Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Kesalahan Kecil” di Sebuah Bangunan ala Belanda di Kota Tua Semarang

25 November 2015   11:33 Diperbarui: 25 November 2015   12:04 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

  

LINK Kota Tua Semarang :

Metamorfosa ‘Spiegel Bar & Bistro’ : Eropa Lama di Semarang

‘Gereja Blenduk’ Semarang, Salah Satu Gereja Tertua di Jawa Tengah

***

Berkeliling di Kota Tua Semarang, hatiku agak sedikit lebih lega. Mengapa? Mungkin memang kota Semarang dibandingkan kota Jakarta, jauh lebih kecil sehingga aku tahu bahwa bangunan2 tua di Kota Tua pun jauh lebih sedikit, dibanding dengan Kota Batavia Tua, Jakarta.

Dan aku menemukan bangunan2 tua Semarang cukup terawat, bahkan beberapa sangat terawat. Sehingga selintas berkeliling Semarang, Kota Tua nya cukup cantik! Apalagi sepanjang jalan Letjend Suprapto, banyak di antara bangunan2 tersebut justru dipugar dan dijadikan cafe2 atau restoran2 keren. Bukan hanya makanan internasional saja, bahkan makanan 'kuring' pun menjadikan restoran ..... padat pengunjung di jam makan.

Untuk bangunan2 tua jaman kolonial Belanda, memang lebih cocok jika si manajemen bangunan yang memilih untuk menjual makanan sebagai restoran atau cafe, adalah makanan2 ala kolonial. Makanan Eropa, atau setidaknya makanan ala barat. Bukan makanan Indonesia. Sehingga, suasana dan auranya sarat dengan sejarah masa lampau bahkan bisa bermimpi seakan kita berada di Eropa ......

Ada sebuah bangunan cantik, tepat di sebelah kiri depan Gereja Blenduk, oleh si pemilik bangunan di pugar dan di jadikan rumah makan Ikan Bakar Cianjur (IBC). Berdekatan dengan beberapa bangunan tua berkonsep Eropa (khususnya Belanda) menjadikan jalan Letjend Suprapto Semarang, seperti "Little Netherland". Ditambah jalan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu ramai, jika pedestriannya di olah sedemikian rupa, aku yakin jalan ini akan lebih mempesona untuk sebuah area wisata bagi turus2 lokal maupun manca negara.

Coba lihat konsep permukaan jalannya. Dengan full conblock, seharusnya pemda Semarang mambangun pedestrian dari ujung ke ujung, sehingga pejalan kaki tidak harus ‘memaksa’ pengendara mobil untuk semakin menepi. Dan cukup berbahaya, jika tidak ada pembatas antara pejalan kaki dengan kendaraan …..

Konsep permukaan jalan conblock sebenarnya cantik sekali, seakan2 kita berada di Eropa, karena semua jalan di Kota Tua Eropa, selalu memakai permukaan conblock, karena GREEN (sangat bagus untuk penyerapan, dibawahnya tidak terdapat beton, langsung di atas tanah). Pemadatannya lah yang harus disesuaikan dengan padatnya kendaraan.

Apalagi jika turis Belanda dimana dalam sejarah, Belanda memang pernah menjajah Indonesia. Dan keturunan yang pernah di Semarang, pasti ada yang ingin sekali melihat Semarang jaman nenek moyang mereka. Seperti beberapa temanku di Belanda, bela2in ke Jakarta, Indonesia hanya untuk melihat RS Cikini, tempat kakek nya dilahirkan sebelum perang kemerdekaan .....

Bangunan ini posisinya bukan di hook. Tetapi karena di sebelah bangunan ini kosong dan untuk parkir, seakan2 bangunan ini berada di hook dan justru mampu terlihat keseluruhan bangunan lawas nan cantik ini dari sisi kanannya. Dengan jendela2 di sisi sopi2 sebelah kanan yang tanpa kanopi sama sekali, membuat yang melihat semakin yakin bahwa bangunan ala Eropa ini semakin cantik dan unik. Karena bangunan ini dirancang oleh orang Belanda jaman itu yang berkonsep Eropa, sebuah benua 4 musim dengan hujan berintensitas rendah. Sehingga dia lupa bahwa ini adalqh di Semarang, sebuah kota tropis de gan musim hujan intensitas berat dan angin kencang.

Aku tidak tahu apalah jendela2 itu masih berfungsi. Tapi yang jelas, di tampak depan bangunan itu sangat cantik khas Eropa.

 

Sisi tempat parkir, sebenarnya sangat cantik denan pepohonan, tetapi sedikit tidak diatur, apalagi ketika banyak mobil pengunjung yang padat, tempatnya tidak mencukupi sehingga pengaturannya kurang baik …..

Yang membuat bangunan ini cukup "terganggu" dalam estetikanya adalah nama "Ikan Bakar Cianjur IBC", dengan tembok cukup besar berwarna orange, menghalangi keindahan bangunan tersebut. Sisi kanan dimana  jendela2 di area sopi2 dari atas sampai bawah, sebagian tertutup.

Padahal dengan adanya jendela2 cantik tersebut ditambah dengan pepohonan yang ditanam 'merambat', membuat yang melihat PASTI bermimpi tentang kejayaan bangunan tersebur pada masanya dan bermimpi kita berada seakan2 di sebuah negeri jauh ...... bahkan aku justru lebih excited ketika mimpiku berbayang jelas dan artikel2ku meluncur dengan deras untuk menyapa sahabat yang peduli dengan Kota Tua .....

Bahkan sebuah dinding tinggi (bangunan baru) untuk papa nama restoran tersebut, justru menjadi ‘icon’ bagi pengunjung untuk berfoto bersama. Tetapi inilah yang justru salah satu “kesalahan kecil” , dari beberapa  yang ada, terjadi. Warna orange menyolok, justru menutupi bagian belakang yang harus nya di blow-up.

Dinding sopi2 dengan jendela2 cantik tertutup, sehingga keseluruhan bangunan cantik ini seakan ‘tenggelam’ dengan nama “Ikan Bakar Cianjur”, yang sebenarnya pun juga tidak sesuai dengan konsep bangunan tersebut ……

Tampak depannya memang sangat indah! Dengan kanopi tinggi di atap lantai kedua, plafondnya cantik sekali! Material kayu merajai dengan konsep ‘tangan2 penopang’, berjajar lurus dan tegas! Berbaur dengan dinding putih dengan jendela kayu, sangat spesifik bangunan tua Belanda. Ditambah lagi, atap dengagn penutup atak genteng terakota sekitar lebih dari 60 derajat, benar2 konsep bangunan tua untuk ‘mengangkat’ ruangan dan membuat bagian dalamnya cukup sejuk, dengan angin yang semilir lewat jendela2 yang ‘cross-ventilation’ …..

 

Dari kanan dan dari kiri, komposisinya pas dan cantik! Gentengnya dari tanah liat. Walaupun kanopinya ‘tidak sesuai’ dengan alam tropis Indonesia ( kanopi untuk Indonesia, menurutkku minimal sepanjang 2 meter, untuk menghindari air hujan) karena hanya kurang dari 1 meter, tetapi dari keseluruhan bangunan ini, cukup memadahi untuk daerah tropis ……

Coba lihat kesan yang ditimbulkan dari penutup jalan conblock …… cantik dan seperti berada di Eropa. Ah ….. Kota Tua Semarang yang cantik …..

Sisi tempat parkirnya pun sangat indah! Dengan jendela2 cantik dan pohon2 bambu mungil namun tinggi, mrmbuat suasana sebelum memasuki restoran ini, tidak seperti di Semarang atau di Indonesia. Mengapa?

Karena memang demikian adanya. Bangunan Eropa dengan jendela2 nya yang khas, serta pepohonan yang seakan 'merambat' serta permukaan jalannya adalah conblock, serius, itu cantik sekali! Tetapi ketika selesai makan, dengan banyaknya mobil2 yang terparkir serabutan ..... hihihi ..... itulah Semarang . .... itulah Indonesia ......

Bangunan itu dindingnya di cat putih dan pintu jendelanya terbuat dari kayu. Di rawat dengan baik sekali, membuat pengunjung restoran tersebut senakin senang. Makanannya cukup enak, walau tidak sesuai dengan jenis makanannya. Tetapi dengan bangunan tua serta konsep restoran yang menjaga kualitas untuk pengunjung dalam segala hal, membuat orang "lupa" dengan kesalahan2 kecil yang ada.

Sebuah konsep desain apapun dari awal sekali sampai kepada konsumen, memang seharusnya detail dan membawa konsep itu semakin di apresiasi. Kesalahan2 kecil memang pasti terjadi. Tetapi tidak salah jika kesahan kecil tersebut tetap mampu menunjang kebedaraannya bahkan bisa membuat konsep itu lebih bermakna bagi konsumen.

Inilah kita. Inilah Indonesia dengan berbagai macam kebinekaan nya. Jaman kolonial Belanda dari negeri jauh serta Indonesia sebagai negeri tropis, tentulah sangat berbeda. Dan tidak salah jika kita ingin berekspresi yang berbeda, untuk mengambil makna yang juga berbeda demi sebuah keindahan masa lampau lewat Kota Tua Semarang ......

‘Salam dari "Ikan Bakar Cianjur" ......

 

By Christie Damayanti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun