www.mmzrarebooks.blogspot.com
By Christie Damayanti
RSCM, rumah sakit kebanggan Indonesia
Siapa yang tidak tahu RSCM? Rumah sakit kebanggaan Indonesia debgan peralatan serba lengkap, tempat dokter2 pintar "belajar" dan praktek. Sebuah rumah sakit yang sangat besar, milik Indonesia.
Cerita dan sejarah RSCM (Wikipedia) :
RSCM bukan rumah sakit kebanggaan Indonesia saja, tetapi juga berfungsi untuk rumah sakit pendidikan. Di RSCM ribuan dokter dan tenaga medis bersama-sama melayani ribuan pasien dari seluruh Indonesia yang setiap hari berkunjung ke RS ini. RSCM merupakan pusat rujukan nasional rumah sakit pemerintah dan merupakan tempat pendidikan dokter umum, dokter spesialis I dan subspesialis, perawat serta tenaga kesehatan lainnya.
Pada tahun 2008 diresmikan oleh Presiden Ri gedung perawatan baru dengan ketinggian 8 lantai yaitu Unit Rawat Inap Terpadu Gedung A. Gedung ini merupakan gedung rawat inap utama RSCM dengan kapasitas hampir 700 tempat tidur.
Pada tahun 2010 Menteri Kesehatan RI meresmikan Gedung RSCM Kencana dengan Pelayanan Berkelas Internasional (sebelumnya akan diberi nama International Wing). Gedung berlantai 6 ini berkapasitas 30 tempat tidur. Selain RSCM Kencana, Menkes juga meresmikan Laboratorium Terpadu RSCM.
Pada tahun 2013 Presiden RI meresmikan Gedung RSCM Kirana untuk pelayanan paripurna kesehatan mata.Gedung berlantai 6 tersebut terletak di Jalan Kimia, Cikini, Jakarta Pusat.
Pada tahun 2011 dimulai pembangunan Gedung Pusat Kesehatan Ibu dan Anak (PKIA) sampai dengan Januari 2014 pembangunannya masih dalam tahap penyelesaian akhir.
***
RSCM sekarang memang "berubah wujud". Jelas, karena perkembangan penyakit, medis atau ilmu kedokteran itu cepat sekali berkembang. Penyakit2 bermutasi dan sangat cepat menular. Dan ilmu kedokteran pun harus terus berinovasi. Itu harus, harus dan harus .....
Sangat wajar ketika bangunan RSCM secara fisik pun harus berkembang. Fasilitas2 ilmu kedokteran secara fisik pun harus terus disediakan. Semuanya butuh dikelola dengan baik dan terus dilengkapi. Sehingga ketika RSCM sudah bergerak untuk merenovasi bangunan2 lamanya, bahkan membongkar bangunan lama dan mendirikan bangunan2 baru nya, warga Jakarta sudah dapat melihat dengan mata kepala, semakin hari semakin tinggi bangunan2 itu terbangun.
Baiklah. Tidak salah sama sekali. Dan tidak salah juga, ketika desainer2 atau arsitek, mendesain "bangunan2 tumbuh" RSCM. Mereka mempunyai konsep2 tertentu untuk membuat RSCM menjadi rumah sakit kebanggan Indonesia, lebih dari apapun!
Tetapi komprehensif bukan hanya fasilitas2nya saja, tetapi justru lebih bisa menjadi KEBANGGAAN warga karena yang tampak dan terlihat adalah kenyataan. Jika RSCM di desain dengan fasilitas yang komplit dan terlihat oleh mata, jelaslah, bangunan ini akan menambah ‘kecantikan’ ibukota Jakarta.
Tetapi ketika aku melihat desain komprehensif RSCM dari atas, sepertinya bangunan utama (yang disebut Eijkman) dan bangunan pintu masuk RS ini, hanya sebagai ‘perlintasan’ menuju fasilitas2 yang di janjikan.
Sayang sekali, justru bangunan awal itu bisa membuat RSCM semakin membanggakan …..
***
Tetapi, aku sebagai arsitek tua, dan sebagai city planner, aku melihatnya dengan kacamata yang berbeda. Aku hanya ingin berkata disetiap artikel2ku tentang sebuah konsep "ciri khas" dan budaya lokal. Masing2 kota mempunyai ciri khas nya. Dan Jakarta sebagai bagian dari Indonesia yang pernah dijajah bangsa lain, mempunyai ciri khas tersendiri. Bukan hanya RSCM dibangun oleh masa kolonial Belanda, tetapi bangunan2 nya pun mempunyai ciri khas khusus, yang sangat cantik!
Bukan berarti kita sepertinya "bergantung" pada arsitektur mereka, tetapi memang arsitektur kolonial Belandq sudah menjadi bagian dati arsitektur Indonesia. San tidak sama dengan yang mengatakan bahwa kita "menghambur2kan energi" untul arsitektur kolonial!
Ketika pertama kali aku melihat desain RSCM Kencana, seketika itu juga pandanganku menurun. Desain Cempaka tidak dibaurkan dengan RSCM lama, bahkan tidak berhubungan dengan UI Fakultas Kedokteran. Dengan desain modern berwarna hijau, yang aku tidak bisa mengerti dan merasakan konsepnya, RSCM Kencana berubah menjadi "bukan RSCM", tetapi rumah sakit yang lain, karena tidak ada persamaannya, kecuali logo RSCM nya.
RSCM Kencana dan Pusat Kesehatan Ibu & Anak RSCM, terlihat “bukan RSCM”, karena tidak membaur dengan konsep awal bangunan lamanya. Konsep yang full berbeda sekali, entah apa maknanya. Bahkan antara 2 bangunan baru pada foto diatas ini pun, ternyata tidak mempunyai hubungan konsep sama sekali, lewat desain dan detail2nya …..
Akan sangat lebih baik, jika antar bangunan2 baru nya mempunyai (paling tidak) kesamaan desain, walaupun modern, dan kosep desainnya mampu membangkitkan kebanggaan, sesuai dengan nama RSCM itu sendiri, sebagai rumah sakit kebanggaan Indonesia ……
Begitu juga bangunan2 setelahnya. Dan sepertinya, masing2 bangunan itu di desain berbeda dan aku tidak bisa melihat sebuah konsep yang komprehensif, sebagai bangunan (RSCM) yang bisa membanggakan Indonesia.
Mengapa aku bisa menulis seperti ini?
Jangan lupa, bahwa walaupun RSCM di desain mengikuti konsep bangunan kolonial, bangunan itu tetap memiliki fisilitas2 servah wah dan modern. Bangunqn2 pintar itu lebih mempunyai ciri khasnya. Bukan semata2 bangunan modern yang tanpa ciri khas.
UI Fakultas kedokteran, berjajar dengan RSCM, dari waktu kewaktu. Dan seyogyanya, UI ini menjadi salah satu patokan dasar, untuk membangun RSCM dibekangnya, sebagai “back-ground” …..
Jangan lupa juga, jika si arsitek tidak mau mendesain bangunan kolonial sebagai ciri khas RSCM, mereka pun tidak membaurkan desain mereka dengan budaya lokal. Si arsitek tidak membaurkan dengan ciri khas budaya Jakarta. Dan arsitektur khas Jakarta itu sangat membaur dengan arsitektur kolonial! Ditambah lagi bahwa bangunan kolonial itu pun berbaur dengan bangunan China lama, yang memang sudah mendarah daging dengan Indonesia, termasuk Jakarta!
Tidakkah ada yang memikirkan tentang "kepedulian budaya dan ciri khas kota?"
www.yudyna.fotografi.net
Bangunan2 di Jalan Kali Besar Jakarta. Ini memang bangunan warisan jaman colonial. Tidak dapat dipungkiri, bahkan Kota Tua Jakarta, sarat dengan bangunan2 seperti ini, dan sudah menjadi situs warisan budaya bangsa.
Hasilnya adalah, daerah ini sebenarnya berpotensi besar sebagai daerah wisata kota tua Jakarta. Dan justru turis2 asing manca negara sangat tertarik dengan wisata2 seperti ini, dibandingkan dengan wisata modern ……
***
Karena ketika aku memantau dan mengamati kota khususnya Jakarta, semakin lama semakin aku tidak melihat sebuah kebanggaan yang hakiki. Kota Jakarta hanya semakin modern dengan ciru khas kota metropolitan, yang tidak membawa nama Indonesia, apalagi Jakarta.
Seperti di tulisanku tentang "bangunan kaca" “Wah ... Silau Banget, ya?”. Cerita Tentang ‘Glassy Building’ yang asngat tidak menyerap lingkungan sebagai negara tropis yang mempunyai banyak sinar matahari, sehingga menyilaukan pengendara mobil. Apalagi tentang kota berbudaya! Tidak sama sekali ada, detail budaya Jakarta! Semuanya diadopsi dari budaya modern!
Sekali lagi, SEMUA TIDAK SALAH! Dan dalam desain, tidak ada benar atau salah. Yang ada dan yang membedakan adalah SEBUAH KEPEDULIAN! Karena ketika kita semua tidak ada lagi di dunia, dan berganti dengan generasi baru, mereka tidak akan tahu tentang sebuah negara dan kota yang sebenarnya adalah luar biasa, tetapi sudah tergerus oleh kemodernan! Dan itu sungguh tidak sesuai dengan kepedulian dunia!
Karena pada kenyataannya, dunia justru sangat mempedulikan tentang "kota tua" setiap negara. Bahkan banyak yang dijadikan cagar budaya. Yang artinya apa?
Ketika kita, bangsa Indonesia berlomba untul membangun kota super modern sebagai Kota Metropolitan, bahkqn Kota Megapolitan, justru dunia berbalik, untuk menjaga kota mrmpunyai ciri khas kota dunia.
Kota2 tua di banyak negara justru menjadi sebuah paket wisata dunia. Sementara banyak negara2 super modern mulai mengendur untuk membangun negaranya seperti itu (modern) dan berganti memberi peluang arsitektur dengn ciri khas negara tersebut, dan merawat bangunan2 lama sebagai kota tua. Bahkan di semua negara Eropa, bukan karena mereka tidak mau negara mereka modern, salah besar!
Negara2 Eropa justru mendandani bangunan2 tua mereka dengan fasilitas super canggih, tetapi justru bangunan lama mereka tetap dipertahankan! Dan kita semua tahu bahwa paket wisata ke Eropa adalah untuk menikmati bangunan2 tua mereka …..
Laaaaahhh ….. malah Indonesia mau menghancurkan dan meluluh-lantakkan bangunan2 kolonial, sebagai salah satu tonggak sejarah! Hmmmmm …….
***
Kembali k RSCM :
Menurutku sendiri, RSCM sebagai rumah sakit kebanggaan Indonesia, tempat para dokter belajar dengan segala fasilitasnya, serta mempunyai nilai yang lebih dalam lagi untuk melayani warga negara, seharusnyalah benar2 menunjukkan citranya, bukan hanya sekedar fasilitas2 yang terbaik untuk sebuah rumah sakit kebanggaan saja, tetapi justru yang terlihat oleh mata warga kota. Yaitu bangunan2 yang komprehensif, dalam tatanan yang sama dengan bangunan2 fisik RSCM lama serta Universitas UI Fakultas Kedokteran.
Konsep bangunan2 itu haruslah KOMPREHENSIF, untuk memberikan desain dan pelayanan yang terbaik.
Karena jika desain yang tidak komprehensif, itu akan membuat sebuah bangunan nantinya akan hanya sekedar “gaung”, karena konsep komprehensif akan membuat desain bangunan saling menunjang satu dengan yang lain. Dan ketika disatu titik di kompleks bangunan tersebut membutuhkan “bantuan”, drsain komprehensif lah yang akan membantunya. Termasuk tata desain tampak bangunan yang terlihat oleh warga kota …..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H