By Christie Damayanti
Dokumen pribadi
Program MEREKA ADA memang akan terus bergaung. Ketika sebagian besar manusia adalah sehat dan normal. Tp sebagian kecil adalah manusia yang terbatas. Tuhan mempunyai rencana tersendiri untuk ini, itu tidak akan kita ketahui. Itulah Rahasia Tuhan!
Aku sangat yakin bahwa rencana Tuhan sangat luar biasa. Dengan adanya MEREKA, Tuhan mau kita berbagi. Berbagi apapun. Bukan hanya materi saja, tetapi lebih kepada "kepedulian". Bukan hanya berbagi tenaga saja, tetapi lebih menekankan tentang sebuah KASIH kepada sesama .....
Minggu lalu, aku ke Yayasan Rawinala. Sebuah yayasan pendidikan tuna ganda. Orang bilang SLB-G. Apa itu G?
Sekolah ini mendidik dari umur TK sampai umur 20 tahun. Diharapkan mereka setidaknya bisa sosialisasi dan mengurys dirinya sendiri. Memang pada kenyataanya, sevagian besar dari mereka membutuhkan pendanpingan seumur hidup, karena jangankan mencaru uang, untuk kebutuhan sendirinya saja mungkin tidak mampu.
Tuna ganda adalah keterbatasan atau ketidakmampuan ganda. Yang sudah pasti adalah tuna netra atau low-vision bergabung dengan tuna2 yang lain. Ada tuna rungu (keterbatasan / ketidakmampuan secara pendengaran). Tuna daksa (keterbatasan / ketidakmampuan secara fisik / cacat fisik). Tuna grahita (keterbatasan /ketidakmampuan secara intelegensia). Dan tuna2 yang lain.
Bahkan adabeberapa anak sama sekali tidak bisa berbuat apa2. Tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, tidak bisa berbicara, tidak bisa berinteraksi dan tidak bisa berpikir. Tetapi MEREKA ADA! Dan MEREKA membutuhkan kita ......
Yayasan pendidikan Rawinala berada di Condet. Tempat tang nyaman untuk MEREKA dengan bantuan pengurus yang sangat luar biasa! Yang sangat peduli dan sangat memperhatikan mereka. Dan aku bisa bercakap2 dengan baik dengan pengurus, untuk apa yang bisa kita bantu. Karena kita mungkin tidak bisa membantu secara materi. Tetapi pasti ada yang tersembunyi, yang bisa kita lakukan.
Sambil mengobrol, aku digandeng Ibu Tini, salah satu pengurus, untuk berkeliling sekolah. Bu Tini banyak bercerita. Beliau mengenal semua anak2 itu, termasuk tentang keterbatasannya.
Pertama kami masuk ke 1 ruang kelas, dimana 4 orang anak ini mampu untuk belajar secara akademis. Umurnya antara 10 tahun – 12 tahun. Mereka cukup pintar sesuai dengan kemampuannya, bahkan ketika gurunya membuat soal tentang aljabar sederhana dengan sudut2nya, seorang anak, namanya Angga, mampu menjawabnya. Mereka 3 orang sangat ‘low vision’, mendekati tuna netra. Jadi ketika kami masuk di kelasnya, mereka terlihat menempelkan kepalanya di meja, sambil tangan mereka menulis. Kupikir awalnya, mereka cape, tidur atau ngambeg.
Tetapi belum aku bertanya kepada gurunya, beliau justru langsung bercerita bahwa mereka low vision, sehingga mereka menempelkan kepalanya (pipi menyentuh meja), karena merea hanya bisa melihat dengan lemah, di ujung matanya ….. hanya dengan sinar matanya yang redup, mereka bisa memanfaatkannya untuk melihat dan belajar ….. dan merek bersyukur sekali dengan itu ……
Anak yang 1 lagi, adalah full tuna netra, jadi dia dibimbing oleh gurunya untuk belajar dengan Huruf Braille. Kelas ini sangat aktif. Suara2 khas mereka, bercanda dan tertawa sambil belajar. Dan guru mereka sangat terlihat luar biasa.
Aku berjalan ke 4 orang anak ini. Menyapa mereka satu demi satu. Karena memang mereka low vision, mereka tidak mampu mengenali aku. Tetapi dengan sinar matanya yang redup, mereka bukan hanya menyapa aku secara fisiknya, melainkan juga menyapa dengan hatinya ….. dan aku merasakan getar hati yang mendambakan perhatian …..
Angga, adalah yang paling aktif. Dia banyak bertanya, tante namanya siapa? Rumanya dimana? Tante sudah makan atau belum? Dan pertanyaan2 sederhana keluar dari mulut nya sambil terus tertawa. Aku meladeninya dengan sabar. Seperti aku meladeni anak2 dibawah 12 tahun. Ya, karena terlihat mereka memang harus terus dibimbing karena mereka mengalami tuna ganda ……
Ya Tuhan …..
Betapa beratnya orang tua mereka. MEREKA ini sih tidak mengerti. Yang jelas karena MEREKA dikaruniakan ketidakmampuan dalam hidup, mereka terus merasakan kebhagiaan. Ya ….. orang2 yang tidak mengerti, maka mereka tidak mempunyai masalah. Jika mereka tidak mempunyai masalah karena tidak mengerti, hasilnya MEREKA akan terus berbahagia!
Tetapi orang tuanya yang mengerti, akan berat untuk menerima hal ini. Jadi, saat itu aku berpikir jika aku mengalamiya, sebagai orang tua dengagn anak2 yang luar biasa seperti ini, harus berusaha untuk tegar dan kuat!
Aku ingat ketika Michelle, anakku yang bungsu, yang divonis pendengarannya hanya 95dB (manusia normal penfengarannya sekitar 20dB – 30db, dimana jika 100dB berarti dikatakan tuna rungu), dan hanya bisa mendengar teriakan di kupingnya. Betapa berat membayankan anakku seperti itu. Sehingga dengan sekuat tenaga aku berusaha Micheele sembuh, sampai 4 tahun aku tidak bekerja, untuk setiap minggu ke RSCM Klinik Tumbuh Kembang menjalani terapinya …..
Dan aku sangat mengerti bagaimana orang tua akan sedih bahkan down mempunyai anak2 luar biasa. Sehingga, aku ingin melayani mereka.Entah begaimana, tetapi aku ingin berbagi dengan mereka, berbagi dalam hal apapun, dan ingin terus ikut serta untuk menjadikan anak2 ini berbahagia …..
Secara manusia, anak2 seperti ini membutuhkan pendampingan seumur hidup. Jika kita (aku) tidak mampu untuk membantunya, baik secara materi atau tenaga atau apapun, kita tidak mampu, paling tidak, MEREKA butuh “kepedulian” kita. Dan kita bisa berbagi KASIH dengan mereka, walau hanya lewat senyum …..
Aku merasakannya. Ketika aku terus tersenyum meladeni pertanyaan2 mereka, setelah itu mereka (khususnya Angga) ‘membuntuti’ ku sampai ruang aula. Dimana waktu itu memang ada acara disana. Dan mereka terus dekat2 dengan ku. Aku memegang MEREKA. Aku memeluk MEREKA. Dan aku terus tersenyum untuk MEREKA …..
Dan aku ingin terus berbagi dengan MEREKA …..
Ya ….. MEREKA ADA ……
Sebelumnya :
Keterbatasan Mereka Justru adalah Kekuatan Mereka
‘Mereka’ adalah Inspirasi yang Terpendam …..
“Sahabat Christie” dalam Komunitas http://charity.christiesuharto.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H