Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sekilas Pandangan Mata Kota Paris

4 Agustus 2015   14:25 Diperbarui: 4 Agustus 2015   14:25 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sama seperti gedung Pompidou yang mengundang banyak protes, Museum Du Louvre demikian juga. Pintu masuk museum ini berupa piramida kaca dengan sistim struktur space frame, dilengkapi dengan piramida –piramida sejenis yang lebih kecil dengan bahan sama. Padahal museum yang dikenal karena merupakan bekas istana Napoleon Bonaparte dan sekarang tempat menyimpan Lukisan Monalisa ini merupakan bangunan dengan arsitektur khas Perancis.

Memang sangat ganjil, dengan tiba – tiba terdapat segitiga kaca space frame ditengah – tengahnya, tetapi ternyata sang arsitek mampu menghadirkan pandangan mata yang sangat memukau ! Terlebih dengan sistim tangga melingkar bagi kita yang normal dan elevator hidrolik bagi kaum dishabled / cacat, sungguh merupakan perpaduan antara modern yang fungsional dan klasik yang abadi. Arsitek China kelahiran Amerika, I.M. Pei, telah berhasil lagi menyajikan salah satu karyanya yang memukau bagi public di seluruh dunia.

Dan Lafayette Gallery adalah sebuah shopping centre dengan arsitektur klasik Perancis, dan mewah dengan kanopi Haneda berwarna merah sebagai ciri khasnya. Disekitar Lafayette Gallery ini merupakan deretan pertokoan dengan bangunan berarsitektur Perancis yang khas dengan railing wrought ironnya.

 

Interior De Lafayette

Salah satu bangunan megah yang juga kami sempat kunjungi adalah Opera House. Di siang hari, warna gedung yang ditampilkan merupakan warna standard klasik. Tetapi di malam hari, gedung tersebut menyajikan pandangan mata yan sangat menawan ! Dengan bemain lampu sorot berkekuatan ribuan watt yang dipasang dikanan / kiri gedung ( berada di puncak gedung sebelah kanan & kirinya ), pada malam hari Opera House tampil terang benderang dan dikelilingi oleh bangunan lain dengan sinar lampu yang minim khas klasik. Penampilan yang sangat terfokus pada gedung, menghadirkan sensasi arsitekur yang magis.

Opera House, di pagi dan malam hari, tahun 2006

Sistim transportasi di Paris merupakan transportasi kota metropolitan, berbeda dengan Amsterdam & Brussel. Kendaraan utama adalah bus kota dan Metro. Kendaraan pribadi juga cukup banyak. Jalan – jalan protocol yang ada menggunakan material batu alam yang sudah berumur ratusan tahun. Jalan – jalan yang lebih baru menggunakan beton. Disetiap sisi jalan terdapat jalur pedestrian yang lebar, karena memang Paris adalah surga bagi para turis.

Negara – negara di Eropa memang sangat memperhatikan & mencintai karya – karya para arsitek di abad lampau. Mereka sangat peduli dengan bangunan – bangunan klasik, yang merupakan harta negara yang tak ternilai. Semua fungsi bangunan modern tetap ada, disesuaikan dengan bangunan yang ada & lebih mementingkan yang ada / klasik ( yang modern mengalah ). Setiap periodic mereka bekerja sama membersihkan bangunan – bangunan tua dengan sikat, sabun dan peralatan lannya, sehingga lumut – lumut yang ada akan hilang & bangunan menjadi berseri kembali.

Indonesia perlu belajar banyak kepada mereka, bagaimana kita harus lebih menghargai bangunan berarsitektur lama ( tradisional ataupun peninggalan para penjajah asing ), karena disitulah letak keindahan wajah kota. Bangunan modern bisa menjadi bagus bila disesuaikan dengan kondisi dan budaya bangsa, tidak semata – mata dibangun tanpa konsep yang jelas. Hal tersebut yang akan merusak penampilan sebuah kota ……

Sebelumnya :

Paris yang Mendung dalam Romantisme …..

Romantisme tentang Paris, Tumbuh dan Berkembang Lewat ‘Jardin Notre-Dame’

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun