Bagaimana dengan Jakarta, sebagai kota berkembang?
Sama saja! Bahkan lebih memprihatinkan lagi!
Egoisme warga yang merusak alam dan mencemarkannya, sehingga banjir melanda puluhan tahun tanpa ada yang bisa menanggulanginya, karena jika alam sudah ‘marah’, itu identik dengan Yang Maha Kuasa, yang sudah memberikan alam ini untuk dirawat dan dipergunakan oleh manusia dengan semestinya!
Sumpek! Itu kata-kata yang ampuh bagi warga kota Jakarta, bahkan termasuk aku! Untuk warga Jakarta yang mempunyai banyak uang, sangat gampang untuk pindah ke negara lain demi kenyamanan hidup. Tetapi bgaimana dengan warga yang biasa-biasa saja, dan bagaimana juga untuk warga yang dibawah garis kemiskinan? Sumpek!
Bagaimana mengembalikan senyum Jakarta, untuk warga kota ini?
Sangat tidak gampang. Tetapi ada beberapa konsep untuk mengembalikan senyum kota Jakarta, supaya kesumpekan yang dirasa, semakin menghilang...
Bagi manusia, kebutuhan fisik adalah yang terpenting. SANDANG, PANGAN dan PAPAN, itu yang harus dipenuhi pertama kali untuk membangun sebuah kota, termasuk membangun Jakarta. Pemerintah kota wajib dan harus menyediakan perumahan yang layak. Lalu membuka LAPANGAN PEKERJAAN.
Tentang lapangan pekerjaan itu memang tidak mudah. Apalagi dengan globalisasi dunia, dimana semakin kita tidak bisa mengikuti arah jaman, semakin kita terpuruk dan tidak bisa bersaing dengan dunia. Untuk itulah, dibutuhkan PENDIDIKAN yang baik dan bersaing untuk warga kota. Karena jika warga tidak berpendidikan, roda-roda zaman akan menggilas kota!
Ekspratiate dari negeri lain, akan berusaha mendatangi ‘negara-negara baru’, mereka mulai ‘menjajah’ dengan pendidikan atau konsep-konsep baru, dan akhirnya secara mental, negara-negara dengan penduduk yang tidak berpendidikan akan ‘terjajah’, walau mungkin tidak secara fisik penjajahan seperti dahulu!
Ini yang harus dilakukan untuk memperjuangkan sebuah masa depan bangsa! Kemudian, kita mulai membangun KENYAMANAN HIDUP bagi warga kota. Karena, dalam mendapatkan sandang, pangan dan papan, lewat bekerja sambil mendidik anak bangsa, membutuhkan kenyamanan hidup untuk lebih menggiring bola2 masa depan “tanpa” stress (stress memang tidak bisa di”paksa”, tetapi stress bisa di-manage).
Berkenaan dengan kenyamanan hidup, kita butuh INFRASTRUKTUR KOTA yang baik. Sarana transportasi nyaman, adanya taman untuk bermain dan berolah raga bahkan butuh kendali alam sebagai paru-paru kota. Dengan konsep ekologis kota dan paru-paru kota yang sehat, “pernafasan” kota akan menghilangkan “sesak nafas” karena kesumpekkan dari segala hal permasalahan!