Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Normalisasi Sungai dengan Daerah Aliran Sungai [DAS] nya

22 September 2015   12:51 Diperbarui: 22 September 2015   13:54 2719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

konsevasidasciliwung.wordpress.com

Ke-13 sungai2 yang mengaliri Jakarta dan Sungai Ciliwung yang terbesar dari hulu selatan Jakarta. DAS-DAS ke-13 sungai ini harus diperhitungkan dengan cermat untuk kebijakkan banjir kota

Sebelumnya :

Normalisasi Sungai Jakarta vs Ruang Terbuka Hijau [RTH]

“Love City” : Menuju Jakarta yang Dicintai dan Mau Melayani Warganya

Artikelku tentang normalisasi sungai vs RTH seperti link diatas, menuai cukup banyak pembaca dan pertanyaan. Banyak yang bertanya lewat japri. Mereka berpikir bahwa hanya cukup dengan gebrakan yang lakukan oleh pak Ahok yaitu normalisasi sungai, cukup membuat Jakarta tidak banjir lagi.

Tidak. Tidak segampang itu, tetapi gebrakan pak Ahok terus menerus dan semakin baik. Masih banyak detail2 yang harus diperhatikan. Tim pak Ahok harus terus berbenah untuk lebih baik lagi. Karena di titik2 detail dan perawatannya itulah yang akan menentukan. Apakah karena normalisasi sungai itu semakin tidak banjir, ataukah tetap saja banjir. Makanya, jangan terus menghakimi dulu, karena untuk mengatasi banjir Jakarta itu butuh waktu karena kota ini sudah sangat amburadul …..

Seperti yang aku tuliskan tentang pedestrian. Contoh pedestrian sepanjang Gatot Subroto sampai ke arah Slipi dan Grogol, ternyata sia2. Seperti artikelku ini .....

Cerita Dibalik ‘Pedestrian Baru’ Sepanjang Jalan Gatot Subroto

Pedestrian Baru’ Jakarta, Hasilnya Apa? Nol Besar!

Padahal waktu itu, aku sangat yakin tim pemda sudah keluar dana banyak sekali tetapi detail2nya tidak di perhatikan dan maintenance nya semakin buruk! Alhasil, percontohan pedestrian ini menjadi pedestrian2 yang lain di Jakarta. Hanya konsepnya saja (yang dengan sistim bagi disabilitas) yang membahana, tetapi selebihnya ..... ??? Entahlah …..

Nah, ini pun demikian. Normalisasi sungai Jakarta luar biasa! Ok dan cepat sekali. Aku hanya mgamati saja. Perrlahan aku mendapatkan data2 lebih banyak lewat pengamatanku. Mungkin akan ada beberapa pertanyaan ata bahkan polemik. Tetapi, sungguh aku hanya ingin menyampaikan info2 untuk yang lebih baik lagi.

Normalisasi sungai dengn DAS (Daerah Aliran Sungai) nya

DAS  (Daerah Aliran Sungai) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. (PP No 37 tentang Pengelolaan DAS, Pasal 1)

DAS dalam bahasa Inggris disebut Watershed atau dalam skala luasan kecil disebut Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang dibatasi oleh punggung bukit atau batas-batas pemisah topografi, yang berfungsi menerima, menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke alur-alur sungai dan terus mengalir ke anak sungai dan ke sungai utama, akhirnya bermuara ke danau/waduk atau ke laut.

 

 
 pengertian-definisi.blogspot & bebasbanjir2015.wordpress

Contoh DAS. Ada yang mempunyai batasan2 dengan perbukitan / pegunungan, dimana dataran sekeliling sungai inilah yang harus ‘bersih’, sehingga fungsinya sesuai, yaitu untuk menampung air serta penyerapan air ke dalam tanah.  Termasuk juga mampu sebagai RTH lingkungan ……

 

detiknews.com

Sekarang, coba dicermati foto Sungai Ciliwung dengagn bantarannya penuh dengan pemukiman kumuh. Bagaimana dengan DAS nya? Jangankan DAS gembuk, DAS kurus pun, aliran air hanya sekedar aliran yang seadanya, dengan tumpukan sampah di dasarnya, yang pastinya tidak mampu untuk ‘menyerap’ banjir ……

Berarti ketika air hujan yang tidak masuk langsung ke dalam sungai dan tidak langsung terserap tanah, akan berada di DAS ini. Atau justru ketika ada banjir kiriman dari Bogor (misalnya), DAS seharusnya mampu menampung air banjir yang mumgkin meluap, yang akhrnya bisa membanjiri lahan di sekitar sungai. Artinya, di beberapa sungai harus mempunyai DAS yang gemuk, dan DAS kurus bisa dibangun di sungai2 kecil yang dari pengamatannya tidak sebagai jalan air banjir kiriman dari Bogor, seperti Sungai Ciliwung.

mongabay.co.id & dasciliwung.com

Konsep DAS Sungai Ciliwung dari Hulu ke hilir. Tetapi jangan lupa tentang konsep DAS gemuk nya, karena jika curah hujan di Bogor semakin tinggi karena perubahan alam, kemungkinan besar DAS Ciliwung tidak akan menampung aliran air banjir kiriman dari Bogor. Sehingga, harus mempunyai langkah2 antisipatif …..

DAS gemuk sangat berfungsi ketika air di dalam sungai penuh dan meluap lewat DAS dan DAS gemuk itu berungsi untuk menyerap dengan cepat supaya air yang meluap itu tidak akan membanjiri lahan disekitar sungai. Tetapi lain lagi jika dipinggiran DAS dibangun dengan 'sheet pile', karena di titik2 tertentu sungai itu lebih dalam dan sulit untuk membangun turap untuk DAS.

Memang, ada perhitungan2 yang harus dicermati. Dimana harus dibangun DAS gemuk atau DAS kurus. Aku hanya ingin menuliskan untuk pandangan2 terbuka supayq lebih baik lqgi. Yang jelas, kita tahu bahwa aliran Sungai Ciliwung itu hulu nya ada di Bogor bahkan lebih jauh lagi. Dimana curah hujan di Bogor memang tinggi, makanya Bogor disebut Kota Hujan. Sehingga antisipasi kolaborasi pemda Jakarta dan pemda Bogor harus selaras. Harus antisipasi 2x lipat dibandingkan dengan sungai2 yang lain.

Pemikiranku tidak susah. Malah sangat sederhana. Jika Sungai Ciliwung berpotensi mengalirkan banjir kiriman dari Bogor ke Jakarta, yaaaa ..... antisipasinya adalah lebih mwmbangun Sungai Ciliwung. Lebih di keruk, apalagi lebih ke arqs Jakarta supaya sungai lebih dalam. Bantaran sungai di berbaharui sebagai DAS. Dan DAS ini adalah DAS yang gemuk. Mi gkin tidak sepanjang Sungai Ciliwung, tetapi hanya di beverapa titik, terutama  di titik2 belokan, karena di belokan air kemungkinan besar akan melaju dengan keras dan meluap. Apalagi jika air sangat banyak ......

forumku.com

Pada foto diatas, apakah DAS Ciliwung ini yakin mampu menampung air bah banjir kiriman dari Bogor? Dengan peil (ketinggian) air yang cukup tinggi seperti diatas, jika ada banjir kiriman, kemungkinan besar air akan meluap, walau sudah mempunyai tanggul2 …..

DAS Ciliwung di atas ini, bukan / belum berfungsi sebagai DAS, karena DAS sebenarnya harus ada juga daratan tanah dan hijaunya, bukan hanya sekedar lebar sungai saja,seperti foto diatas ….. sehingga DAS ini belum berfungsi dengan baik …..

DAS gemuk? Segemuk apa? Ada perhitungannya sendiri. Para pakarlah yang harus menghitungnya, sehingga dana yang terpakai tidal sia2. Masalahnya adalah, bahwa ketika Sungai Ciliwung sudah masuk ke Jakarta, sebagian besar adalah untuk pemukiman kumuh, walau sudah sebagian yang yang dipindahkan oleh pak Ahok.

Tetapi jika aku lihat dan amati lewat foto2 udara dan berhubungan dengan konsep tata kota (bangunannya), ada titik2 tertentu bangunan2 sangat mepet dengan sungai. Artinya, jika dalam perhitungan tentang DAS gemuk, dan titik itu berada di bangunan2 yang memepet (bangunan yang legal lho) dengan sungai, berarti pemda senakin banyak mengeluarkan dana untuk pembebasan lahan. Karena bangunan ini sesuai dengan aturan.

Masalahnya adalah, kemungkinan besar  bangunan2 itu memang sesuai dalam aturan tetapi alam ini memang tidak bisa diprediksi. Dengan perubahan2 alam yang selalu ada, membuat kita semua termasuk pemda harus lebih antisipatif. Misalnya, jika dulu bangunan dekat sungai berjarak 5 meter, anrisipatif nya ditambah sampai 10 meter. Ada lahan untuk keqmanan dan kenyamanan, dan lahan itu baik juga untuk RTH baru dan penyerapan Jakarta.

DAS-DAS gemuk harus dipikirkan segera, mumpung sedang normalisasi sungai, supaya pekerjaan itu tidak terlihat tumpang tindih. 

DAS yang sudah baru di kegiatan normalisasi sungai Jakarta itu, seharusnya terus di pelihara. Peringatan keras jika ada warga yang mendirikan warung disana. DAS harus 'bersih'. Selain untuk kecantikan kota, seperti yang aku tulis diatas, DAS sangat berfungsi untuk aliran air, termasuk untuk RTH (Ruang Terbuka Hijau) dan penghijauan. Jangan seperti pengawasan tentang pedestrian yang terbengkalai .....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun