Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Perlintasan Rel Kereta, Berhantu? Hiiiii...

3 Januari 2014   14:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:12 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_313303" align="aligncenter" width="612" caption="www.megapolitan.kompas.com"][/caption]

Coba amati foto di atas :

Antara besi rel kereta, aspal meninggi. Terlihat, aspal tidak rata ( memang tidak rata karena 'dikorup', atau aspal 'turun' ). Ini sangat membahayakan, karena roda kendaraan bisa tersangkut, sementara ini adalah 'daerah rawan'.....

Tahun Baru. Seharusnya, awal tahun merupakan semangat untuk melakukan yang lebih baik lagi di tahun 2 sebelumnya. Itu adalah pemikiran orang2 normal. Bahwa kita akan melakukan yang lebih baik lagi! Aku belum menemukan orang2 yang melakukan yang sebaliknya. Mau melakukan yang lebih buruk dari tahun2 sebelumnya .....

Benarkah itu?

Semuanya tetap ada kemungkinannya. Probabilitasnya cukup besar, ketika kita sadar bahwa manusia ada milyardan orang di dunia, bahkan di Indonesia pun lebih dari 200 juta manusia, yang berbenturan dari latar belakangnya, agamanya, strata sosialnya, pemikirannya, dan semuanya sesuai dengan yang diciptakan Tuhan kepada masing2 makhluknya.

Di Jakarta pun demikian. Ketika pemerintah daerah Jakarta berusaha untuk terus meningkatkan pelayanannya bagi warga kota, masih banyak orang yang tidak ikut serta berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan warga, yang paling tidak untuk dirinya sendiri. Pengerusakan2 dan pencurian2 fasilitas2 perkotaan masih kerap ada, walau fasilitas2 kota itu merupakan salah satu kesejahteraan warga kota itu sendiri. Mereka hanya egois, untuk keuntungan pribadinya saja .....

Kupikir, warga Jakarta yang mengerti dan peduli sudah sangat terganggu dengan banyak sekali perlintasan kereta api yang tidak bisa 'mengayomi' warga. Antara rel kereta dan jalan aspal, sebagian besar rusak. Biasannya ditambal dengan batu2, atau aspal yang asal2an, yang membuat seing kali roda kendaraan 'tersangkut', susah berjalan ataupun harus sangat pelan karena lubang2 yang berat. Sehingga justru di perlintasan kereta api yang sedianya adalah tempat paling 'berbahaya', yang harus cepat2 dilewat, tetapi justru sering menghambat perjalanan semua kendaraan.

Mau bukti?

Coba deh lewat perlintasan kereta. Amati. Rasakan. Apakah nyaman untuk melintasi rel kereta? Apakah ada lubang2? Apakah  nyaman untuk melintasina? Pastikan sendiri .....

***

Konsep perlintasan rel kereta itu justru sebuah konsep yang detail. Bahwa di perlintasan ketera api merupakan 'daerah rawan'. Disana bisa tiba2 saja ada kereta yang lewat dengan cepat, ada 'force majeure' atau apapun, sehingga jika kita melintasinya seharusnya dengan cukup cepat, segera tetapi tetap berhati2.

Perlintasan kereta api adalah 'daerah' yang harus 'dilindungi'. Artinya, di daerah itu banyak rambu2 lalu lintas untuk pemakai jalan raya berhati2. Karena untuk pengguna jalan raya, akan menjadi tidak berhati2 karena SUDAH BIASA! Mereka melihat perlintasan jalan kereta sebagai jalan biasa, sehingga jika tidak berhati2, akan menerobosnya, bahkan pintu sudah ditutup tetapi tetap menerobosnya. Sehingga banyak terjadi kecelakaan.

1388734847600334161
1388734847600334161

1388734890590680296
1388734890590680296

Sepintas, perlintasan rel kereta ini 'baik2 saja', tetapi ini adalah perlintasan yang sama untuk kami ke Gereja di Pasar Minggu. Kami memutar dari arah Jalan Raya Pasar Minggu ke arah Depok, kembali ke kompeks Pertanian.

Perlintasan ini sangat parah! Roda mobil kami selalu tersangkut. Dan cukup lama untuk melintas 2 jalur kereta disana. Padahal, aku sering 'dag dig dug', karena kereta sering melintas disana tiap beberapa menit sekali ( Commuter Dejabotabek ).

13887349521532644416
13887349521532644416

13887349872073731540
13887349872073731540

Hampir semua perlintasan kereta di Indonesia sangat rawan bagi keselamatan pengguna jalan, bahkan bagi semua warga kota ..... Coba lihat! Justru di 'daerah rawan' ini hanya memakai 'jalan tambalan', hanya pasir atau aspal yang asal2an, yang bisa membuat roda kendaraan tersangkut atau terpeleset, khususnya kendaraan roda dua .....

Beberapa kali aku berada di Amerika dan negara2 besar yang peduli dengan keselamatan dan kesejahteraan wawrganya, mambuat aku banyak berpikir. Bahwa sudah selayaknya lah Indonesia lebih memiirkan keeselamatan dan kesejahteraan warganya. Bukan hanya pemerintahnya saja, melainkan juga antara manusianya, sehingga bisa saling mendukung. Salah satunya tentang perlintasan kereta api.

Beberapa yang aku pikirkan tentang perlintasan kereta api, adalah :

1. Ketinggian antara rel kereta dengan jalan kendaraan ( beton atau aspal ), HARUS SAMA, sehingga kenyamanan berkendara bisa menjadi 'visi penyelamatan' pegguna jalan.

Seperti yang aku tuliskan diatas, bahwa daerah perlintasan kereta merupakan 'daerah rawan', dan akan ada banyak kecelakaan disana.

