Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Kesalahan Kecil” di Sebuah Bangunan ala Belanda di Kota Tua Semarang

25 November 2015   11:33 Diperbarui: 25 November 2015   12:04 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coba lihat konsep permukaan jalannya. Dengan full conblock, seharusnya pemda Semarang mambangun pedestrian dari ujung ke ujung, sehingga pejalan kaki tidak harus ‘memaksa’ pengendara mobil untuk semakin menepi. Dan cukup berbahaya, jika tidak ada pembatas antara pejalan kaki dengan kendaraan …..

Konsep permukaan jalan conblock sebenarnya cantik sekali, seakan2 kita berada di Eropa, karena semua jalan di Kota Tua Eropa, selalu memakai permukaan conblock, karena GREEN (sangat bagus untuk penyerapan, dibawahnya tidak terdapat beton, langsung di atas tanah). Pemadatannya lah yang harus disesuaikan dengan padatnya kendaraan.

Apalagi jika turis Belanda dimana dalam sejarah, Belanda memang pernah menjajah Indonesia. Dan keturunan yang pernah di Semarang, pasti ada yang ingin sekali melihat Semarang jaman nenek moyang mereka. Seperti beberapa temanku di Belanda, bela2in ke Jakarta, Indonesia hanya untuk melihat RS Cikini, tempat kakek nya dilahirkan sebelum perang kemerdekaan .....

Bangunan ini posisinya bukan di hook. Tetapi karena di sebelah bangunan ini kosong dan untuk parkir, seakan2 bangunan ini berada di hook dan justru mampu terlihat keseluruhan bangunan lawas nan cantik ini dari sisi kanannya. Dengan jendela2 di sisi sopi2 sebelah kanan yang tanpa kanopi sama sekali, membuat yang melihat semakin yakin bahwa bangunan ala Eropa ini semakin cantik dan unik. Karena bangunan ini dirancang oleh orang Belanda jaman itu yang berkonsep Eropa, sebuah benua 4 musim dengan hujan berintensitas rendah. Sehingga dia lupa bahwa ini adalqh di Semarang, sebuah kota tropis de gan musim hujan intensitas berat dan angin kencang.

Aku tidak tahu apalah jendela2 itu masih berfungsi. Tapi yang jelas, di tampak depan bangunan itu sangat cantik khas Eropa.

 

Sisi tempat parkir, sebenarnya sangat cantik denan pepohonan, tetapi sedikit tidak diatur, apalagi ketika banyak mobil pengunjung yang padat, tempatnya tidak mencukupi sehingga pengaturannya kurang baik …..

Yang membuat bangunan ini cukup "terganggu" dalam estetikanya adalah nama "Ikan Bakar Cianjur IBC", dengan tembok cukup besar berwarna orange, menghalangi keindahan bangunan tersebut. Sisi kanan dimana  jendela2 di area sopi2 dari atas sampai bawah, sebagian tertutup.

Padahal dengan adanya jendela2 cantik tersebut ditambah dengan pepohonan yang ditanam 'merambat', membuat yang melihat PASTI bermimpi tentang kejayaan bangunan tersebur pada masanya dan bermimpi kita berada seakan2 di sebuah negeri jauh ...... bahkan aku justru lebih excited ketika mimpiku berbayang jelas dan artikel2ku meluncur dengan deras untuk menyapa sahabat yang peduli dengan Kota Tua .....

Bahkan sebuah dinding tinggi (bangunan baru) untuk papa nama restoran tersebut, justru menjadi ‘icon’ bagi pengunjung untuk berfoto bersama. Tetapi inilah yang justru salah satu “kesalahan kecil” , dari beberapa  yang ada, terjadi. Warna orange menyolok, justru menutupi bagian belakang yang harus nya di blow-up.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun