Justru kekecewaanku tentang Paris itu membuat aku bertambah kuat dan tegar. Ada saat2 aku terpuruk ketika kekecewaan melanda bahkan bingung harus bagaimana. Ketika tidak punya uang cash membayar taxi. Ketika hujan turun dengan sangat deras, kedinginan dan tidak ada taxi. Bahkan ketika seseorang tidak peduli dengan aku di atas kursi roda dan 'memaksa' menyeruak cepat didepan kursi rodaku.
Tuhan mau aku belajar. Ketegaran itu aku pelajari lewat kekecewaan. Dan ketika anak2ku belum mampu untuk mencari solusi, sungguh Tuhan mengiringiku untuk terus .. bergantung pada NYA saja. Bukan kepada manusia .....
Kekecewaan di Paris menjelma menjadi ketegaran dan romantisme. Mungkin Tuhan hanya tersenyum dan geleng2 Kepala MYA saja, ketika aku kecewa pada Paris. Tetapi pada akhirnya, hatiku terbuka dari Kasih NYA. Dan aku semakin peka untuk Berkat2 NYA setiap saat untukku. Karena apapun yang terjadi di dunia ini, termasuk kejadian2 yang berada di sekelilingku, itu adalah bagian dari Rencana Tuhan. Dan semuanya ada maksudnya. Entah kita mengerti atau tidak, semua berjalan sesuai dengan kehendak NYA, bukan kehendak kita.
Dan Paris memberikan banyak pelajaran untukku. Kekecewaan lewat Paris membuat aku semakin kuat dan tegar. Bahwa ternyata rencanaku belum sama dengan Rencana NYA ..... dan aku percaya bahwa itulah yang terbaik untukku dan anak2ku .....
Sebelumnya :
Cantiknya Place du Trocadero, “Terjajah” karena Eiffel Tower
‘Arc de Triomphe’ : Kisah Romantisme dan Kepahlawanan
Eiffel Tower ‘ala’ Disney di Champs Elysees
‘Artère commerçante’ [Shopping street] des Champs Elysées