Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Untuk Sekian Kalinya, Tuhan Menolongku

6 Agustus 2015   12:40 Diperbarui: 6 Agustus 2015   14:11 1754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

 

lefooding.fumoir.com

 

Sebuah cafe yang hangat. “Le Fumoir Café”. Begitu kami masuk kedalamnya, tubuhku benar2 hangat, karena ada heater di beberapa sudut cafe. Aku di dorong petugas cafe, membantu memilihkan tempat terbaik untukku. Anak2ku tertawa2, katanya,

"Ma, katanya ga akan mau ke cafe mahal, apalagi di hotel mahal seperti ini, hihihi ..... asiiikkk, kita bisa merasakan kongkow di cafe mahaaaaalll ....."

Aku ikut tertawa. Jika suasana normal, tidak hujan dan tidak kelaparan serta kedinginan, aku lebih memilih kongkow di cafe pinggir jalan. Di Paris, atau di negara2 Eropa yang lain, cafe pinggir jalanpun tetap cantik. Apalagi di Paris, justru aku bisa melihat2 suasana, orang2 yang lewat sambil mengamati yang 'aneh dan unik' untuk studi artikel2ku. Kalau di cafe mahal yang tertutup, dimana pun bisa! Di Jakarta pun bisa, apa bedanya? Justru aku wisata kesana, untuk mencari ‘perbedaan’nya ......

Selama kami keliling beberapa minggu ini di Eropa, kami memang sering kongkow di cafe2 dengan anak2. Cafe pinggir jalan. Biasanya hanya minum teh atau coklat, beberapa kali makan snack yang berkolesterol tinggi, cheese cake or chocolate cake ( hihihi ..... ).

Harganya tetap cukup mahal, walau cafe di pinggir jalan. Secangkir teh susu atau coklat panas, sekitar antara 3-5 Euro. Kue2 nya sekitar 5-10 Euro. Jadi jika sekali kongkow dengan anak2, akan menghabiskan sekitar 9-15 Euro jika tidak berminat dengan kue2nya, dan antara 30-40 Euro, jika kue2nya membuat mata terbelalak dan menggiurkan untuk dimakan!

Tetapi aku jarang makan kue2 untuk mengurangi kadar kolesterol dalam tubuhku, sambil menghemat ... hihihi .... 

Cukup mahal kan? Paling tidak diatas 150.000 Rupiah sampai diatas 600.000 Rupiah, itu hanya kongkow di cafe untul ketawa2 dan membangun kualitas hubungan antara aku dan anak2ku. Dan inilah yang aku mimpikan, bersama anak2ku keliling Eropa ..... dan akan ada waktunya seperti ini, di waktu yang berbeda, jika Tuhan menginginkan .....

*** Dan di Le Fumoir Cafe ini, harganya 2x lipat, hihihi ..... sudahlah …..

Lanjuuutttt ......

Aku membiarkan anak2ku memilih sekehendak hatinya. Minuman, makanan atau apapun. 

"Tanggung deh, sekaloan makan malam, karena waktu sudah mrnunjukkan jam 6 sore lebih. Toh di hotel kami, susah mencari makan", pikirku.

Sehingga, masing2 dari kami memesan soup hangat : mushroom soup, onion soup dan corn soup. Masing2 memesan secangkir teh, susu dan coklat panas, serta masing2 memilih roti2 hangat. Pastry yang membuat mata kami melotot dan perut kami berbunyi. Tetapi tidak memesan 'main menu', karena pastry2 dan semia yang kami pesan, membuat kami sangat kekenyangan ..... Puji Tuhan, tubuh kami menjadi nyaman, hangat, dan kenyang .....


***

Apa yang membuat aku berpikir, tentang rancangan Tuhan yang luar biasa, dengan adanya kami masuk ke cafe ini?

1. Waktu itu, hujan sangat deras. Kami kedinginan. Tidak ada taxi untuk pulang ke hotel. Jika ada taxi pun, tidak ada uang cash. Kartu kredit bermasalah. Kecewa, sungguh kecewa ....

Lihat tulisanku Hujan Deras, Kedinginan, Tidak Ada Taxi, Uang ‘Cash’ Menipis

Tetapi, tiba2 kami ditunjukkan cafe ini. Jika aku ngotot antri taxi, mungkin kami masih kedinginan, masih tidak dapat taxi dan stress atau justru sakit.

Walau cafe ini mahal, ini yang terbaik untuk kami, karena aku bisa memakai kartu kreditku TANPA 'pin transaksi'. Kami bisa beristirahat sambil menghangatkan tubuh yang kedinginan dan menyantap kelezatan kue2 cantik.

 

2. Ketika Tuhan menunjukkan cafe ini, seketika otakku berpikir, pasti ada taxi yang bisa mengantar kami pulang ke hotel, TANPA  mengantri di halte taxi. Karena café ini merupakan bagian dari hotel. Bahkan karena ini hotel mewah dan mahal, petugas2nya justru sangat hormat pada kami, memilihkan taxi terbaik, bisa memakai kartu kredit dan harganya sama dengan taxi2 standard di Paris!! 

Puji Tuhaaannnn ..... coba itu! Pertolongan Tuhan sangat tepat pada waktunya!

***

Ketika kita terus SEMANGAT mrncari Kasih Tuhan tanpa terus mengeluh, ketika kita terus BERUSAHA dalam mencari solusi sekecil apapun dan peka terhadap Kata Tuhan dalam hati kita, lalu terus BERDOA dan PERCAYA untuk apa yang Tuhan berikan yang terbaik untuk kita, serta terus BERSYUKUR dengan apa yang Tuhan berikan untuk kita, rencana Tuhan pasti tergenapi .....

Inilah motto hidupku, 5 kata dalam imanku kepada Tuhan : Semangat, Berusaha, Berdoa, Percaya dan Bersyukur …..

Kepekaan hati, kita asah untuk melihat pertolongan Tuhan. Membuka hati selebar2nya untuk Kasih Tuhan, akan bisa membuat kita terus melihat, betapa luar biasa nya DIA. Dan kita terus melihat Kuasa NYA dan mukjizat NYA senantiasa terus tetap ada di dunia ( modern ) ini.

Tetapi jika kita tidak membuka hati kita dan tidak pernah mengasah kepekaan hati kita, kita tidak akan bisa melihat betapa sayangnya Tuhan kepada kita. Kita tidak akan bisa berumbuh dan berkembang dalam iman kita, dan hanya bisa berkata,

"Ah ….. itu cuma kebetulan!" .....

Dan, aku percaya, tidak pernah ada kata "kebetulan". Karena semua yang ada di dunia ini sudah diatur oleh NYA, sebelum kita ada .....

 

Sebelumnya :

Hujan Deras, Kedinginan, Tidak Ada Taxi, Uang ‘Cash’ Menipis

‘Le Louvre Museum’ : Kolaborasi Klasik dan [Super] Modern

Sekilas Pandangan Mata Kota Paris

Paris yang Mendung dalam Romantisme …..

Romantisme tentang Paris, Tumbuh dan Berkembang Lewat ‘Jardin Notre-Dame’

Paris? Romantis? Ah …..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun