk menyambut Ulang Tahun Jakarta yang ke-489.
Tunggu ya, undanganku …..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H