Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

'Tenun Songket Bali' : Budaya dan Tradisi yang Menambah Cantik Indonesia

13 September 2013   16:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:57 5348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah itu, mulai dengan pengikatan pola2 tersebut, benang dicelup dan diwarnai sesuai denan desain. Dan setelah kering, benang sudah bisa ditenun menjadi kain.

Pada Tenun Songket, selalu disisipkan benar emas atau perak. Bisa juga benag tembaga. Benang2 warna warni adalah yang menjadika Tenun Songket sangat menarik! Padu padan warna merupakan hasil desain yang luar biasa bagi sebuah Tenun Songket Bali. Begitu juga tentang corak,sesuai dengan desain atau pesanan. Tetapi kemungkinan besar, pembeli justru mencari Tenun Songket dengan corak Bali!

Karena tenun ini memakai banyak benang, sebuah kain Songket akan terasa sangat kaku dan berat. Ya, sebenarnya dulu Tenun Songket memang hanya untuk upacara2 bali saja, sehingga tidak di jahit. Tetapi sekarang, Tenun Songket sudah menjadi produk fashion, dan itu menjadi kain ini cukup sulit untuk dijahit. Sehingga busana2 fashion akan sangat terbatas jika menggunakan Tenun Songket.

Ibu Wayan, salah satu penen Songket yang aku ajak bicara mengatakan bahwa, jika untuk upcara ritual, corak akan menjadi sakral jia sudah di berkati, sehingga corak ini tidak akan di'ganggu'. Tetapi karena penduduk Bali memang terbuka dengan hal2 baru, mereka akan mengambil corak2 baru dari alam sekitarnya, seperti bunga, daun atau desain2 modern yang disederhanakan.

1379065027478596923
1379065027478596923

Ibu Wayan, seorang perempuan Bali yang sudh menjadi penenun Songket sejak turun temurun dari keluarganya. Dia melai belajar menenun sejak 5 tahun, dan Songket hasil tenunannya bisa selesai dalam 2 atau 3 bulan dan dihargai antara 2 juta sampai 10 juta .....

1379065071836216902
1379065071836216902

1379065112700358172
1379065112700358172

Aku sangat tertarik mendengar cerita ibu Wayan ......

Bagi penenun2 yang emang hanya belajar dari lingkungan ( tidak sekolah tentang seni dan budaya ) seperti ibu Wayan, corak , warna dan desain Tenun Songket tidak di polakan. Mereka sudah terdidik untuk bisa menenun dengan baik, walaupun akan terlihat mulai statis. Lain dengan perempuan2 yang 'belajar' lewat pemikiran2 yang moderen, melihat2 buku2 untuk inspirasi, ataupun lewat beberapa pengamatan kecil bagi pola2 baru. Dan itu yang mulai diminati oleh turis manca negara, walau untuk desain Tenun Songket yang klasik pun, masih mempunyai 'pasar' tersendiri .....

Seperti Batik Tulis yang klasik, mempuyai 'pasar' tersendiri tetapi Batik modern sekarang ini, banyak diminati oleh perempuan2 muda untuk baju2 fashion cantik .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun