Ketika pertama kali aku melihat desain RSCM Kencana, seketika itu juga pandanganku menurun. Desain Cempaka tidak dibaurkan dengan RSCM lama, bahkan tidak berhubungan dengan UI Fakultas Kedokteran. Dengan desain modern berwarna hijau, yang aku tidak bisa mengerti dan merasakan konsepnya, RSCM Kencana berubah menjadi "bukan RSCM", tetapi rumah sakit yang lain, karena tidak ada persamaannya, kecuali logo RSCM nya.
RSCM Kencana dan Pusat Kesehatan Ibu & Anak RSCM, terlihat “bukan RSCM”, karena tidak membaur dengan konsep awal bangunan lamanya. Konsep yang full berbeda sekali, entah apa maknanya. Bahkan antara 2 bangunan baru pada foto diatas ini pun, ternyata tidak mempunyai hubungan konsep sama sekali, lewat desain dan detail2nya …..
Akan sangat lebih baik, jika antar bangunan2 baru nya mempunyai (paling tidak) kesamaan desain, walaupun modern, dan kosep desainnya mampu membangkitkan kebanggaan, sesuai dengan nama RSCM itu sendiri, sebagai rumah sakit kebanggaan Indonesia ……
Begitu juga bangunan2 setelahnya. Dan sepertinya, masing2 bangunan itu di desain berbeda dan aku tidak bisa melihat sebuah konsep yang komprehensif, sebagai bangunan (RSCM) yang bisa membanggakan Indonesia.
Mengapa aku bisa menulis seperti ini?
Jangan lupa, bahwa walaupun RSCM di desain mengikuti konsep bangunan kolonial, bangunan itu tetap memiliki fisilitas2 servah wah dan modern. Bangunqn2 pintar itu lebih mempunyai ciri khasnya. Bukan semata2 bangunan modern yang tanpa ciri khas.
UI Fakultas kedokteran, berjajar dengan RSCM, dari waktu kewaktu. Dan seyogyanya, UI ini menjadi salah satu patokan dasar, untuk membangun RSCM dibekangnya, sebagai “back-ground” …..
Jangan lupa juga, jika si arsitek tidak mau mendesain bangunan kolonial sebagai ciri khas RSCM, mereka pun tidak membaurkan desain mereka dengan budaya lokal. Si arsitek tidak membaurkan dengan ciri khas budaya Jakarta. Dan arsitektur khas Jakarta itu sangat membaur dengan arsitektur kolonial! Ditambah lagi bahwa bangunan kolonial itu pun berbaur dengan bangunan China lama, yang memang sudah mendarah daging dengan Indonesia, termasuk Jakarta!
Tidakkah ada yang memikirkan tentang "kepedulian budaya dan ciri khas kota?"