1388735019310765181
1388735019310765181

1388735062658093715
1388735062658093715

Di Michigan City dan di Forth Worth Texas, Amerika Serikat. Antara besi rel ketera dengan jalan TINGGINYA SAMA, sehingga nyaman untuk digunakan dan tidak ada yang tersangkut, yang bisa membahayakan warga ......

2. Bantalan antara rel kereta dengan jalan kendaraan ( beton atau aspal ), HARUS TIDAK CEPAT RUSAK.

Masalahnya, perlintasan ini pasti dipakai oleh semua jenis kendaraan. Untuk kendaraan besar seperti truk tronton, akan bisa merusak perlintasan karena ada 2 material yang berbeda ( Komposit : besi rel kereta dengan beton atau aspal ). Sebuah komposit merupakan 'daerah rawan' rusak.

1388735233335884606
1388735233335884606

13887351561682438311
13887351561682438311

Di Alberta dan Oregon, Amerika. Di tiap perlintasan kereta, menggunakan material yang lain. Sepertinya, aspal tidak direkomendasikan sebagai fokus perlintasan. Mereka menggunakan BETON, yang memang jauh lebih kut dari pada aspal ( material putih itu adalah beton dan yang abu2 adalah aaspal ).

3. Akan banyak membantu antaran rel kereta dan jalan kendaraan MENGGUNAKAN MATERIAL YANG SAMA atau hampir sama.

Di beberapa perlintasan kereta di Amerika, mereka menggunakan list besi di setiap ujung yang memang harus mempunyai space atau jarak, sehingga tidak cepat rusak. Dan bisa dipakai sepanjang tidak rusak.

13887353161221395547
13887353161221395547

Di Omaha, Amerika. Di tiap jeda rel, memang ada space untuk lubang. Dan antara spave itu, menggunakan material besi untuk list, sehingga tidak cepat rusak.

4. Juga, pengguna jalan akan lebih 'aware' jika perlintasan menggunakan WARNA BERBEDA dengan jalan disekitarnya, misalnya berwarna merah atau kuning.

Juga dengan memberikan banyak rambu2 bahaya untuk pengguna jalan lebih 'aware' tentang keselamatan. Kepedulian pengguna jalan, harus terus diasah untuk keselamatan warga.

13887353741007774042
13887353741007774042

Di Solo, sudah peduli dengan pelintasan rel. Dengan rata rel dan jalan kendaraan serta warna kuning yang bisa membuat mata pengendara menjadi lebih 'awas' dan aware dengan keselamatan.

5. Jika rusak, misalnya ada kecelakaan, atau memang sudah aus ( INGAT : semua material tetap mempunyai 'lifetime', sesai dengan jenis materialnya. Yang jelas, besi lifetime nya lebih lama dari pada dengan aspal ), HARUS SEGERA DIPERBAIKI.

Bukan hanya menunguu waktu perintah atau waktu pemerintah yang memperbaikinya, tetapi jika memungkinkan HARUS SEGERA dengan swadaya masyarakat. Bawa pemerintah bertanggung jawab untuk hal ini, tetapi masyarakat harus juga peduli dengan nyawa orang lain .....

6.       Dan sebagainya .....

Untuk di kota2 besar dunia pun, masih ada juga kecelakaan2 di perlintasan jalan kereta. Itu pun mereka sudah aware dengan keselamatan. Biasanya, si pengguna jalan sedang mabuk atau sebuah kesalahan manusia ataupun memang 'force majeure' ( tidak bisa dihindarkan ), tetapi BUKAN karena ketidak-pedulian warga kota di sebuah negara, seperti di Jakarta.

Mereka bahkan tetap aware berkendaraan setiap melintasi perlintasan kereta, walau tidak mempunyai palang penutup. Untuk melintas, mereka pasti berhenti dulu, BENAR2 BERHENTI! Lalu mereka menengok kanan-kiri, tanpa kendaraan saling berebut, lalu terus melintas dengan tetap berhati2, sesuai dengan lajurnya! Bukan saling serobot seperti di Jakarta!

13887354171821413835
13887354171821413835

Di Alberta, Amerika. Bahkan di kota kecil yang sepipun, untuk melintasi perlintasan kereta, mereka akan BERHENTI, dan melihat kiri-kanan sebelum melintasinya! Tanpa palang penutup, mereka sadar akan keselamatan pribadi ......

1388735549586986927
1388735549586986927

Hmmmmm ......., Bagaimana dengan di Indonesia, khususnya di Jakarta? Bahkan palang pintu pun diterobos ..... dan mereka berada di dalam 'daerah rawan', sangat dekat dengan kereta yang melaju dengan sangat kencang .....

Ckckckck ...... menyedihkan! Apakah mereka tidak peduli dengan nyawa mereka?

Negara2 maju benar2 sudah mengerti tentang keselamatan diri serta warga nya. Mereka tidak akan saling menyerobot, apalagi di perlintasan kereta. Kepedulian seperti inilah yang kita butuhkan, bagi warga kota yang metropolita, seperti warga Jakarta.

Kerja sama antara warga dan pemerintah memang sangat dibutuhkan. Karena tanpa kerja sama, pemerintah ridakakan sanggup bekerja sendiri. Karena yang aku tahu dan sempat melihat sendiri bahwa fasilitas2 perkotaan sering merupakan sasaran anarkis, bahkan sengaja 'diambil' ( misalnya, besi pagar jalan, bahkan rel kereta) guna ( katanya ) menyambung hidup ......

Akan kan Jakarta khususnya mampu bekerja sama demi keselamatan dan kesejahteraan warga kota? Semoga ini menjadikan salah satu refleksi kehidupan kota metropolitan Jakarta di tahun 2014 ini .....

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun