Shelter2 yang awalnya cukup cantik, untuk beristirahat si pengendara sepeda, sekarang seperti tempat sampah ….. kumuh dan dicorat coret …..
Fasilitas2 masyarakat disana, antara lain adanya jalur khusus sepeda, cukup luas dan besar dengan beberapa shelter bagi pe-sepeda. Dimana shelter2 itu bisa menjadi tempat beristirahat, dalam kenyamanan dan keteduhan pepohonan disana. Tempat2 sampah di beberapa meter dengan 3 jenis tempat sampah. Jalur sepeda ini mempunyai pedestrian yang cukup nyan untuk pejalan kaki. Bisa menikmati lingkungan yang cukup asri ......
Lalu taman2 pembatas antara jalur sepeda dengan jalur kendaraan normal. Taman pembatas itu sebagai jalur hijau, dengan pepohonan yang cukup tinggi dan padat, sehingga menjadikan jalan Basuki Rahmat Jakarta Timur, adem dan hanya sedikit sinar matahari bisa menerobos .....
Tetapi sayang ......
Lihat tulisanku Sedikit Saran untuk ‘Banjir Kanal Timur’ : Warga Sudah Mulai Bandel?
Itu tulisanku tahun 2013 dan semakin kesini, justru semakin parah keadaannya! Ini adalah sedikit cerita tentang “perjalanan revolusi mental”, bagi warga Jakarta.
Jalur sepeda yang harusnya berbahagia karena sudah mempunyai akses jalanan sendiri, walau hanya di 1 titik kecil saja di Jakarta, yang diharapkan sebenarnya mampu “menularkan” adanya jalur2 sepeda yang lain di seluruh Jakarta. Terapi nyatanya, justru pengendara sepeda motor memenuhi jalur sepeda!
Jalanan yang sedianya adalah untuk pe-sepeda, dirajai oleh pengendara sepeda motor, dan si pe-sepeda justru tersingkirkan …..
Pengendara aepeda motor di Jakarta, seperti yang kita tahu, sangat brutal dan egois. Tidak peduli dengan apa dan siapapun. Itu memang tidak semuanya, tetapi sebagian besar! Dan ketika aku mengamati perjalananku dari rumah mengantar anakku yang bersekolah di Cipinang itu, nyata benar si pengendara sepeda motor yang "ganas" .....