Jalanan di jalan itu menggunakan conblok dengan konsep desain ‘kipas’. Konsep ini membuat roda mobil tidak terlalu cepat seperti di aspal dan yg menyetir bisa merasakan sensasi tentang ‘bagaimana kita berjalan dengan melihat2 sehingga sering tidak melihat mobil yg melewatinya’. Dengan kata lain, konsep conblok ini bisa membuat jalan tidak licin dan menjadi alat untuk ‘mengerem’….. Ditambah conblok merupakan bagian dari ‘green’ perkotaan, karena conblok tidak dibatasi oleh beton, sehingga jalan yang dilapisi oleh conblok, jika ada air dan air hujan langsung meresap ke tanah ……
Di beberapa titik di jalan itu, ada pengamen2 muda. Entahlah … apakah itu benar2 pengamen atau hanya anak2 muda yang ingin berekspresi. Mereka membawa peralatan music mereka yang lengkap. Ada gitar, piano, vianika bahkan ada yang membawa trombone. Benar2 lengkap. Jadi, bisa kah mereka disebut dengan pengamen, walau mereka juga meminta uang kepada yang mengerumuninya? Terserahlah …..
Â
 Â
Â
Di beberapa titik yang lain, dibuatkan ‘island’ untuk berjualan souvenir, khususnya untuk kartupos, yang lasung bisa dikirim lewat kantor pos yang ada di banyak titik, apalagi tempat2 wisatawan seperti di jalan ini.
Â