Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

‘Love City’ : Menuju Jakarta yang Dicintai dan Mau Melayani Warganya

21 September 2015   10:55 Diperbarui: 21 September 2015   11:05 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti
 www.gbicityoflove.com

Di newsfeed Facebook ku, sekarang merupakan 'perang' kepentingan. Sedikit sekali teman2ku di FB yang seperti dulu. Teman2 penulis yang menuliskan perasaan2nya. Yang menuliskan imajinasinya dalam fiksi. Yang menuliskan idealismenya dalam berbagai kegiatannya. Dan yang menuliskan tentang wisata nya ke pelosok2 dunia. Mungkin tetap ada, tetapi ‘tergusur’, karena hanya sebagian kecil saja. Sekarang newsfeed ku penuh dengan egoisme pribadi atau kelompok, walau ada juga yang besifat fanatisme tentang sesuatu atau seseorang.

Aku tidak mau ikut2an. Aku terus akan berdiri netral. Tulisan2ku adalah idealismeku untuk sebuah kehidupan yang sejahtera dalam kasih Tuhan. Itu saja. Dan untuk mimpi ku ini, aku terus berjuang dengan apa yang aku bisa lakukan dalam keterbatasan sevagai seorang IPS.

Jakarta Kota Kita

Salah satu mimpiku untuk sebuah kehidupan yang sejahtera adalah Jakarta. Mau tahu apa mimpiku tentang Jakarta?

Cuma sebuah kehidupan sejahtera untul warganya. Tetapi kata "sejahtera" merupakan kumpulan jutaan kata untuk warga Jakarta sehat dan bahagia ......

Aku tidak mau mengulang lagi tentang tulisan2ku ini. Bisa dilihat disini : Jakarta Kota Kita.
Juga audah banyak teman2ku di FB yang dengan senang hati melakukan 'repostase' warga tentang perubahan2 Jakarta. Ya ... sekarang Jakarta sedang disorot penuh oleh semua warga Jakarta, bahkan sebagian besar warga Indonesia lewat gebrakan2 Gubernur DKI Jakarta sekarang, pak Ahok.

Jujur, sejak awal pak Jokowi dan pak Ahok memimpin Jakarta dan sekarang pak Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, aku sudah 'jatuh cinta'. Bukan. Bukan karena sosoknya. Bukan juga karena namanya. Tetapi karena pemikitan2nya yang bisa membuat 'mind-set' sebagian warga Jakarta lebih terbuka. Beliau2 dengan cerdas membangun Jakarta lewat bagian2 kota yang "tidak tersentuh" oleh peminpin2 Jakarta sebelumnya.

Dalam konsep tentang Jakarta (ada banyak konsep2 dasar tentang Jakarta yang sudah aku tuliskan, semua akan aku jabarkan satu per-satu di artikel2ku selanjutnya), wilayah ‘lovecity’ ini BARU SEKARANG DILAKUKAN .......

Lihat tulisanku :

Sedikit Pemikiran tentang Jakarta (Bagian 7)

Sedikit Pemikiran tentang Jakarta (Bagian 10)

Ok, baiklah. Aku tidak mau berpanjang2. Aku hanya selalu sedikit menyoroti tentang kegiatan pemerintah untuk menunjang mimpi2ku tentang Jakarta. Ratusan artikel yang aku tulisan tentang Jakarta ini, sudah aku mulai dari beberapa tahun lalu dan sudah terpublish dengan jutaan pembaca. Dan sekarang ini aku ingin berbagi hasil sedikit risetku.

LoveCity

“LoveCity”, atau dibalik. Kota yang dicintai, menjadi kota yang mau melayani. Adalah sebuah kota yang akan menjadi kota yang dicintai oeh warganya, atau dibalik : sebuah kota yang MAU melayani warganya.

Contoh cerita tentang kota yang dicintai atau kota yang mau melayani warganya :

Normalisasi sungai dan membangun bantaran sungai

Ketika aku mulai menuliskan tentang Jakarta dalam thesis S2 ku tahun 1997 lalu, aku sudah membaca tentang keinginan pemerintah daerah untul mengeruk dan membenahi sungai dan bantarannya yang sejak dulu menjadi kantong2 pemukiman 'slum' karena urbanisasi yang kebablasan. 

Masalahnya dimulai ketika oknum2 justru mempermudah kaum urban untuk tinggql di bantaran sungai, kolong jenbatan juga di sepanjang rel kereta api. Oknum2 tersebut mensupply listrik bahkan 'memberikan' tanah negara lewat surat2 sertifikat palsu.

Jafilah kaum urban ini merasa punya hak atas tanah tersebut dan susah untuk dipindahkan bahkan dengan cara keras : penggusuran. Dana pemda semakin membengkak untuk mengganti rugi bagi mereka, tetapi tidak ada tindakan2 untuk "keras", ketika mereka kembali lagi membangun rumah2 kardus mereka. Pemda terkesan masa bodo dan menitik-beratkan masalah ini sebagai "PR" yang SAYANGNYA tidak pernah selesai selama puluhan tahun, sampai sesaat sebelum pak jokowi dan pak Ahok memerintah Jakarta.

Bahkan disebuah referensi yang aku baca tentang sungai2 kota Jakarta yang berjumlah 13 sungai ini, bahwa sungai2 Jakarta selama ini belum pernah dikeruk! Hmmmmm ..... pantesan ketika aku sering berkeliling Jakarta pada Hari Minggu setelah pulang beribadah, dan ketika back-hoe (alat berat seperti tangan untuk mengeruk tanah) mengeruk dasar sungainya, sampah2 terlihat di 'tangan back-hoe' itu sudah seperti tanah yang sangat keras! Back-hoe itu sering kesulitan untuk kengeruknya. Bisa diligat jika adq teman yang iseng di daerah jalan Gunung Sahari.

Ok lah. Beberapa bulan ini, pak Ahok sukses untuk memindahkan kaum urban yang kebablasan itu untuk menempati rusunami2 yang sudah selesai dibangun SEBELUM pemda melalukan penggusuran. Sebuah tindakan yang sangat manusiawi! Pemda Jakarta sudah menusun program2 pembangunan rusunawi di banyak titik di Jakarta untuk bisa memberikan tempat bagi warga Jakarta yang kena gusur. Dan konsep itu sudah memberikan citra yang sangat baik tentang "lovecity". Sebuah kota yang manusiawi ......

Kota untuk bertempat tinggal itu, sebenarnya bukan hanya sekedar ada tempat bagi warganya untuk membangun rumah beserta semua fasilitasnya. Bukan. Sekali lagi, BUKAN !!!

Kota untuk bertempat tinggal yang sesungguhnya adalah ketika kota itu sedang mengalami masalah, tetapi kota memberikan 'tempat' bagi warganya, sehingga kita semua bisa saling mendukung. Warga kota tetap bisa melakukan kegiatannya sementara kota nya sendiri berusaha mencari solusi untuk masa depan yang lebih baik. Simbiosis mutualisma. 

Contoh yang sangat sederhana tentang kota yang manusia. Di Jakarta banyak sekali contoh2 yang sangat sederhana, tetapi sayangnya BELUM ADA (atau memang tidak ada / tidak mau?) yang menjamahnya. Yaitu tentang pedestrian. Belasan artikel tenyang pedestrian sudah aku tuliskan. Bahkan ketika pak Jokowi ingin menjadikan jalan Gatot Subroto sebagai percontohan sebuah pedestrian yang baik bagi pejalan kaki Jakarta, sampai saat ini pengawasan dari pemda BELUM ADA ! 

Lihat tulisanku ......

Cerita Dibalik Pedestrian Baru Sepanjang Gatot Subroto

‘Pedestrian Baru’ Jakarta, Hasilnya Apa? Nol Besar!


Aku tahu, pak Ahok sedang sibuk membenahi bantaran sungai dan normalisasinya. Ditambah dengan persiapan2nya sebelum penggusuran dengan membangun rusunami2 yang sehat dan manusiawi. Dan warga kota seakan terbius dengan ini, sehingga melupakan yang lain, yang mungkin dianggap sangat kecil dibanding dengan normalisasi. Tetapi, apakah ada yang berpikir tentang sebuah konsep pejalan kaki Jakarta yang sampai sekarang masih menjadi "anak tiri" di ibukota? Karena dari pedestrian itu, ada sebuah konotasi ‘SARA’ untuk beberapa warga Jakarta, terutama bagi penyandang disabilitas …..

Lihat tulisanku .....

 Pedestrian di Jakarta, Masih Anak Tiri?

Baiklah, semua memang butuh proses. Aku hanya ingin membuka mind-set kita semua untuk sebuah cita2 bersama sebagai warga kota Jakarta yang mempunyai kota yang manusiawi. Dan untuk banyak artikel2ku tentang Jakarta, aku akan menyoroti secara fisik kota sebagai seorang arsitek dan urban planner ......

Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun