Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

‘Love City’ : Menuju Jakarta yang Dicintai dan Mau Melayani Warganya

21 September 2015   10:55 Diperbarui: 21 September 2015   11:05 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota untuk bertempat tinggal itu, sebenarnya bukan hanya sekedar ada tempat bagi warganya untuk membangun rumah beserta semua fasilitasnya. Bukan. Sekali lagi, BUKAN !!!

Kota untuk bertempat tinggal yang sesungguhnya adalah ketika kota itu sedang mengalami masalah, tetapi kota memberikan 'tempat' bagi warganya, sehingga kita semua bisa saling mendukung. Warga kota tetap bisa melakukan kegiatannya sementara kota nya sendiri berusaha mencari solusi untuk masa depan yang lebih baik. Simbiosis mutualisma. 

Contoh yang sangat sederhana tentang kota yang manusia. Di Jakarta banyak sekali contoh2 yang sangat sederhana, tetapi sayangnya BELUM ADA (atau memang tidak ada / tidak mau?) yang menjamahnya. Yaitu tentang pedestrian. Belasan artikel tenyang pedestrian sudah aku tuliskan. Bahkan ketika pak Jokowi ingin menjadikan jalan Gatot Subroto sebagai percontohan sebuah pedestrian yang baik bagi pejalan kaki Jakarta, sampai saat ini pengawasan dari pemda BELUM ADA ! 

Lihat tulisanku ......

Cerita Dibalik Pedestrian Baru Sepanjang Gatot Subroto

‘Pedestrian Baru’ Jakarta, Hasilnya Apa? Nol Besar!


Aku tahu, pak Ahok sedang sibuk membenahi bantaran sungai dan normalisasinya. Ditambah dengan persiapan2nya sebelum penggusuran dengan membangun rusunami2 yang sehat dan manusiawi. Dan warga kota seakan terbius dengan ini, sehingga melupakan yang lain, yang mungkin dianggap sangat kecil dibanding dengan normalisasi. Tetapi, apakah ada yang berpikir tentang sebuah konsep pejalan kaki Jakarta yang sampai sekarang masih menjadi "anak tiri" di ibukota? Karena dari pedestrian itu, ada sebuah konotasi ‘SARA’ untuk beberapa warga Jakarta, terutama bagi penyandang disabilitas …..

Lihat tulisanku .....

 Pedestrian di Jakarta, Masih Anak Tiri?

Baiklah, semua memang butuh proses. Aku hanya ingin membuka mind-set kita semua untuk sebuah cita2 bersama sebagai warga kota Jakarta yang mempunyai kota yang manusiawi. Dan untuk banyak artikel2ku tentang Jakarta, aku akan menyoroti secara fisik kota sebagai seorang arsitek dan urban planner ......

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun