Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengapa Nyamuk “Menyerang” Manusia?

29 Juni 2015   12:52 Diperbarui: 29 Juni 2015   13:04 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ssbelajar.blogspot.com

Awalnya, nyamuk pun tidak berdekatan dengan manusia. Nyamuk hidup di hutan2 yang memang merupakan ekosistim terbesar di dunia. Ketika populasi manusia semakin banyak, dan manusia tidak peduli dengan dirinya dengan merusak ekosistim di hutan, atau ketika manusia tidak peduli dengan air2 yang tergenang (tempat berkembang-biak nyamuk) karena 'keserakahan' untuk keegoisan manusia, banyak (justru) hewan2 kecil berpindah mencari tempat baru, yaitu ke komunitas manusia. Ke kampung2. Ke kota2.

Hewan2 kecil yang justru tidak "terlihat", mengikuti manusia. Tikus, ulat, nyamuk, kecoak dan sebagainya. Hewan2 kecil ini yang sangat cepat menyesuaikan diri di dunia manusia. Mereka menjadi 'mutan'.

Ada seorang teman bertanya, rumahnya baru gress, masih bau cat, belum ditempati. Tetapi tiba2 ada curut (tikus kecil) berlari masuk ke sebuah ruangan, ketika temanku kesana untuk meneliti untuk serah terima dari developer. Darimana tikus itu? Padahal belum ada makanan. Lalu juga ada nyamuk. Aku hanya bisa berkata, semuanya bagian dari "keserakahan" manusia sejak dulu, karena keegoisan dan pengrusakan alam. 

Salah satu kehidupan alam dalam hutan sebagai ekosistim bumi …..

Mungkin bukan karena teman ku, mungkin bukan karena kita, sekarang. Dan pasti bukan karena anak2 kita, karena belum ‘masuk’ di dunia realitas. Tetapi manusia2 yang terdahulu, yang hidup puluhan atau ratusan tahun sebelum kita, uang sudah merusak alam dengan keegoisannya ...... karena ketika Tuhan yang sudah menciptakan alam sedenikian sempurna nya untuk kesejahteraan semua makhluk hidup, tetapi manusia merubah tatanan alam dengan mengeruk sebanyak2nya, siapakah yang bisa menperbaikinya kecuali Tuhan?

Kita tidak akan bisa mengembalikan semuanya sesempurna ciptaan NYA. Tetapi paling tidak, kita bisa berbuat yang terbaik untuk keberlangsungan hidup di bumi kita ini …..

Penanaman kembali pepohonan untuk mencoba mengemblikan ekosistim hutan yang sudah rusak karena kita. Melakukan pembibitan di sekitar lingkungan kita supaya ketergantungan rantai makanan muali diperbaiki, ketika hewan2 kecil siap untuk kembali ke habitatnya …..

Mari selamat bumi …..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun