Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

'Keangkuhan dan Kesombongan' Taman Monas

8 Juli 2013   16:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:50 3729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tambah dengan pramuwisma yang biasanya bisa tidur dimana2 saja, apalagi di taman. Mereka akan memenuhi taman2 kota. Juga aku pernah melihat taman kota menjadi ajang berpacaran muda mudi dengan tidak senonoh. Duh ..... L


[caption id="attachment_273442" align="aligncenter" width="259" caption="beritajakarta.com"]

1373276124971865967
1373276124971865967
[/caption]

[caption id="attachment_273443" align="aligncenter" width="580" caption="kfk.kompas.com"]

1373276151597258427
1373276151597258427
[/caption]

Bagaimana warga kota yang terus melanggar peraturan? Bahkan pagar yang kokoh pun bisa dirusak untuk mereka masuk ke Taman Monas .....

Pedagang keliling yang duduk di Taman Monas?? Jika tidak di edukasi, taman ini akan menjadi kotor dengan sampah2 yang bertebaran serta pedagang2 tanpa izin .....

Tidak heran melihat Taman Monas dipagari dengan pagar tinggi dengan kesan angkuh dan sombong!

Ok! Sekarang, mari kita lihat taman2 kota di sekeliling Jakarta. Dimana aku sebelum aku sait stroke ini, aku sering berkeliling dengan anak2ku untuk bermain di beberapa taman kota di Jakarta. Aku sering bermain otopet, atau bermain sepeda serta virgorboard dengan anak2ku di Taman Menteng serta Taman Surapati. Aku beerapa kali bermain di Taman Kelapa Gading serta di Ragunan.

Taman Suropati memang hanya taman kecil, tidak sebnding dengan Taman Monas, begitu juga Taman Menteng.  Tetapi aku mengamati kedua taman ini tetap terpelihara dengan baik. Sepertinya pengelola 'keras' dengan wawrga kota yang bisa membuat gaduh disana. Seperti para tunawisma yang tidak pernah terlihat disana, mud mudi yang berpacaran dengan tidak senonoh atau pedagang2 yang tertib berdagang di luar area taman. Sehingga ku dan anak2ku nyaman bermain disana .....

Lalu bagaimana dengan Taman Monas? Memang, Taman Monas tetap terbuka untuk umum. Mereka bisa masuk lewat 1 pintu masuk saja. Tetapi, sunggu, dengan paga2 besar dan tinggi yang terlihat angkuh dan sombong, warga kota merasa segan dan malas untuk masuk kesana! Apalagi, jika ada wisatawan lokal dari luar kota ( apalagi belum pernah ke Jakarta ). Aku sangat yakin, mereka taku untuk masuk dan hanya  berdiri di pinggir2 pagar2 tinggi, dan Taman Monas tetap 'angkuh' menjaga martabatnya ......

***

Sebagai warga kota, apalagi sebagai urban planner serta arsitek humanis, aku sangat menyayangkan sebuah icon Taman Kota yang dijaga oleh pagar2 angkuh untuk menjaga martabat taman kota yang bersih dan nyaman. Tetapi taman ini tidak bisa dinikmati oleh warga kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun