Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Romantisme ‘Palais Garner’, Tetap Menunggu …..

11 Januari 2016   12:21 Diperbarui: 11 Januari 2016   12:36 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

borjousparis.com

Sebenarnya aku ingin ke Palais Garner, Opera House, sebuah gedung opera untuk mempertunjukkan pertunjukkan2 dunia, tetapi khususnya karya anak bangsa Perancis, yang dibangun tahun 1669. Tetapi karena terus hujan, kami memutusan dari Notre Dame Cathedral, kami pulang ke hotel setelah makan malam di dekat2 hotel saja.

Tetapi aku sangat menginginkan, anak2ku masuk ke tempat aku sempat ‘terpuruk’ sendirian di Opera House. Tempat aku hanya diam berjalan2 sendiri di kota Paris, ketika beberapa kali aku bertugas sampai berminggu2 disana …..

Ceritaku ketika aku berada dalam kesendirian di kota Paris, kota yang penuh romantisme

Aku tidak tahu mau kemana, aku hanya ingin kesebuah tempat yang belum pernah aku datangaai jika ke Paris. Tempat2 wisata di kota Paris nyaris sudah pernah aku datangi ( lihat beberapa link dibawah ini ). Eh, tunggu! Aku belum pernsh masuk ke Opera House! Ya betul!  Segera aku mencari taksi untuk menuju ke Opera House Paris, The Opera Palais Garnier. Dan aku langsung menuju 8 Rue Scribe 75009 Paris, sejajar dengan Le Louvre .....

Palais Granier didirikan oleh Louis XIV pda tahun 1669. Dibangun atas perintah Napoleon III dengan  arsiteknya Charles Garnier berumur 35 tahun waktu itu. Pekerjaan proyek ini berlangsung sejak tahun 1860 – 1875, tetapi terganggu dengan beberapa insiden termasuk perang tahun 1870 dan jatuhnya Kekasiaran Perancis. Dan the Palais Garnier diresmikan tanggal 5 Januari 1875.

 

GreatBuilding.com

Foto sejarah Palais Garner seabad yang lalu dan potongan bangunan ini. Tahun 1870-an, mereka sudah mampu mendesain dengan konstruksi seperti ini, menandakan sebuah karya manusia yang luar biasa .....

Aku berkeliling bangunan ini, tidak cukup dalam 1 hari saja untuk mengamati dan bermimpi .....

Taksiku berhenti tepat di depan Palais Garnier atau Opera House Paris. Aku turun setelah membayar taksi, hmmm .... cukup mahal. Nanti aku akan pulang ke hotel dengan bus saja, pikirku, sambil melihat2 pemandanan. Dan aku sempat hanya berdiri saja tepat di depan Palais Garnier, tanpa melakukan apa2 ......

Wow! Sebuah karya agung nan cantik! Luar biasa! Bukan hanya keklasikkannya yang membuat aku terkagum2 saja, justru aura keromantisannya menyeruak lewat tatapan mata kagumku!

 

Bangunan ini masih sama dengan pertama kali dibuka ( lihat foto sejarah diatasnya ), dengan bangunan ‘chocolate’nya ......

Aku mulai bejalan menuju masuk Palais Garnier. Perlahan sambil memotret apa yang aku inginkan, aku masuk ke foyer utama.Tiet masinya untuk wisatawan gratis, kecuali jika ingin menonton opera. Aku melangkah masuk. Dan tatapan mataku benar2 terfokus berada dalam alam mimipi! Sebuah mimpi indah sejak aku kecil! Ya ..... aku dulu ( dan masih sampai sekarang ), ingin memasuki sebuah istana dalam cerita Cinderella. Dan aku benar2 ingin melihat, dan mencari tahu, apa yang dikerjakan putri2 cantik di sebuah kerajaan atau pangeran2 tampan dalam kesehariannya!

Foyer Palaise Garnier itu bisa mereflesikannya dengan tepat, sesuai dalam bayanganku! Ya! Aku merasa berada dalam suasana ‘de ja vu’. Sepertinya, aku pernah kesana, tetapi dimana ya? Aku menggeleng2kan kepalaku, tersenym dan mengingat2.  Ya, pasti ‘de ja vu’ ini memang ada. Ya, aku ‘pernah’ berada dan merasakan tempat disini, pasti dalam mimpiku ......

The Great Staircase adalah sebuah titik yang paling terkenal dari Palais Granier. Dad tangga ganda ke beberapa tempat di berbagai tingkat auditorium. Dindingnya dilapisi marmer Perancis, yang aku tahu sangat mahal. Berwarna emas kecoklatan, tidak ada di Indonesia, aku tidak tahu namanya. Dinding itu dilapisi beberpa marmer klasik dengan arsitektur jaman Victoria denan lampu2 klasik yang cahayanya kuning redup, menambah romantisnya tempat itu, dan juga romantisnya hatiku.

 

Architectureweek.com

Aku membayangkan, aku sedang berada di istana Cinderella, memakai baju pesta, diundang oleh pangern tampan yang sedang mencari permaisurinya. Membayangkan Putri Cinderella yang kebingungan untuk mencari ruang pestanya, berjalan sendiri karena istana iu sangat luas! Bahkan suaa pesta nya pun tidak terdengar!

Dreamtime.com

Mimpiku seperti menjadi seorang putri Cinderella, berpesta dan mendapatkan pangeran tampan .....

Detak sepatuku menggema seantero ruangan. Ya,waktu itu baru jam 9.00 pagi. Baru aku sendri yang memasuki ruang itu. Dan aku benar2 berada di puncak mimpiku .....

Plafondnya, semua dilukis tangan. Menggambarkan alegori musik yang berbeda. Di kaki tangga berdiri 2 buah ‘torcheres’ perunggu, tokoh perempuan yang mengacungkan karangan bunga bercahaya. Dan di daerha ini tersimpan buku2 perpustakaan yang melestarikan catatan dari 3 abad masa palais Garnier tersebut. Dan sepanjang gallery ini, juga menyajikan banyak gambar, lukisan, foto2 sejarah dengang maket model bangunan klasik nan cantik ini. Perpustakaa ini disebut Rotonde de l’Empereur.

 Detail2 apik dan cantik jaman abad pertengahan, memenuhi semua bangunan ini .....

Aku terus berjalan, terus memasuki ruang2 besar yang masih bisa dimasuki. Semua kubah2 foyer dituupi mozaik2 indah dalam warna berkilau pada latar belakang emas. Cermin2 di dinding dan jendela2 dinding menonjolka dimensi2 yang luar biasa luas! Megah! Lukisan2 di plafond dilukis oleh Paul Baudry yang menggambarkan tema dari sejarah musik. Kecapi, adalah unsur dekoratif yang dominan. Dan replika patung Charles Garnier oleh pematung Carpeaux, berdiri di tengan2 foyer, depat salah satu jendela yang bisa melihat kebawah, Avenu del’ Opera yang menuju Louvre .....

 

 Dreamtime.com

Mimpiku tercapai dalam ruangan ini .....

Berjam-jam aku mengelilingi Palais Garnier. Berjalan, duduk di sofa sendiri, merenung, memfoto2 atau sketsa. Bermimpi dan terus bermimpi ..... sayang, aku tidak bersama dengan orang2 yang mencintaiku. Dadaku penuh dengan mimpi yang ingin aku wujudkan. Dan Palais Garnier ini menjadi media untuk aku men-transformasi-kan hatiku dalam sebuah cerita yang tidak akan aku lupakan. Dan suatu saat nanti, aku akan datang kesana lagi, bersama dengan orang2 yang aku kasihi, menjemput mimpi itu ......

Palais Garner, Tunggu aku, tunggu kami datang lagi, dan lagi, dan lagi ......

 *** Dan ketika aku berhasil membawa anak2ku ke Paris, kami tidak sempat menyambangi Palais Garner, karena terus hujan ……***

 

 Me and Palais Garnier, Paris tahun 2006. Kemilau kuning keemasan menyelimuti Palais Garnier .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun