Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Reformasi Jakarta? Mulailah dengan “Reformasi Mental Warga”

17 Mei 2016   13:44 Diperbarui: 17 Mei 2016   13:58 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: fotoaktris.com

Lagi tentang Jakarta sebagai tempat bermukim.

Jika bicara tentang warga yang mapan, tentu tidak ada masalah. Apalagi warga yang berlebihan. Mau tinggal dimanapun, sama sekali tidak bermasalah. Tetapi tidak dengan warga kota yang pas2n atau bahkan warga kota yang untuk makan sehari2 pun tidak bisa.

Mereka pastinya, aka tinggal atau membangun gubug2 kumuh, menjadikan daerah itu ‘slum’ dengan gaya baru. Menduduki tanah pemerintah, tetapi tetap “membayar pajak” lewat oknum2, sehingga mereka merasa bahwa tanah itu “miliknya”. Itu pilihan ‘gaya baru’, bagi warga kota yang tinggal di Jakarta, tanpa bersusah payah membeli tanah atau membangun rumah yang layak, dan jika digusur mereka akan beramai2 demonstrasi untuk “menagih” kepemilikan tanah itu …..

Era kepemerintaan sebelum pak Ahok, terlihat tidak terlalu peduli dengan pemukiman. Peduli sih … walau pada kenyataannya aturan2 pemerintah kota sangat tidak sebanding dengan hasil yang diharapkan. Ditambah peraturan2 dan larangan2 menempati tanah negara untuk bermukim, ternyata lebih tidak mungkin lagi …..

Selama lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka, sampai saat ini era pak Ahok, adalah yang merevitalisasi kan tanah2 negara dari pemukiman kumuh? Atau adakah pemerintah dulu  menggusur mereka dengan jaminan perumahan baru bagi mereka?

Yang ada adalah justru membiarkan oknum2 untuk “menarik pajak” bahkan memberikan fasilitas listrik untuk mereka, sehingga mereka semakin nyaman tinggal di tanah negara, walau tetap dalam keadaan kumuh.

Ketika Era pak Ahok ini, justru mulai kulihat titik terang untuk reformasi kota Jakarta. Penggusurah semakin ‘gila2an’, bukan karena era ini tidak sayang kepada warga yang dibawah gasis kemiskian, tetapi justru era ini sangat gencar dengan memberikan rumah baru di banyak rusunawa di semua pelosok Jakarta.

Tetapi ternyata inilah kenyataannya. Warga itu justru merasa “dicabut” sampai keakar2nya. Dipaksa untuk keluar dari kepompongnya yang ‘nyaman’ dan mereka merasa tidak suka tinggal di rumah baru, walau fasilitas lengkap, anak2 bisa sekolah dengan bus sekolah bahkan sewa unitnya sangat murah ….

Tidak tahu diri? Itu lah seakan yang terjadi …..

Ternyata untuk memindahkan merea dari pemukiman kumuh yang biasa mereka tempati pun tidak hanya sekedar itu saja …..

Mereka memang membuuhkan tempat tinggal yang layak, tetapi mereka juga butuh untuk lapangan pekerjaan. Memang tidak mudah. Yang sangat krusial adalah tentang REFORMASI MENTAL …..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun