Dinding turap yang sedang dibangun ini, tidak sampai melebihi tinggi bangunan. Sehingga pandangan orang2 sangat luas. Masyarakat yang bertempat tinggal disana bisa bersama memantau untuk sungai ini tetap bersih. Karena jika sampah tetap berserakkan, lama2 banjir bukannya berkurang, malah bertambah hebat lagi.
foto.viva.co.id
Ini adalah foto udara Kampung Pulo sebelum di bongkar. Terlihat, DAS Ciliwung benar2 sempit, bukan DAS gemuk seperti tulisanku sebelumnya. Padahal Sungai Ciliwung ini lah yang mengalirkan ir bah, banjir kiriman dari Bogor.
Bisa dibayangkan, sesempit sungai ini, sebanyak2nya banjir yang meluap sampai jauh. Butuh ‘mind set’ yang bisa membuat pikiran warga Jakarta yang selalu ‘menuduh’ siapapun yang memimpin Jakarta, bahwa, YANG MENYEBABKAN BANJIR JAKARTA YAITU KITA SENDIRI, dengan membangun bantara sungai ini menjadi pemukiman kumuh, serta ketidak-pedulian warga yang lain karena tidak ikut serta memelihara lingkungan ……
infoproperty.id
Ini adalah Sungai Ciliwung ‘baru’ di Kampung Pulo (Jalan Jatinegara Barat). Bisa dilihat, DAS Ciliwung ini lebih lebar, WALAUPUN agak diragukan jika air bah datang lagi, apakah perkampungan kumuh di sebelah itu, tidak kebanjiran? Karena DAS Ciliwung ini masih tergolong kurus, bukan DAS gemuk.
Pemda harus tegas untuk menghalau warga yang ingin memabngun rumah2 mereka di bantaran Sungai Ciliwung ini lagi. Karena terlihat daerah ini lebih nyaman untuk dibangun rumah. Ketegasan pemda, akan menjadikan banjir semakin ‘menghilang’ …..
***
Cerita tentang normalisasi sungai tidak aka nada habis2nya, karena memang urusan ke-13 sungai yang mengaliri Jakarta itu mempunyai permasalahan2 masing2. Belum lagi yang berhubungan dengan banjir, pintu air, bahkan bagian hulu dan bagian hilir. Dan semuanya ini akan aku tuliskan terus untuk pencerahan kepada warga Jakaarta, bahwa yang dilakukan pak Ahok, menggebrak untuk kesejahteraan kita semua itu sama sekali tidak gampang. Butuh ‘keberanian khusus’ dan kerja keras untuk membenahi Jakarta kota kita ……