***
RSCM sekarang memang "berubah wujud". Jelas, karena perkembangan penyakit, medis atau ilmu kedokteran itu cepat sekali berkembang. Penyakit2 bermutasi dan sangat cepat menular. Dan ilmu kedokteran pun harus terus berinovasi. Itu harus, harus dan harus .....
Sangat wajar ketika bangunan RSCM secara fisik pun harus berkembang. Fasilitas2 ilmu kedokteran secara fisik pun harus terus disediakan. Semuanya butuh dikelola dengan baik dan terus dilengkapi. Sehingga ketika RSCM sudah bergerak untuk merenovasi bangunan2 lamanya, bahkan membongkar bangunan lama dan mendirikan bangunan2 baru nya, warga Jakarta sudah dapat melihat dengan mata kepala, semakin hari semakin tinggi bangunan2 itu terbangun.
Baiklah. Tidak salah sama sekali. Dan tidak salah juga, ketika desainer2 atau arsitek, mendesain "bangunan2 tumbuh" RSCM. Mereka mempunyai konsep2 tertentu untuk membuat RSCM menjadi rumah sakit kebanggan Indonesia, lebih dari apapun!
Â
Tetapi komprehensif bukan hanya fasilitas2nya saja, tetapi justru lebih bisa menjadi KEBANGGAAN warga karena yang tampak dan terlihat adalah kenyataan. Jika RSCM di desain dengan fasilitas yang komplit dan terlihat oleh mata, jelaslah, bangunan ini akan menambah ‘kecantikan’ ibukota Jakarta.
Tetapi ketika aku melihat desain komprehensif RSCM dari atas, sepertinya bangunan utama (yang disebut  Eijkman) dan bangunan pintu masuk RS ini, hanya sebagai ‘perlintasan’ menuju fasilitas2 yang di janjikan.
Sayang sekali, justru bangunan awal itu bisa membuat RSCM semakin membanggakan …..
***
Tetapi, aku sebagai arsitek tua, dan sebagai city planner, aku melihatnya dengan kacamata yang berbeda. Aku hanya ingin berkata disetiap artikel2ku tentang sebuah konsep "ciri khas" dan budaya lokal. Masing2 kota mempunyai ciri khas nya. Dan Jakarta sebagai bagian dari Indonesia yang pernah dijajah bangsa lain, mempunyai ciri khas tersendiri. Bukan hanya RSCM dibangun oleh masa kolonial Belanda, tetapi bangunan2 nya pun mempunyai ciri khas khusus, yang sangat cantik!
Bukan berarti kita sepertinya "bergantung" pada arsitektur mereka, tetapi memang arsitektur kolonial Belandq sudah menjadi bagian dati arsitektur Indonesia. San tidak sama dengan yang mengatakan bahwa kita "menghambur2kan energi" untul arsitektur kolonial!