Konsep DAS Sungai Ciliwung dari Hulu ke hilir. Tetapi jangan lupa tentang konsep DAS gemuk nya, karena jika curah hujan di Bogor semakin tinggi karena perubahan alam, kemungkinan besar DAS Ciliwung tidak akan menampung aliran air banjir kiriman dari Bogor. Sehingga, harus mempunyai langkah2 antisipatif …..
DAS gemuk sangat berfungsi ketika air di dalam sungai penuh dan meluap lewat DAS dan DAS gemuk itu berungsi untuk menyerap dengan cepat supaya air yang meluap itu tidak akan membanjiri lahan disekitar sungai. Tetapi lain lagi jika dipinggiran DAS dibangun dengan 'sheet pile', karena di titik2 tertentu sungai itu lebih dalam dan sulit untuk membangun turap untuk DAS.
Memang, ada perhitungan2 yang harus dicermati. Dimana harus dibangun DAS gemuk atau DAS kurus. Aku hanya ingin menuliskan untuk pandangan2 terbuka supayq lebih baik lqgi. Yang jelas, kita tahu bahwa aliran Sungai Ciliwung itu hulu nya ada di Bogor bahkan lebih jauh lagi. Dimana curah hujan di Bogor memang tinggi, makanya Bogor disebut Kota Hujan. Sehingga antisipasi kolaborasi pemda Jakarta dan pemda Bogor harus selaras. Harus antisipasi 2x lipat dibandingkan dengan sungai2 yang lain.
Pemikiranku tidak susah. Malah sangat sederhana. Jika Sungai Ciliwung berpotensi mengalirkan banjir kiriman dari Bogor ke Jakarta, yaaaa ..... antisipasinya adalah lebih mwmbangun Sungai Ciliwung. Lebih di keruk, apalagi lebih ke arqs Jakarta supaya sungai lebih dalam. Bantaran sungai di berbaharui sebagai DAS. Dan DAS ini adalah DAS yang gemuk. Mi gkin tidak sepanjang Sungai Ciliwung, tetapi hanya di beverapa titik, terutama di titik2 belokan, karena di belokan air kemungkinan besar akan melaju dengan keras dan meluap. Apalagi jika air sangat banyak ......
Pada foto diatas, apakah DAS Ciliwung ini yakin mampu menampung air bah banjir kiriman dari Bogor? Dengan peil (ketinggian) air yang cukup tinggi seperti diatas, jika ada banjir kiriman, kemungkinan besar air akan meluap, walau sudah mempunyai tanggul2 …..
DAS Ciliwung di atas ini, bukan / belum berfungsi sebagai DAS, karena DAS sebenarnya harus ada juga daratan tanah dan hijaunya, bukan hanya sekedar lebar sungai saja,seperti foto diatas ….. sehingga DAS ini belum berfungsi dengan baik …..
DAS gemuk? Segemuk apa? Ada perhitungannya sendiri. Para pakarlah yang harus menghitungnya, sehingga dana yang terpakai tidal sia2. Masalahnya adalah, bahwa ketika Sungai Ciliwung sudah masuk ke Jakarta, sebagian besar adalah untuk pemukiman kumuh, walau sudah sebagian yang yang dipindahkan oleh pak Ahok.
Tetapi jika aku lihat dan amati lewat foto2 udara dan berhubungan dengan konsep tata kota (bangunannya), ada titik2 tertentu bangunan2 sangat mepet dengan sungai. Artinya, jika dalam perhitungan tentang DAS gemuk, dan titik itu berada di bangunan2 yang memepet (bangunan yang legal lho) dengan sungai, berarti pemda senakin banyak mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan. Karena bangunan ini sesuai dengan aturan.
Masalahnya adalah, kemungkinan besar bangunan2 itu memang sesuai dalam aturan tetapi alam ini memang tidak bisa diprediksi. Dengan perubahan2 alam yang selalu ada, membuat kita semua termasuk pemda harus lebih antisipatif. Misalnya, jika dulu bangunan dekat sungai berjarak 5 meter, anrisipatif nya ditambah sampai 10 meter. Ada lahan untuk keqmanan dan kenyamanan, dan lahan itu baik juga untuk RTH baru dan penyerapan Jakarta.