Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

‘Love City’ : Menuju Jakarta yang Dicintai dan Mau Melayani Warganya

21 September 2015   10:55 Diperbarui: 21 September 2015   11:05 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedikit Pemikiran tentang Jakarta (Bagian 10)

Ok, baiklah. Aku tidak mau berpanjang2. Aku hanya selalu sedikit menyoroti tentang kegiatan pemerintah untuk menunjang mimpi2ku tentang Jakarta. Ratusan artikel yang aku tulisan tentang Jakarta ini, sudah aku mulai dari beberapa tahun lalu dan sudah terpublish dengan jutaan pembaca. Dan sekarang ini aku ingin berbagi hasil sedikit risetku.

LoveCity

“LoveCity”, atau dibalik. Kota yang dicintai, menjadi kota yang mau melayani. Adalah sebuah kota yang akan menjadi kota yang dicintai oeh warganya, atau dibalik : sebuah kota yang MAU melayani warganya.

Contoh cerita tentang kota yang dicintai atau kota yang mau melayani warganya :

Normalisasi sungai dan membangun bantaran sungai

Ketika aku mulai menuliskan tentang Jakarta dalam thesis S2 ku tahun 1997 lalu, aku sudah membaca tentang keinginan pemerintah daerah untul mengeruk dan membenahi sungai dan bantarannya yang sejak dulu menjadi kantong2 pemukiman 'slum' karena urbanisasi yang kebablasan. 

Masalahnya dimulai ketika oknum2 justru mempermudah kaum urban untuk tinggql di bantaran sungai, kolong jenbatan juga di sepanjang rel kereta api. Oknum2 tersebut mensupply listrik bahkan 'memberikan' tanah negara lewat surat2 sertifikat palsu.

Jafilah kaum urban ini merasa punya hak atas tanah tersebut dan susah untuk dipindahkan bahkan dengan cara keras : penggusuran. Dana pemda semakin membengkak untuk mengganti rugi bagi mereka, tetapi tidak ada tindakan2 untuk "keras", ketika mereka kembali lagi membangun rumah2 kardus mereka. Pemda terkesan masa bodo dan menitik-beratkan masalah ini sebagai "PR" yang SAYANGNYA tidak pernah selesai selama puluhan tahun, sampai sesaat sebelum pak jokowi dan pak Ahok memerintah Jakarta.

Bahkan disebuah referensi yang aku baca tentang sungai2 kota Jakarta yang berjumlah 13 sungai ini, bahwa sungai2 Jakarta selama ini belum pernah dikeruk! Hmmmmm ..... pantesan ketika aku sering berkeliling Jakarta pada Hari Minggu setelah pulang beribadah, dan ketika back-hoe (alat berat seperti tangan untuk mengeruk tanah) mengeruk dasar sungainya, sampah2 terlihat di 'tangan back-hoe' itu sudah seperti tanah yang sangat keras! Back-hoe itu sering kesulitan untuk kengeruknya. Bisa diligat jika adq teman yang iseng di daerah jalan Gunung Sahari.

Ok lah. Beberapa bulan ini, pak Ahok sukses untuk memindahkan kaum urban yang kebablasan itu untuk menempati rusunami2 yang sudah selesai dibangun SEBELUM pemda melalukan penggusuran. Sebuah tindakan yang sangat manusiawi! Pemda Jakarta sudah menusun program2 pembangunan rusunawi di banyak titik di Jakarta untuk bisa memberikan tempat bagi warga Jakarta yang kena gusur. Dan konsep itu sudah memberikan citra yang sangat baik tentang "lovecity". Sebuah kota yang manusiawi ......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun