By Christie Damayanti
Gispala.wordpress.com
Percayakah bahwa suatu saat manusia menjadi 'santapan' hewan?
Lebay? Labay, kata kalian??
Tidak, tidak lebay! Bahkan sekarang sudah terbukti! Salah satunya adalah nyamuk!
Mungkin kalian berpikir, bahwa wajar nyamuk 'menyantap' darah manusia. Wajar, kata kita. Lalu si nyamuk yang baru menyantap darah seseorang yang terinfeksi virus atau bakteri, ujung 'jarum suntik' si nyamuk membawa bibit2 penyakit dan menyantap darah kita, sehingga kita pun sakit .....
Lalu, tikus. Tikus memang tidak memangsa manusia, belum. Tetapi ketika ekosistim kehidupan tikus porak poranda, ketika tidak ada makanan lagi bagi tikus2 itu, mereka akan mutan, menyesuaikan diri dengan kehudupan manusia. Makan apa yang dimakan manusia. Sehingga manusia semakin tersudut.
Kemudian, ketika manusia semakin pongah dan membabi buta membasmi tikus2 itu, jangan lupa tikus beranak sampai puluhan ekor, mungkin lebih cepat dari pembasmiannya, suatu hari tikus2 itu bisa menyantap manusia ..... percaya?
Belum lagi ketika rantai makanan menghilang (dalam hal ini tikus terbasmi), predator tikus semisal ular atau elang atau burung hantu, akan mutan juga. Mungkin elang atau burung hantu tidak menakutkan untuk kita, ‘hanya’ seekor burung. Tetapi bagaimana dengan ular? Dan jangan lupa, elang atau burung hantu akan menjadi buas ketika mereka mencari kebutuhan untuk makan, karena kelaparan .....
Lalu bagaimana dengan ketidakseimbangan alam dengan putusnya rantai makanan di hutan? Mungkin gara2 nyamuk, kodok tidak bisa makan atau predator lainnya. Lalu predator yang lebih besar juga tidak bisa makan, sampai predator terbesar, misalnya harimau akan kelaparan. Mereka akan mencari makanan, masuk ke pedesaan, dan bisa saja menyantap manusia.
Makanya tidak mengherankan ketika gajah2 Lampung mengamuk di pedesaan dan menginjak2 tanaman karena mencari makan. Juga monyet2 yang kelaparan karena hutan dan pepohonan tempt tinggal mereka, di babat habis …. Dan manusia masih dengan pongahnya memburu dan menembaki mereka, tanpa sadar bahwa bahaya yang lebih besar lagi akan mengancam manusia …..
Darimana nyamuk atau hewan2 kecil masuk ke dunia manusia?
Mengapa Nyamuk “Menyerang” Manusia?
Awalnya, sebelum ada rumah atau manusia brlum sepongah ini, hewan2 hidup di hutan, karena Kuasa Tuhan memang mengatakan demikian bahwa hewan tidak tinggal di rumah. Ekosistim sudah terbentuk dengan rantai makanan yang disediakan oleh Tuhan. Kehidupan hutan nyaman dan damai bagu hewan2 dan tumbuhan. Semuanya sesuai dengan ekosistim dan rencana Tuhan.
Lalu ..... datanglah manusia dengan kepongahannya …..
Penebangan hutan semena2. Perburuan binatang yang tidak mengindahkan kebutuhan. Diburu bukan untuk dimakan, tetapi hanya iseng saja. Atau mengambil salah satu anggota tubuh hewan itu. Atau hanya sekedar keserakahan saja. Seperti yang aku tuliskan di beberapa artikelku Manusia, Hewan, Tumbuhan dan Gaya Hidup.
Dengan sombongnya, manusia memburu hewan2 membabi buta, bukan untuk kebutuhan makanan, dimana hanya mengambil anggota tubuh hewan tersebut, dan bangkainya digeletakan begitu saja, sehingga jika predator2 pemangsa bangkai tidak cepat, sisa2 tubuh bangkai ini akan terserah tanah, dan jika bangkan hewan ini sudah tercemar, maka tanah dan air akan juga tercemar. Dan sampai manusia, sakit penyakit semakin menjadi endemic …..
Ilustrasi sederhana diatas ini, mungkin bisa membayangkan bahwa ketika pepohonan terus dirubuhkan bahkan menjadi abu krena pembakaran hutan, O2 yang kita dapatkan semakin menipis, dan CO2 yang kita hasilkan tidak ada yang menyerap …..
Bahwa pepohonan adalah paru-paru dunia!!!
Lebay, kata kalian??? TIDAK !! Sebagian sudah terbukti …..
Lalu, hewan2 kecil 'ikut' manusia. Nyamuk mungkin ikut dalam kantong baju. Atau masuk ke mobilnya. Kecoak, ulat, laba2 atau apapun yang mungkin tidak kita sadari. Dan mereka berkembangbiak di sisi manusia, menjadi mutan dan 'menyerang' manusia .....
Itu dari sisi yang sangat kecil. Karena keseimbangan alam harus terus dijaga. Tuhan sudah menciptakan dengan sangat sempurna. Semuanya mempunyai tugasnya sendiri2. Saling memakan sudah sepantasnya antara hewan2, sesuai dengan rantai makanannya. Jika rantai makanan ada yang hilang, keseimbangan alam akan goyah!
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna disbanding dengan hewan apalagi tumbuhan. Tuhan menciptakan manusia sesuai dengan tugas masing2. Manusia diberi mandate oleh Tuhan untuk mengelola alam, demi kesejahteraan manusia, hewan dan tumbuhan. Coba saja, kita pikirkan, jika anjing tidak diciptakan Tuhan, pasti ada yang gamang …. Apa itu?
Anjing adalah sahabat manusia. Sungguh benar2 sahabat. Anjing membantu polisi, anjing membantu kebahagiaan keluarga, anjing membntu sebagai penuntun manusia disabled, bahkan anjing membantu menjaga rumah dan manusia. Jika tidak ada anjing, hewan apa yang menggantikannya? Kucing kah? Serigala kah? Kelinci kah? TIDAK ADA !
Anjing sahabat manusia ….. ingat film Hachi? Anjing yang sedih karena tuannya meninggal?
Tetapi ketika manusia dengan kesombongannya memaksa kehidupan anjing dalam ketersia-siaannya (dibunuh, disiksa, dimakan dan diapakan saja untuk ‘mengganggu’ kehidupan anjing), anjing akan tersudut dan marah! Anjing bukan binatang buas, tetapi anjing bisa dilatih menjadi buas. Bahkan terlatih dengan kebiadaban manusia sendiri untuk menjadi buas, dan suatu saat anjing akan memangsa manusia (yang notebene : tuannya) …..
Tahu tidak? Sudah terbukti beberapa anjing menyerang tuannya, dengan berbagai sebab. Begitu juga hewan2 buas yang biasanya bisa tenang, tetapi mereka menyerang pelatihnya. Seperti harimau atau buaya. Mereka memang binatang buas, tetapi mereka tidak jahat. Mereka menyerang jika kelaparan atau marah karena (lagi-lagi) perbuatan manusia!
Keseimbangan alam semakin harus diberdayakan, ketika fenomena2 alam yang ‘aneh’ semakin meningkat. Cicak makan nasi, seperti di artikelku Cicak Itu Makan Nasi? So What?, tikus2 yang menyerang panen padi, karena mungkin manusia mengasapi rumah2 tikus itu supaya mereka mati, tetapi mereka justru menyerang padi. Atau pepohonan yang dibabat untuk dijadikan pedesaan, menjadikan orangutan mencari makan ke pedesaan, tetapi justr manusia menembaki mereka …..
Masih mau berkata artikel ini lebay? Silahkan saja. Aku hanya seorang wanita cacat, tidak mampu berbuat apa2 untuk menyelamatkan bumi. Tetapi aku ingin melakukannya. Artikel2ku tentang penyelamatan bumi, bukan sekedar pepesan kosong. Mungkin aku dibilang lebay, mungkin banyak yang sinis dengan artikelku. Tidak mengapa ….. yang penting sekarang, aku tetap akan menyajika cerira dan pandangan2 dari seorang ‘aku’ yang dengan hati dan pikiranku, demi semuah bumi yang nyaman dan tempat tinggal bagi semua makhluk, BUKAN HANYA MANUSIA …..
Mari, selamatkan bumi ……
Sebelumnya :
Ketika Pameranku Dihadiri oleh 2 Kementerian RI dan PT Pos Indonesia dan Diwartakan oleh DAAI TV
“HIJAU Jakartaku, HIJAU Indonesiaku, juga Bumiku dalam Filateli Kreatif”
Gerakan “Hijau” dari Seorang Ibu
‘Remeh Temeh’ tentang Kebutuhan Air
Permintaan Manusia untuk Kebutuhan Hewani? ‘Lebay’ dan Ga Masuk Akal!
Mengapa Nyamuk “Menyerang” Manusia?
Wisata Alam ‘Hutan Mangrove’, Pantai Indah Kapuk, Jakarta
Manusia, Hewan, Tumbuhan dan Gaya Hidup
Cicak Itu Makan Nasi? So What?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H