Drainase berwawsan lingkungan memang harus terpadu yang merupakan system rangkaian dari hulu sampai hilir, dimana secara maksimal menyalurkan air permukaan kearah sungai, danau ataupun laut, selain diserap oleh tanah. Tidak dialirkn secepat2nya, justru ditahan dahulu untuk air permukaan itu meresap ke dalam tanah, melalui tandon2 resapan. Kolam tendon, biopori atau bangunan2 resapan lainnya.
Mengapa harus berlambat2 untuk mengalirkan air?
Ya ….. karena untuk Jakarta, bahkan untuk sebagian besar kota2 di Indonesia yang padat dalam membangun, semakin minimnya persediaan air tanah, sehingga kita peril ‘memasukkan’ air permukaan ke dalam tanah. Dan ini termasuk untuk perbaikan lingkungan.
Cara efektif untuk pembangunan drainage berwawasan lingkungan adalah biarlah warga kota merasakan semakin berkurangnya air tanah, dan semakin mahalnya air berbayar (PAM). Tetapi bukan itu yang kita inginkan, bukan? Karena ketika air tanah sekamin sedikit dan mahalnya air berbayar, tentu bukan solusi yang baik. Dan warga kota menengah ke bawah lah yang paling merasakan dampaknya.
Warga kota, mulai ‘menabung’ aktif di kolam2 tandon milik sendiri. Menampung air hujan, mengalirkan air hujan di lingkungan sendiri, membuat tanah2 resapan di lingkungan sendiri. Dan sumur resapan adalah solusi termurah! Dengan hanya menggali sumur resapan berdiamerter sekitar 1 meter, dan bisa sampai kedalaman 5 meter.
Itu bagi warga kota yang masih mempunyai lahan yang bisa untuk menggali sumur. Lalu bagaimana jika di perkotaan pada dimana untuk perkir kendaraan pun tidak bisa bahkan di lingkungan padat penduduk?
Untuk pemukiman2 seperti ini, justru pemda hanrus meremajakan daerah ini, seperti Kalijodo, dimana justru pemukiman padat itu tibongkr untuk dibangun ruang terbuka hijau dan paru2 kota, serta dibangun segala fasilitas untuk perbaikan lingkungan.
Â
Gambar diatas, jika tanah cukup luas sehingga bisa tidak hanya 1 sumur resapan, tetapi bisa banyak sumur resapan, supaya memanen airnya semakin banyak.
Â
Jika pekarangan tidak terlalu luar, untuk sumur resapan modern. Tidak menggali dan dijual sudah berupa tabung dengan ukuran2 tertentu.