***
Konsep perlintasan rel kereta itu justru sebuah konsep yang detail. Bahwa di perlintasan ketera api merupakan 'daerah rawan'. Disana bisa tiba2 saja ada kereta yang lewat dengan cepat, ada 'force majeure' atau apapun, sehingga jika kita melintasinya seharusnya dengan cukup cepat, segera tetapi tetap berhati2.
Perlintasan kereta api adalah 'daerah' yang harus 'dilindungi'. Artinya, di daerah itu banyak rambu2 lalu lintas untuk pemakai jalan raya berhati2. Karena untuk pengguna jalan raya, akan menjadi tidak berhati2 karena SUDAH BIASA! Mereka melihat perlintasan jalan kereta sebagai jalan biasa, sehingga jika tidak berhati2, akan menerobosnya, bahkan pintu sudah ditutup tetapi tetap menerobosnya. Sehingga banyak terjadi kecelakaan.
Sepintas, perlintasan rel kereta ini 'baik2 saja', tetapi ini adalah perlintasan yang sama untuk kami ke Gereja di Pasar Minggu. Kami memutar dari arah Jalan Raya Pasar Minggu ke arah Depok, kembali ke kompeks Pertanian.
Perlintasan ini sangat parah! Roda mobil kami selalu tersangkut. Dan cukup lama untuk melintas 2 jalur kereta disana. Padahal, aku sering 'dag dig dug', karena kereta sering melintas disana tiap beberapa menit sekali ( Commuter Dejabotabek ).
Hampir semua perlintasan kereta di Indonesia sangat rawan bagi keselamatan pengguna jalan, bahkan bagi semua warga kota ..... Coba lihat! Justru di 'daerah rawan' ini hanya memakai 'jalan tambalan', hanya pasir atau aspal yang asal2an, yang bisa membuat roda kendaraan tersangkut atau terpeleset, khususnya kendaraan roda dua .....
Beberapa kali aku berada di Amerika dan negara2 besar yang peduli dengan keselamatan dan kesejahteraan wawrganya, mambuat aku banyak berpikir. Bahwa sudah selayaknya lah Indonesia lebih memiirkan keeselamatan dan kesejahteraan warganya. Bukan hanya pemerintahnya saja, melainkan juga antara manusianya, sehingga bisa saling mendukung. Salah satunya tentang perlintasan kereta api.